commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian dalam skripsi ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, di antaranya yaitu sebagai berikut: 1
perencanaan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi, dan 4 analisis dan refleksi. Sebelum hasil penelitian dipaparkan, pada bab ini akan
diuraikan terlebih dahulu mengenai hasil dari survei awal pratindakan kegiatan pembelajaran menyimak siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban
Sukoharjo. Dengan demikian, pada bab ini akan dikemukakan tentang beberapa hal, yakni: 1 survei awal proses pembelajaran menyimak; 2 pelaksanaan
tindakan dan hasil penelitian; dan 3 pembahasan hasil penelitian.
A. Survei Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran
menyimak, khususnya dalam menyimak cerpen anak. Survei awal ini juga dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan menyimak siswa.
Hasil dari survei awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan selanjutnya. Survei awal ini
dilakukan dengan dua langkah yaitu observasi lapangan dan wawancara dengan guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
menyimak cerpen anak. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di tempat duduk paling belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
belajar mengajar serta aktivitas siswa dan guru. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas dan beberapa siswa kelas V. Dari
wawancara tersebut, diketahui bahwa ada permasalahan dalam pembelajaran menyimak pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak guru pada hari Senin, 4 Oktober 2010, diperoleh data yaitu terdapat masalah dalam pembelajaran
menyimak. Menurut guru, pembelajaran menyimak belum dapat berjalan dengan
61
commit to user 62
maksimal. Hal ini disebabkan minat siswa dalam pembelajaran menyimak yang masih sangat kurang. Siswa yang memperhatikan dan aktif dalam proses
pembelajaran menyimak hanya siswa tertentu saja, siswa yang lain cenderung diam dan asyik dengan aktivitasnya sendiri. Guru mengakui kalau selama ini
hanya menggunakan metode mengajar yang konvensional saja. Sebenarnya guru sudah berusaha tegas kepada para siswa agar mereka mau memperhatikan, namun
masih kurang berhasil. Dari hasil wawancara dengan guru kelas, guru menyatakan bahwa belum menemukan metode yang tepat untuk diterapkan dalam
pembelajaran menyimak. Guru mempunyai asumsi bahwa jika metode dan teknik pembelajaran tepat, minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menyimak
pasti akan bisa ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, pada umumnya mereka
menjawab tidak begitu suka mengikuti pembelajaran menyimak. Siswa menyatakan pembelajaran menyimak itu lebih susah dibandingkan dengan
pembelajaran pada keterampilan berbahasa yang lain. Siswa mengaku kesulitan dalam mengingat bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Siswa juga merasa
bosan dengan pembelajaran menyimak yang begitu-begitu saja. Bahan simakan yang cukup panjang, hanya dibacakan satu kali oleh guru di depan kelas, setelah
itu siswa langsung diminta menjawab pertanyaan terkait dengan bahan simakan yang sudah dibacakan, tanpa ada pengulangan pembacaan bahan simakan.
Berdasarkan observasi pratindakan dan diskusi dengan guru dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan-permasalahan tersebut.
Pertama, siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Hal tersebut menyebabkan siswa malas dalam mendengarkan bahan simakan yang
dibacakan oleh guru. Kedua, siswa mengalami kesulitan dalam mengingat bahan simakan yang telah dibacakan oleh guru. Hal ini juga menyebabkan siswa
cenderung acuh dan tidak memperhatikan guru, serta menganggap bahwa pembelajaran menyimak itu sulit. Ketiga, siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak banyak mengacungkan jari pada saat guru memberikan pertanyaan terkait bahan simakan yang telah
dibacakan. Keempat, guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
commit to user 63
dalam proses pembelajaran menyimak. Guru menggunakan metode konvensional dan terlihat hanya sebatas menyampaikan materi tanpa memperhatikan kualitas
proses pembelajaran. Kelima, guru kurang memantau siswa dan kurang memberikan motivasi kepada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian, hasil kegiatan survei awal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.
1. Siswa terlihat kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat survei awal ini, terungkap bahwa siswa menunjukkan sikap kurang antusiaskurang berminat
terhadap pembelajaran menyimak, khususnya menyimak cerpen. Sebanyak 57 siswa 12 siswa tidak fokus pembelajaran, pada umumnya siswa tersebut
duduk di bangku bagian belakang. Siswa yang tidak fokus terlihat dari tingkah laku mereka yaitu berbicara dengan teman sebangku, menempatkan kepala di
atas meja dan tidak menghadap ke arah papan tulis, ada juga siswa yang terlihat menulis namun ternyata ia sedang menulis surat untuk teman di
bangku sebelahnya, serta ada siswa yang dalam proses pembelajaran menyimak tersebut berpindah-pindah tempat duduk sehingga membuat
suasana bertambah gaduh. Siswa yang fokus terhadap pembelajaran sebanyak 43 9 siswa.
Gambar 4. Siswa Tampak Tidak Fokus dalam Proses Pembelajaran Menyimak
commit to user 64
2. Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat bahan simakan yang telah
dibacakan oleh guru. Pada saat survei awal, terlihat siswa mengalami kesulitan dalam
mengingat bahan simakan yang dibacakan oleh guru. Saat guru selesai membacakan bahan simakan, guru memberikan pertanyaan secara lisan
kepada siswa terkait bahan simakan, yang kemudian guru langsung memberikan ulangan tertulis. Beberapa siswa tampak menggerutu dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan terlihat kesulitan dalam mengerjakan soal. Mereka juga menanyakan kembali isi dari bahan simakan
yang telah dibacakan. Mereka meminta guru membacakan ulang bahan simakan agar bisa menjawab soal ulangan yang diberikan oleh guru tersebut.
3. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran menyimak
Selama proses pembelajaran menyimak pada survei awal ini tampak bahwa siswa kurang aktif. Siswa seolah tidak peduli dengan pembelajaran
menyimak tersebut. Hanya ada beberapa siswa saja yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang lain tampak diam saja dan
pasif, tidak mau ikut berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru. Kelas dengan jumlah 21 siswa, hanya 24 siswa yang aktif 5 siswa yang
aktif dari 21 siswa, sedangkan 76 siswa masih belum aktif dalam pembelajaran menyimak.
4. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran menyimak Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa dan
guru kelas mengenai teknik pembelajaran menyimak yang sering digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa teknik yang selama ini digunakan guru masih
bersifat konvensional. Guru hanya menerangkan dan membacakan bahan simakan dengan ceramah tanpa menggunakan metode ataupun media yang
mendukung. Guru hanya membacakan bahan simakan satu kali kemudian langsung memberikan soal tertulis kepada siswa terkait bahan simakan yang
telah dibacakan. Guru juga kurang memberikan perhatian kepada siswa. Akibatnya, banyak siswa yang tidak fokus saat guru membacakan bahan
commit to user 65
simakan dan banyak juga siswa yang tidak aktif dalam merespon pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru.
5. Guru kurang memantau siswa dan kurang memberikan motivasi kepada siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, terlihat bahwa guru
kurang memantau kegiatan menyimak siswa. Pada saat guru membacakan bahan simakan, guru tidak memperhatikan bagaimana kondisi siswa, sehingga
banyak siswa yang sibuk dengan aktivitas pribadi. Selain itu, guru juga kurang memberikan motivasi kepada siswa. Guru menerangkan dengan ceramah,
kemudian memberikan tes tertulis kepada siswa terkait bahan simakan yang telah dibacakan. Setelah itu guru duduk dan hanya sesekali saja mengingatkan
siswa untuk tidak mencontek. Guru juga tidak menghiraukan siswa yang minta bahan simakan dibacakan ulang. Dengan demikian guru kurang memantau
siswa yang tidak aktif, siswa yang melakukan kegiatan pribadi, dan siswa yang tidak memperhatikan bahan simakan dengan baik.
Gambar 5. Guru Kurang Memperhatikan Siswa Saat Membacakan Cerpen Adapun perolehan nilai pratindakan keterampilan menyimak cerpen
pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo adalah 14 siswa masih belum tuntas, masih memperoleh nilai kurang dari 65. Ada 1
siswa mendapat nilai 25, 1 siswa juga memperoleh nilai 30, 2 siswa mendapat nilai 40, 4 siswa mendapat nilai 45, 2 siswa yang mendapat nilai 50, 1 siswa
commit to user 66
mendapat nilai 55, dan ada 3 siswa yang mendapat nilai 60. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak cerpen pada survei awal ini ada 7 siswa.
Perincian nilai siswa yang tuntas adalah ada 1 siswa yang mendapat nilai 65, ada 4 siswa mendapat nilai 70, dan 2 siswa mendapat nilai 75. Dengan
demikian, nilai terendah pada pembelajaran menyimak cerpen pratindakan ini adalah 25 sebanyak 1 siswa. Nilai tertinggi pembelajaran menyimak cerpen ini
adalah 75 yang berhasil diperoleh oleh 2 siswa. Rata-rata nilai menyimak cerpen pada pembelajaran pratindakan ini adalah 54,5 dengan persentase
ketuntasan adalah 33,3 . Setelah melakukan pengamatan kondisi awal, guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan dalam pembelajaran menyimak. Akhirnya tercapai kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas bersama guru sebagai kolaborator dengan mengambil judul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran
20102011 ”.
commit to user 67
Tabel 9. Nilai Tes Kemampuan Menyimak Cerpen pada Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo, Survei Awal
No. No. Induk
Nama Siswa Nilai
1. 3469
Agus Suparno 70
2. 3489
Agustina Dwi Rahmawati 60
3. 3490
Agitalia Eka Pratama 65
4. 3491
Arun Rahmawati 45
5. 3492
Afri Baida Asiyah 70
6. 3493
Anggun Puspa Ningrum 25
7. 3494
Ago Hardianto Putra 50
8. 3496
Amalia Khoirunnisa 45
9. 3497
Bastiar Stiba Gilang Pandega 40
10. 3500
Erfan Hayqal Wiranto 60
11. 3501
Henri Wibowo 40
12. 3502
Imron Syafei 75
13. 3503
Kadek Deny Setiyo Budi 50
14. 3504
Kurniawati 60
15. 3507
Ngesti Untari Setiarini 45
16. 3508
Nanik Fitri Nur Ramadhani 45
17. 3510
Rizki Maulina 70
18. 3511
Radityo Tri Anjasmoro 70
19. 3514
Taufiq Nuril Anwar 75
20. 3516
Wahyu Ningsih 55
21. 3554
Munik Diah Alvianti 30
Keterangan: Siswa yang
mendapatkan ketuntasan belajar KKM ≥ 65 sebanyak 7 siswa. Jadi, persentase siswa yang mendapatkan ketuntasan belajar adalah 33,3 .
commit to user 68
B. Hasil Penelitian