commit to user 27
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Jadi dalam pembelajaran kooperatif ini, unsur bekerjasama
dengan teman yang lain sangat ditonjolkan agar semua siswa dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.
Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik,
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.
b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama. Ibrahim dalam Trianto, 2007: 44 menyatakan bahwa tujuan- tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
1 Hasil belajar akademik.
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
commit to user 28
2 Penerimaan terhadap keragaman perbedaan individu.
Tujuan lain dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan saling menghargai satu dengan yang lain.
3 Pengembangan keterampilan sosial.
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting untuk dimiliki oleh para siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini
dalam mengatasi masalah sosial yang semakin kompleks, serta tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global untuk
memenangkan persaingan tersebut.
c. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam aktivitas pembelajaran, tidak semua belajar kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Suprijono 2010: 58 menyatakan
bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran koopertif harus diterapkan. Lima unsur tersebut yaitu: 1 saling
ketergantungan positif positive interdependence, 2 tanggung jawab perseorangan personal responsibility, 3 interaksi promotif face to face
promotive interaction, 4 komunikasi antaranggota interpersonal skill, 5 pemrosesan kelompok group processing. Breach, et al 2009: 1 menyatakan:
“Cooperative learning CL is a novel method of education that focuses on integration of multiple methods of interaction and cooperation. Five basic
elements constitute CL: positive interdependence; face-to-face interaction; individual accountability; social skills; group processing. The CL approach
involves group work and it has been shown to assist with retention of information and improv
e interest in the subject matter.”
commit to user 29
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka dapat kita ketahui bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan metode baru dalam dunia pendidikan
yang berfokus pada integrasi beberapa metode interaksi dan kerjasama. Lima elemen dasar pembelajaran kooperatif yaitu meliputi: saling ketergantungan
positif, face-to-face interaksi, akuntabilitas individu, keterampilan sosial, dan pengolahan kelompok. Selain itu, model pembelajaran kooperatif melibatkan
kerja kelompok dan telah dipergunakan untuk membantu penyimpanan informasi dan meningkatkan minat pada materi pelajaran tertentu.
Lie 2008: 31 juga mengemukakan adanya lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif.
1 Saling ketergantungan positif positive interdependence.
Siswa harus merasa senang bahwa mereka saling tergantung positif dan saling terikat sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses bila
siswa lain juga tidak sukses, dengan demikian materi tugas haruslah mencerminkan aspek saling ketergantungan, seperti tujuan belajar, sumber
belajar, peran kelompok dan penghargaan. Selain itu, guru perlu menciptakan kelompok kerja yang efektif serta menyusun tugas yang diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. 2
Tatap Muka face-to-face interaction. Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan
yang lainnya dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan memberikan sum-
bangan pikiran dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mengembangkan keterampilan komunikasi secara efektif.
3 Tanggung jawab perseorangan individual accountability.
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari materi dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok. Hal inilah yang menuntut
tanggung jawab perseorangan untuk melaksanakan tugas dengan baik. 4
Komunikasi antaranggota. Keterampilan sosial sangat penting dalam belajar kooperatif dan harus
diajarkan pada siswa. Siswa harus dimotivasi untuk menggunakan keteram-
commit to user 30
pilan berinteraksi dalam kelompok yang benar sebagai bagian dari proses belajar. Keterampilan sosial yang perlu dan sengaja diajarkan seperti tenggang
rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri
dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi. 5
Evaluasi proses kelompok group processing. Guru perlu mengalokasikan waktu khusus untuk mengevaluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerja sama agar selanjutnya anggota kelompok dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Siswa memproses keefektifan kelompok
mereka dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang dan mana yang tidak, dan mambuat keputusan terhadap tindakan yang bisa
dilanjutkan atau yang perlu diubah. Fase-fase dalam proses kelompok meliputi umpan balik, refleksi dan peningkatan kualitas kerja.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif