Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu proses pembelajaran memang sudah seharusnya dilaksanakan secara maksimal, karena jika tidak, hasil pembelajaran pun akan ikut terganggu. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: guru pendidik, bahan ajar atau materi ajar, alat atau media yang digunakan, metode yang dipilih, pendekatan dalam pengajaran, siswa peserta didik, serta lingkungan yang semuanya itu merupakan komponen dalam sistem instruksional atau sumber belajar. Hadi, dkk. 2000: 18-27 menyatakan bahwa dalam mewujudkan pendidikan yang baik, maka diperlukan faktor-faktor atau unsur- unsur pendidikan yang meliputi 1 peserta didik, 2 pendidik, 3 interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik, 4 isi pendidikan, dan 5 konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan. Seorang guru mempunyai peran penting dalam memilih dan menentukan sumber belajar apa yang akan digunakannya dalam mendukung proses belajar. Salah satunya adalah menentukan metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan lebih efektif terhadap pencapaian hasil belajar yang optimal. Sagala 2007: 201 menyatakan bahwa untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran juga akan sangat berpengaruh pada pengelompokan subjek belajar, yang pada akhirnya berpengaruh pula pada proses dan hasil penilaian suatu mata pelajaran, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia yang mencakup empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa sangat penting untuk diajarkan di sekolah karena dengan penguasaan terhadap keterampilan berbahasa berarti telah meningkatkan keterampilan anak didik dalam berbahasa yang mempunyai tujuan- tujuan dalam tindak bahasa yang digunakan. Soeparno 1993: 1 menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda arbitrer yang konvensional, yang 1 commit to user 2 maksudnya yaitu bersifat mana suka namun mengikuti kaidah-kaidah yang teratur. Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti manusia dalam setiap kegiatannya Oka dan Suparno, 1994: 34. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menyimak, di samping keterampilan berbahasa lainnya yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Tarigan, 2008: 31. Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicara pun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya. Menyimak mempunyai peran penting dalam berbagai hal terutama dalam tindak tutur berbahasa. Bukan hanya itu, dalam dunia pendidikan pun keterampilan menyimak juga sangat diperlukan. Pemberian materi oleh pendidik melalui komunikasi verbal yang berbentuk ujaran selalu peserta didik dapatkan setiap harinya dalam proses pembelajaran. Untuk itu, peserta didik perlu menguasai adanya keterampilan menyimak guna penguasaan materi yang telah disampaikan. Menyimak merupakan keterampilan mendasar dalam aspek keterampilan berbahasa di samping keterampilan yang lain, yaitu berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan maupun kegagalan dalam keterampilan menyimak akan mempengaruhi keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, keterampilan menyimak seharusnya diajarkan sejak dini dalam pelajaran commit to user 3 berbahasa di Sekolah Dasar. Untuk kelas V SD khususnya, pembelajaran menyimak pada semester genap yaitu memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan, yang salah satu kompetensi dasarnya berisi tentang identifikasi unsur cerita tokoh, tema, latar, amanat. Jadi dari pembelajaran ini diharapkan siswa mampu mengidentifikasi unsur cerita yang meliputi tokoh, tema, latar, dan amanat dalam cerita yang telah diperdengarkan atau dibacakan oleh guru. Fakta tentang rendahnya kemampuan menyimak peneliti temukan pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 20102011. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, Anita Karmila, A.Ma. pada hari Senin, 4 Oktober 2010 diperoleh data bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran menyimak. Berdasarkan data nilai pada materi pembelajaran menyimak, lebih dari 50 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo yaitu 65. Adapun fakta dari rendahnya kemampuan menyimak siswa ini peneliti dapatkan berdasarkan pada nilai hasil ulangan yang dilakukan oleh guru dalam materi menyimak pada semester I, yaitu tentang mengidentifikasi unsur cerita rakyat. Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Menyimak Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo No Nilai Siswa Jumlah Persentase Ket Laki-laki Perempuan 1. 65 7 9 16 76 Tidak tuntas 2. 65 2 3 5 24 Tuntas Jumlah 21 100 Keterangan: Berdasarkan hasil nilai ulangan menyimak pada siswa di kelas V commit to user 4 Setelah melakukan wawancara dengan guru, peneliti kemudian melakukan observasi kelas pada saat pembelajaran menyimak berlangsung. Hasil data yang diperoleh saat observasi awal tersebut adalah sebanyak 57 siswa 12 siswa tidak fokus pembelajaran, pada umumnya siswa tersebut duduk di bangku bagian belakang. Siswa yang tidak fokus terlihat dari tingkah laku mereka yaitu berbicara dengan teman sebangku, menempatkan kepala di atas meja dan tidak menghadap ke arah papan tulis, ada juga siswa yang terlihat menulis namun ternyata ia sedang menulis surat untuk teman di bangku sebelahnya, serta ada siswa yang dalam proses pembelajaran menyimak tersebut berpindah-pindah tempat duduk sehingga membuat suasana bertambah gaduh. Intinya mereka sibuk sendiri dan tidak memperhatikan guru yang sedang membacakan bahan simakan. Siswa yang fokus terhadap pembelajaran sebanyak 43 9 siswa, sedangkan sebanyak 24 5 siswa aktif dalam pembelajaran, terlihat ketika guru melempar beberapa pertanyaan, siswa tersebut mencoba menjawab pertanyaan dengan mengacungkan jari tangan mereka, sedangkan 76 16 siswa tidak aktif terhadap pembelajaran karena sibuk dengan kegiatannya sendiri maupun karena tidak tahu akan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kegiatan menyimak tidak berjalan dengan baik pada kelas V yang terlihat pada 1 peserta didik kurang berminat dan tidak termotivasi dalam pembelajaran, tidak memperhatikan dan sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga tidak menyimak dengan baik. Hal tersebut merupakan hal yang bertolak dari pengertian menyimak yaitu menyimak dengan memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang, oleh karena itu dalam menyimak diperlukan suatu kemampuan khusus. Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang harus dikuasai oleh peserta didik, 2 beberapa peserta didik masih kurang mampu dalam mengingat dan menyimpulkan pesan yang telah didengar, padahal dalam kegiatan menyimak tidak hanya mendengar saja namun juga harus dapat mengungkapkan kembali pesan yang telah didengar dan dapat membuat kesimpulan, 3 rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, terlihat pada sedikitnya siswa yang maju secara sukarela dan sedikitnya siswa yang merespon pertanyaan yang disampaikan guru, dan 4 penggunaan metode dan media yang commit to user 5 digunakan oleh guru yang kurang kreatif sehingga membuat pembelajaran berbahasa menjadi sesuatu yang membosankan. Tidak tepatnya metode dan media dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Pembelajar harus memperhatikan dan berkonsentrasi selama mereka melakukan kegiatan menyimak. Sikap perhatian dan konsentrasi dalam memahami apa yang mereka dengar, akan dapat meningkatkan kemampuan menyimak para pembelajar. Siswa harus menunjukkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Seperti yang dikemukakan oleh Gino, dkk. 2000: 36 bahwa terdapat unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi subjek yang belajar. Ketika semua unsur-unsur dinamis tersebut dapat lebih diperhatikan dan diupayakan secara maksimal, maka pembelajaran akan berjalan lancar. Demikian halnya, guru juga dituntut untuk dapat menerapkan strategi aktif dalam melaksanakan pembelajaran menyimak. Guru juga harus berupaya mengatur unsur-unsur dinamis tersebut dengan baik, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar menyimak yang baik diperlukan pula proses belajar-mengajar yang baik. Berdasarkan hal di atas peneliti berdiskusi dengan pihak guru yaitu Anita Karmila, A.Ma. untuk memberikan tindakan sebagai solusi dalam masalah pembelajaran menyimak tersebut. Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan akhirnya guru menyetujui solusi yang diberikan peneliti yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Selaku guru pengampu kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo, beliau menyetujui media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan kartu-kartu soal-jawaban, yang dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran menyimak, khususnya dalam mempermudah mengingat bahan simakan yang telah guru perdengarkan atau bacakan. Model pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak commit to user 6 satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian hasil yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial, yang selalu berinteraksi, saling membantu ke arah yang makin baik secara bersama “getting better together”. Nurhadi dalam Isjoni, 2009: 20 menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya, di antaranya adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan. Jadi dalam proses belajar di sini betul-betul diutamakan saling membantu di antara anggota kelompok. Alma, dkk. 2009: 81 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok, atau kelompok kerja, tapi memiliki struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan interdependensi yang efektif. Peserta didik dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal dengan mengatur proses belajar sedemikian rupa, para pembelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mendapatkan pengalaman belajar. Model pembelajaran ini dipilih peneliti dan diyakini mampu mengatasi masalah yang ada yaitu mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 20102011. Menyadari perlunya peningkatan keterampilan menyimak tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak, baik itu dalam proses pembelajarannya maupun dalam hasilnya. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi para pengguna bahasa pada umumnya dan para guru bahasa Indonesia khususnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam skripsi ini penulis memilih judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match Pada Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 01 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 20102011”. commit to user 7

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATERI PECAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUKTURAL DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SD N JETIS 04 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011

32 221 102

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 117

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK ... 1 PB

0 0 8

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 12