commit to user 26
pengalaman kehidupan saja. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang lebih ringkas, tidak sampai pada detil-
detil khusus yang ”kurang penting” yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen juga mempunyai
kemampuan mengemukakan secara lebih banyak yang sifatnya implisit dari sekedar apa yang diceritakan.
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para filosofis di awal abad Masehi yang mengemukakan bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki
pasangan atau teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan suatu masalah. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli dengan orang lain Isjoni,
2009: 23. Chen dan Kai-wen Cheng 2009: 6 menyatakan bahwa “… It can be
said that CL is a systematic and structured teaching strategy, which can overcome the drawback of conventional competitive learning and individual learning
methods in which the learning and acquiring of cooperative and social skills is usually neglected
.” Berdasarkan kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang bersifat sistematis
dan terstruktur, yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan masih menggunakan metode
pembelajaran individual, yang mana kemampuan belajar untuk memperoleh keterampilan sosial biasanya diabaikan.
Menurut Lie 2008:12, model pembelajaran kooperatif atau disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur. Suprijono 2010:54 juga menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
commit to user 27
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Jadi dalam pembelajaran kooperatif ini, unsur bekerjasama
dengan teman yang lain sangat ditonjolkan agar semua siswa dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.
Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik,
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.
b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif