b Pertemuan kedua. Jumat, 10 Mei 2013
Pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.
Pada pertemuan ini terdapat 4 orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mereview
pelajaran sebelumnya, lalu peneliti menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya tetapi hanya sebagian siswa yang
mengumpulkan, sedangkan sebagian yang lain belum mengumpulkan dengan alasan lupa dan ketinggalan di rumah
sehingga tugas
tersebut diserahkan
pada pertemuan
berikutnya. Pada pertemuan kali ini peneliti membagi kelompok diskusi dengan meminta siswa menulis nama
anggota kelompok, judul materi, rangkuman hasil diskusi, mencantumkan nama ketua.
Guru menampilkan video yang berdurasi sekitar 5 menit kemudian menayangkan ulang untuk memperkuat ingatan
siswa, siswa serius menyimak video sambil mencatat hal-hal penting yang ada dalam video sebagai upaya untuk
mengkritisi apa yang mereka tonton, sehingga ketika sesi tanya jawab berlangsung siswa aktif menjawab dan bertanya
dari hasil mengkritisi video, meskipun ketika siswa satu bertanya siswa lain masih ada yang tidak memperhatikan.
Selain itu, masih ada dua orang yang masih terlihat kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Pada sesi diskusi
masih ditemukan satu kelompok yang terlihat mengandalkan siswa yang rajin untuk mengerjakan tugas kelompok.
Sehingga peneliti mendatangi kelompok tersebut dan memotivasi mereka untuk bekerjasama dalam mengerjakan
tugas. Setelah itu, peneliti menjelaskan materi dalam bentuk powerpoint serta menjelaskan materi secara keseluruhan. Hal
ini dilakukan untuk memastikan siswa paham materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari
beberapa sumber, baik dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam.
Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan kedua.
Pada sesi ini penelliti menyadari kurang menariknya tampilan video sehingga peneliti perlu mengembangkan tampilannya
menjadi lebih menarik pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, observer
menyarankan peneliti
untuk memperbanyak
pemberian motivasi belajar terutama pada siswa yang sulit diatur, lebih menekankan lagi pada siswa yang lebih rajin
dalam mengerjakan tugas untuk sharing ke teman-teman sekelompoknya, perlu terus mengingatkan siswa untuk tetap
fokus ketika menonton video serta lebih mengingatkan siswa untuk lebih aktif ketika sesi kerja kelompok dengan cara
memberitahu siswa pentingnya memberi respon positif ketika siswa lain memberi pendapat pada sesi diskusi. Pada
pertemuan ini siswa sudah mulai terbiasa mencatat hal-hal penting dalam video yang mereka amati serta lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan adanya beberapa siswa yang bertanya.
c Pertemuan ketiga. Jumat, 17 Mei 2013
Pada pertemuan ketiga materi yang dipelajari adalah Tokoh ilmuwan
Muslim dan
peranannya dalam
kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. peneliti
membagi siswa ke dalam 4 kelompok diskusi yang dibagi sesuai tema. pembelajaran berjalan kondusif, sebagian besar
siswa fokus pada video yang guru tampilkan. Kemudian ketika sesi diskusi, sebagian besar siswa bekerjasama untuk
mengerjakan tugas kelompok kemudian mengumpulkannya pada guru.
Pada sesi diskusi, guru menjelaskan hal-hal yang belum jelas seperti kemajuan ilmu dan teknologi tidak terlepas dari
peran ilmuwan muslim dulu yang kemudian beberapa siswa membenarkan bahkan beberapa siswa telah mengetahui
sebelumnya. Peneliti memberi kesempatan siswa yang ingin bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Beberapa siswa ada
yang memberikan pendapat tentang kondisi ilmuwan masa bani Umayyah yang difasilitasi pemerintah, sedangkan siswa lain
adapula yang
menambahkan dari
hasil baca
dan pengamatannya terhadap video, sehingga diskusi berjalan
kondusif. Namun, masih ada dua orang siswa yang kurang memperhatikan, dan satu orang masih sedikit kurang fokus
karena diganggu temannya. Setelah diskusi berakhir, peneliti menjelaskan materi secara
keseluruhan dari bab yang dibahas pada hari itu. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa paham materi secara utuh.
Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari beberapa sumber, baik dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet,
maupun buku sejarah Islam. Selanjutnya, di akhir pembelajaran siklus I, peneliti
membagikan angket yang bertujuan untuk mengetahui respon dan peningkatan kecerdasan emosional siswa setelah
menggunakan metode Video Critic pada pembelajaran SKI. Guru menjelaskan cara mengisi angket serta maksud
pertanyaan yang dirasa kurang dimengerti. Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer
mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan ketiga. Pada sesi ini peneliti masih mendapati 3 orang siswa yang
kurang memperhatikan, dan satu orang masih kurang fokus karena gangguan teman yang bercanda. Selain itu, pada sesi
kerja kelompok beberapa siswa masih mengandalkan siswa yang lebih rajin untuk mengerjakan tugas. Pada sesi ini siswa
terlihat lebih kritis terhadap materi, seperti adanya siswa yang bertanya tentang peran besar para ilmuwan masa lampau
terhadap kemajuan sains dan teknologi saat ini. Selain itu pada sesi tanya jawab siswa yang pendiam ikut aktif bertanya.
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional siswa dalam
pembelajaran SKI dengan metode Video Critic masih perlu ditingkatkan sehingga diharapkan motivasi dan empati siswa
terhadap pembelajaran SKI dapat tercapai dengan optimal.
Gambar 4.2 Aktivitas siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran
3 Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, yaitu hasil observasi siswa serta hal-hal yang ditemukan pada proses
pembelajaran SKI mengggunakan metode Video Critic disertai angket siswa pada akhir siklus adalah sebagai berikut:
Pada siklus I, pembelajaran SKI dilakukan dengan penerapan metode Video Critic. Selama proses pembelajaran siswa
memberikan respon yang cukup baik pada penerapan metode Video Critic. Pada setiap awal kegiatan, guru memutar video dilanjut
dengan tanya jawab dengan siswa. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan kecerdasan emosional siswa terhadap pelajaran SKI.
Siswa antusias menyimak video yang dilanjut dengan diskusi.
Meskipun masih ditemukan beberapa siswa yang kadang bercanda atau kurang memperhatikan ketika sesi diskusi berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase sikap siswa 64,76. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
persentase sikap siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana persentase pada aspek sikap
siswa yang diamati harus mencapai 70. Setelah peneliti berdiskusi, didapati bahwa siswa yang kurang fokus ataupun
bercanda adalah siswa yang sama. Menurut observer, pada mata pelajaran lain mereka juga bermasalah. Meskipun begitu mereka
sangat antusias ketika belajar dengan video, hal ini terlihat dari sikap tenang mereka ketika video ditampilkan. Serta ikut berperan
aktif untuk menjawab ketika dilontarkan pertanyaan oleh peneliti. Adapun beberapa kekurangan yang ada pada siklus I yaitu:
a Peneliti kekurangan waktu karena tereduksi oleh pelajaran
sebelumnya. Penyebab kekurangan ini adalah kurangnya ketegasan peneliti
dalam mengingatkan guru pelajaran sebelumnya ketika waktu pembelajaran sudah berakhir sehingga waktu pelajaran tereduksi
oleh pelajaran sebelumnya. b
Masih banyak siswa yang tidak mencatat faktor-faktor penting dari video yang mereka tonton. Kondisi ini disebabkan oleh
siswa yang belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru, selain itu adanya anggapan bahwa mencatat sama saja
dengan mengingat sehingga sebagian besar siswa lebih memilih mengingat tanpa mencatatnya. Selain itu, guru kurang tegas
mengingatkan siswa pentingnya mencatat. c
Pada waktu diskusi, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan karena ada dua orang yang
bercanda dan menggoda temannya sehingga konsentrasinya terganggu dan menimbulkan sedikit kegaduhan.
d Pada waktu diskusi masih banyak yang hanya mengandalkan
siswa yang rajin untuk mengerjakan kelompok. Kondisi ini terjadi karena kurangnya rasa kerjasama antar anggota
kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Serta kurangnya rasa tanggung jawab siswa yang mengandalkan
temannya yang rajin. Adapun rencana perbaikan atas kekurangan di atas untuk siklus
berikutnya, yaitu: a
Peneliti akan bertindak lebih tegas lagi untuk mengingatkan guru mata pelajaran sebelumnya untuk tepat waktu mengakhiri
waktu pembelajaran sehingga tidak mengganggu pembelajaran setelahnya.
b Perbaikan yang dilakukan adalah peneliti memberikan instruksi
dengan jelas dan meminta siswa mencatat serta mengumpulkan hasil pengamatan terhadap video yang disimak kepada peneliti.
Dengan adanya kekurangan tersebut, peneliti akan memisahkan siswa-siswa yang sering bercanda sehingga pembelajaran
diharapkan berlangsung kondusif. Serta lebih bersikap lebih tegas pada siswa yang ribut.
c Peneliti memberikan pengarahan dan motivasi agar siswa mau
belajar bertanggung jawab. Selain itu, peneliti akan melakukan pengawasan yang lebih ketat sehingga tidak ada lagi yang
bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas, untuk membentuk tanggung jawab individu maka pada siklus berikutnya peneliti
tidak membagi kelompok diskusi tetapi meminta siswa mengumpulkan hasil pengamatan terhadap video sebagai tugas
individu. Berdasarkan hasil angket pada siklus I, diperoleh informasi
bahwa respon siswa rata-rata 64,84. Hal ini menunjukkan bahwa indikator angket belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu 70.
Kondisi ini dipengaruhi oleh siswa yang belum terbiasa mengisi
angket, sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud siswa.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai
optimal, sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini digunakan sebagai perbaikan.
B. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP meliputi lembar karakter siswa dan
mempersiapkan video pembelajaran, membuat instrumen-instrumen penelitian, yang terdiri dari lembar observasi siswa pada kegiatan
belajar mengajar, menyiapkan lembar angket pada akhir siklus II. Lembar angket dibuat untuk mengetahui peningkatan respon
siswa terhadap mata pelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic.
2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
a Pertemuan pertama. Rabu, 22 Mei 2013
Pada pertemuan ini membahas tentang tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa
Bani Umayyah lanjutan materi sebelumnya. Suasana hujan dan banyak petir, kami tetap memulai belajar. Peneliti mengingatkan
siswa untuk mencatat hasil pengamatannya terhadap video pembelajaran. Ketika video sedang ditayangkan tiba-tiba mati
listrik. Sehingga untuk mempertahankan fokus siswa ditengah kondisi hujan deras dan petir maka peneliti melanjutkannya dengan
tanya jawab untuk melihat respon siswa. Setelah itu mereka mengumpulkan hasil catatannya.
Pada pertemuan ini peneliti menekankan tugas mencatat karena suasana pembelajaran kurang kondusif dikarenakan cuaca
yang kurang mendukung. Hal ini terlihat dari respon siswa yang
sedikit khawatir ketika ada suara petir. Meskipun begitu Siswa- siswa tetap antusias ketika menyimak video. Pada saat peneliti
menjelaskan masih ada 4 orang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan peneliti dan sebanyak tiga siswa yang tidak
mengerjakan tugas mengamati video dengan mencatatnya. Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer
mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada siklus II pertemuan pertama. Pada siklus II ini diketahui ada 4 orang siswa yang masih
sulit dikendalikan. Dari guru observer peneliti mengetahui bahwa siswa ini memang bermasalah karena beberapa hal. Sehingga tidak
hanya pada pelajaran SKI saja mereka kurang fokus tetapi juga di mata pelajaran lain. Meskipun begitu, mereka masih terlihat
ketertarikannya ketika peneliti menampilkan video dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ini, respon siswa sudah baik,
mereka fokus menonton video, mencatat hal-hal penting dalam pengamatannya terhadap video kemudian mengumpulkannya pada
peneliti. Hal ini menunjukkan sudah terbentuk tanggung jawab dalam diri siswa yang tidak mengandalkan siswa rajin mengerjakan
tugas. Sikap bertanggung jawab ini didukung pula oleh treatmen peneliti dan observer yang merubah sistem kerja kelompok
menjadi tugas individu. b
Pertemuan kedua. Jumat, 31 Mei 2013 Pada pertemuan kedua, membahas materi tentang kisah
kesederhanaan dan kesalehan Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah. Para siswa terlihat sangat antusias menyimak video yang
menggambarkan kisah sederhana, zuhud, dan bertanggung jawab dari Umar bin Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah. Oleh
karena itu, untuk menambah ketertarikan dan mengetahui respon siswa, peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan tanggapannya tentang khalifah Umar. Pada umumnya respon siswa kagum dengan kepemimpinan umar, yang
sangat berbeda dengan kondisi saat ini.
Setelah itu peneliti menjelaskan materi dalam bentuk powerpoint tentang pentingnya mengambil pelajaran yang didapat
dari kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang saleh dan hidup sederhana meskipun berkedudukan sebagai pemimpin, serta selalu
peduli terhadap orang lain terutama orang yang membutuhkan. Penjelasan melalui powerpoint ini dilakukan untuk memastikan
siswa paham gambaran materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari beberapa sumber, baik dari buku
pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam. Pada pertemuan ini semua siswa terlihat antusias mengamati
kehidupan khalifah Umar bin Abdul Aziz melalui video. Serta menyimak penjelasan peneliti dengan baik. Setelah pembelajaran
selesai, peneliti membagikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran SKI setelah menggunakan metode
Video Critic. Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer
mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan kedua. Pada sesi ini peneliti dan observer berpendapat bahwa
pembelajaran menggunakan metode Video Critic sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari mayoritas siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan baik dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini. Observer juga mengungkapkan bahwa secara
keseluruhan pembelajaran SKI menggunakan video mampu menjadikan siswa fokus menonton video, berani memberikan
tanggapan dan menanggapi, serta sudah terbentuk rasa tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu, siswa yang biasanya sulit diatur
menjadi mudah diatur karena fokus menonton. Ini membuktikan bahwa belajar dengan video mampu melibatkan emosi siswa
selama proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan siklus II, respon
siswa ketika menyimak video terlihat lebih antusias. Waktu pembelajaran tidak lagi tereduksi oleh jam pelajaran lain. Siswa
terlihat lebih termotivasi terutama ketika membahas tentang kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mempengaruhi siswa untuk
berempati dengan peduli terhadap sesama. Peneliti menambahkan efek pada video yang cukup menambah suasana kondusif sehingga
siswa lebih fokus menyimak video. Selain itu, pada siklus II siswa terlihat lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
guru dan pada sesi tanya jawab mereka tidak lagi merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya.
3. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, yaitu hasil observasi, angket, dan wawancara guru adalah sebagai berikut:
Pada siklus II, pembelajaran SKI yang dilakukan dengan penerapan metode Video Critic mengalami peningkatan. Selama proses
pembelajaran siswa memberikan respon yang semakin baik pada penerapan metode Video Critic. Siswa antusias menyimak video yang
dilanjutkan dengan tanya jawab. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase sikap
siswa mencapai 75,59. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase sikap siswa pada siklus II telah mencapai indikator
keberhasilan penelitian ini, dimana persentase pada aspek sikap siswa yang diamati harus mencapai 70.
Selama pelaksanaan siklus II ini pembelajaran berjalan cukup lancar, waktu pembelajaran sudah tidak lagi tereduksi oleh jam mata
pelajaran sebelumnya. Selain itu, siswa memberikan respon yang baik. Setiap menyimak video siswa terlihat sangat antusias terutama ketika
video menampilkan kisah teladan yang menimbulkan rasa empati dari para tokohnya dan memberikan semangat untuk menjadi lebih baik.
Ditambah dengan adanya iringan musik instrumen pada video yang menambah rasa nyaman ketika mendengarnya.
Siswa juga terlihat semangat mencatat ketika memberikan tanggapan dan sudah terlihat bertanggungjawab atas tugasnya dengan
mengerjakan tugas mencatat. Hal ini didukung oleh ketegasan guru