Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan

dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. 6 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan validitas isi maka instrumen dikonsultasikan kepada para ahli expert judgment untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing Adapun teknik pemeriksaaan kepercayaan yang peneliti gunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 7 Teknik triangulasi berarti menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang kecerdasan emosional siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, angket siswa, dan wawancara guru.

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Sebelum menganalisis data, peneliti memeriksa kembali kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil observasi disertai catatan komentar observer pada lembar observasi, hasil angket kecerdasan emosional siswa pada bidang studi SKI, dan hasil wawancara guru. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun untuk menganalisis setiap indikator digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus persentase sebagai berikut: 8 P = x 100 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, h.67 7 Indranata, op. cit., h. 138 8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 21, h. 43 dengan f = frekuensi jawaban N = Number of Cases jumlah frekuensi siswa yang hadir P = Angka persentase Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian membaca data, rekapitulasi data, dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas –aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah tindakan pada siklus satu selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan kecerdasan emosional siswa terhadap mata pelajaran SKI, maka tindakan dilanjutkan pada siklus selanjutnya sebagai rencana pengembangan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini karena keterbatasan peneliti, dinilai sudah adanya peningkatan kecerdasan emosional siswa maka penelitian dihentikan sampai dengan siklus II. Mengenai tindak lanjutnya, akan diserahkan kepada guru yang bersangkutan untuk terus mengembangkan metode ini dalam perencanaan tindakan selanjutnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Survei Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilaksanakan sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode Video Critic. Penelitian ini mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 01 Mei 2013 diketahui jumlah siswa kelas VII SMPI At-Taqwa kelas 1 terdiri dari satu kelas dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan. Secara umum beberapa permasalahan yang peneliti temukan pada pembelajaran SKI di kelas tersebut, diantaranya sebagai berikut: a. Metode pembelajaran yang digunakan masih monoton. Guru bidang studi hanya menggunakan metode tanya jawab. Siswa terlihat kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat duduknya bahkan ada 3 orang yang berlarian, hanya beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan guru. Siswa masih banyak yang tidak fokus mendengarkan dan memperhatikan guru, kondisi kelas terlihat ramai dan tidak kondusif, sehingga pembelajaran SKI menjadi kurang efektif. b. Selama proses tanya jawab, sebagian besar siswa kurang merespon pertanyaan guru. Pertanyaan yang diajukan berkisar pada pengetahuan yang ada di buku, dan kurang menekankan pada aspek pemahaman siswa akan pentingnya pelajaran sehingga kurang melibatkan emosi siswa ketika mempelajari SKI. c. Dari 16 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan hanya 7 orang laki-laki yang aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswi perempuan hanya 2 orang yang memperhatikan, selebihnya terkadang memperhatikan namun tidak fokus sampai pembelajaran selesai, bahkan ada yang bercanda dan berlarian dengan temannya tanpa memperhatikan dan mengabaikan penjelasan guru. d. Alokasi waktu untuk mata pelajaran SKI dua jam pelajaran dibagi menjadi dua kali tatap muka, yaitu hari Kamis dan Jumat masing- masing di jam terakhir. Padahal, seharusnya satu kali pertemuan untuk dua jam pelajaran. Hal ini menjadi kendala guru yang harus membagi penjelasannya dalam dua pertemuan untuk satu kali tatap muka, maupun siswa untuk belajar memahami materi yang dipelajari dan mengaitkan materi pada satu jam pertama dengan jam kedua di hari yang berbeda. Selain itu, keterbatasan alokasi waktu ini cukup menyulitkan guru menggunakan metode yang bervariasi untuk peningkatan pembelajaran SKI. Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran SKI di SMPI At-Taqwa, yakni penerapan metode Video Critic. Video Critic merupakan metode belajar menggunakan video yang menginstruksikan siswa untuk mengkritisi serta menyampaikan hasil video yang ia tonton ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga diharapkan metode ini mampu meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang peneliti batasi pada rasa empati siswa serta motivasi siswa dalam mempelajari SKI. Selain itu, untuk mengoptimalkan proses pembelajaran SKI, peneliti meminta wakil kepala sekolah bekerjasama dengan guru SKI untuk mengubah jadwal pelajaran SKI menjadi satu kali tatap muka untuk dua jam pelajaran. Sehingga waktu pembelajaran SKI tidak lagi terpisah menjadi dua kali tatap muka.

2. Data Hasil Tindakan

Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap pra siklus dan dua siklus tindakan. Siklus 1 dilakukan sebagai upaya perbaikan dari hasil observasi pada pra siklus, siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Siklus II dilakukan sebagai upaya perbaikan pada kekurangan yang terjadi pada

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi

3 37 124

Minat Baca Siswa Kelas Iv Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

2 17 83

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran PAI (Penelitian Korelasional pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco Sawangan Depok)

0 7 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Upaya meningkalkan hasil belajar tentang peristiwa proklamasi melalui metode Video critic/ video comment pada siswa kelas V mata pelajaran IPS DI MI Sirojul Alhfal I Kota Depok

0 15 142

Hubungan kecerdasan emosional terhadap akhlak siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

0 16 138

STRATEGI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO COMPACT DISK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH Strategi Pembelajaran Menggunakan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Peneli

0 3 20

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Matc

0 0 17

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Siswa Kelas Vii Mtsn Sukoharjo.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe M

0 0 26