Ilmu Kalam Pertumbuhan Ilmu Naqli Ilmu Agama Islam

88 Sebagaimana Ibn Khaldun dikutip oleh Ahmad Hanafi berpendapat, bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah Hanafi, 1986: 3. Ilmu kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian tradisi kajian tentang agama Islam.Tiga lainnya ialah disiplin-disiplin keilmuan fiqih, tasawuf, dan falsafah. Ilmu kalam erat kaitannya dengan ilmu mantiq atau logika, dan pada kerangka ini, Nurcholish Madjid secara lugas mendeskripsikan bahwa ilmu kalam tumbuh dalam kerangka logika dan seiring dengan falsafah secara keseluruhan yang mulai dikenal bergaul dengan bangsa-bangsa yang berlatar belakang peradaban Yunani Hellenisme As-Shiddqiey, 2000: 93. Akan tetapi pada dasarnya ketika logika sebagai dasar menyusun argument dan menguji silogisme, masuk dalam Islam, para teolog tidak menggunakannya, sebab logika erat kaitannya denga filsafat. Dan banyak para kalangan yang berpendapat bahwa lahirnya ilmu kalam beberapa abad pasca wafatnya Nabi Muhammad dan dilatarbelakangi oleh sosial politik umat Islam pada masa awal pertumbuhannya. Akan tetapi, secara umum latar belakang lahirnnya ilmu kalam oleh dua faktor sebagai berikut: Pertama , teori politik. Teori ini antara lain digunakan oleh Harun Nasution. Misalnya ia mengatakan bahwa, peroalan politik yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Mu‟awiyyah tentang perebutan kekuasaan yang diselesaikan dengan jalan abitrase oleh kaum Khawarij dipandang bertentangan dengan ajaran Islam. Disamping itu mengutip pendapat Musyrifah Susanto yakni ”untuk membela Islam dengan bersenjatakan filsafat, seperti halnya musuh yang menyerang dan menjelek- jelekkan Islam dengan memakai senjata”. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah agama telah bergeser dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Kaum Mu‟tazilah berjasa dalam menciptakan ilmu kalam, karena mereka adalah pembela gigih berani terhadap Islam dari serangan Yahudi, Nashrani, dan Wasani. Menurut riwayat, mereka mengirim juru-juru dakwah ke segenap penjuru untuk menolak serangan musuh. Diantara pelopor dan ahli ilmu Kalam yang terbesar yaitu Washil bin Atha, Abu Huzail al-Allaf, Au Hasan al- Asya‟ari dan Imam Al-Ghazali Amin, 1967: 364. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu kalam tidak lagi memonopoli kaum Mu‟tazilah. Adalah seorang sarjana dari kota Basrah di Irak, bernama Abu al Hasan al- Asy‟ari 260-324 H.873-935 M. yang terdidik dalam alam Mu‟tazilah. Tetapi kemudian pada usia 40 tahun ia meninggalkan paham Mu‟tazilah dan justru mempelopori suatu jenis ilmu kalam yang anti Mu‟tazilah. Ilmu kalam Asy‟ari itu, yang juga sering disebut Asy‟ariyyah, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi ilmu kalam yang paling berpengaruh dalam Islam sekarang, Karena dianggap paling sah menurut pandangan sebagian besar kaum 89 Sunni. Kebanyakan mereka ini kemudian menegaskan bahwa “jalan keselamatan” hanya didapat seseorang yang dalam masalah kalam menganut Asy‟ari Madjid, 2000: 209.

d. Ilmu Tasawuf

Secara bahasa kalimat tasawuf masuk dalam “babut-taful” dengan wazan, tasawwuffa,yatasawwuf , tasawwufan. Tasawwufal-rajulu yakni, seorang laki-laki telah berpindah halnya daripada kehidupan biasa pada kehidupan sufi. Sedangkan Asmaran AS. mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata “saf” yang artinya suci, bersih atau murni; atau kata “saf” yang artinya sah atau baris dari kata “suffah” yang berarti serambi masjid; dan juga “shuf” yaitu bulu domba. Asmaran 1996:42. Sedangkan Karen Amstrong diartikan dengan pakainan bersahaja yang terbuat dari wol kasar yang diduga merupakan pakaiaan kegemaran Nabi Muhammad Saw. Zuhri, 1995: 45. Ilmu Tasawuf adalah salah satu ilmu yang tumbuh dan matang pada zaman Abbasiyah. Inti ajarannya tekun beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia, serta bersunyi diri beribadah. Dalam sejarah sebelum timbul aliran tasawuf terlebih dahulu muncul aliran zuhud. Aliran zuhud ini timbul pada akhir abad ke-1 dan permulaan abad ke-2 H. terdapat sejumlah terori yang berkaitan dengan pengertian tasawuf. Harun Nasution mislanya, mengatakan bahwa, teori yang diterima adalah istilah itu berasal dari kata “suf” yang berarti wol. Kemunculan Tasawuf adalah sebagai reaksi terhadap hidup mewah dari kahlifah dan keluarga serta pembesar-pembesar negara sebagai akibat dari kekayaan yang diperoleh setelah Islam meluas ke Syiria, Mesir, Mesopotamia, Persia. Aliran zuhud ini mulai nyata kelihatan di Kufah dan Basrah di Irak. Para Zahid Khufahlah yang pertama sekali memakai wol kasar sebagai reaksi terhadap pakaian sutra yang dipakai golongan bani Umayyah seperti Sufyan al-Tsauri w.235 H. Orang sufi ingin hidup sederhana dan menjauhi hidup keduniawian dan kesenangan jasmani, dan untuk itu mereka hidup sebagai orang miskin dengan wol kasar tersebut Nasution, 1985: 72, Rachman, 1994: 42. Basrah sebagai kota tenggelam dalam kemewahan, aliran zuhud mengambil corak lebih ekstrim sehingga akhirnya meningkat kepada ajaran mistik. Zahid-zahid yang terkenal di sini adalah Hasan al- Bashri w. 110 H, dan Rabi‟ah al-Adawiyah w. 185 H.. Nasution, 1978: 64. Dalam memperhatikan kemewahan hidup dan maksiat yang dilakukan khalifah dan pembesar-pembesar orang yang zahid ini teringat kepada ancaman yang terdapat dalam al- Qur‟an terhadap orang yang tidak patuh kepada Allah, tak perduli pada larangan dan tak menjalankan perintah-perintah-Nya. Karena itu mereka melarikan diri dari masyarakat mewah dan tak patuh. Mereka teringat kepada dosa mereka, maka mereka bertaubat Nasution, 1978: 66. 90

e. Ilmu Bahasa

Pada zaman daulah Abbasiyah, ilmu bahasa lughah tumbuh dan berkembang dengan pesat, karena bahsa Arab menjadi bahasa internasional. Adapun yang dimaksud dengan ilmu bahasa dalam hal ini adalah ilmu yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi menyeluruh meliputi ilmu Nahwu, Sharaf, Ma‟ani, Bayan, Bad‟, Arudh, Qamus, dan Insya. Kota Bashrah dan Kuffah merupakan pusat pertumbuhan dan kegiatan ilmu bahasa, keduanya berlomba- lomba dalam bidang tersebut, sehingga terkenal sebuah aliran Basrah dan aliran Kuffah yang para pendukungnya merasa bangga dengan alirannya masing- masing. Aliran Basrah lebih banyak terpengaruh dengan mantiq dibandingkandengan Kuffah. Dalam era ini banyak dihasilkan kitab-kitab yang bernilai tinggi dalam bidang bahasa. Yang menarik pada masa ini diantara empat tokoh tersebut adalah salah satu tokoh yaitu Sibawaih 761-793 M. yang merupakan seorang ahli gramatikal yang paling terkenal dalam sejarah Arab, meskipun dia bangsa Persia yang kurang bagus bahasa Arab. Walaupun Sibawaih meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda, tiga puluh dua tahun, selama hayatnya dia telah menghasilkan buku karangan yang sangat besar dan sangat bermanfaat. Karangannya dikenal dengan nama Kitab al-Sibawayh, yang dikomentari bahwasanya buku ini mengalahkan buku yang telah ada sebelumnya dan memuaskan orang yang datang sesudah masanya Amin, 1995: 55.

f. Ilmu Fiqih

Mazhab hukum Islam telah ada sejak masa sahabat, seperti mazhab Aisyah, mazhab Abdullah bin Umar dan mazhab Abdullah bin Mas‟ud. Kemudian hari banyak para cendikiawan yang bermunculan dari masa kemasa atau dari tempat ke tempat lainnya. Bahkan pada abad ke-2 H. hingga pertengahan abad ke-4 H. yang merupakan priode emas perkembangan ijtihad yang melahirkan tiga belas mujtahid yang mengkodifikasi mazhabnya dan alur pemikirannya kemudian diikuti oleh banyak orang. Sedangkan ketika pada zaman Abbasiyah, merupakan zaman keemasan tamadun Islam telah banyak melahirkan ahli-ahli hukum fuqaha yang terkenal dalam sejarah Islam dengan kitab-kitab fiqihnya yang terkenal hingga sampai sekarang. Para fuqaha yang lahir di zaman ini terbagi dalam dua aliran: ahli Hadis dan ahli Ra‟yi. Ahli Hadis adalah aliran yang mengarang fiqih berdasarkan Hadis. Pemuka aliran ini adalah imam Malik dengan pengikut- pengikutnya seperti Imam al- Syafi‟i, pengikut Syufyan dan pengikut Imam Hanbali. Ka rena polemik yang demikian, akhirnya para ulama‟ sibuk membuat apa yang mereka namakan ushul fiqih, yaitu kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh mujtahid dalam mengambil hukum. Maka lahirlah dan bekembang istilah-istilah hukum seperti wajib, sunnah, mandub dan mustahil. Selanjutnya lahir pula para