Ilmu-ilmu Umum Berkembangnya Cabang-cabang Ilmu Pengetahuan

131 Filsafat muncul sebagai hasil integrasi antara ajaran Islam dan kebudayaan klasik Yunani yang terdapat di Suri‟ah, Mesir, Mesopotamia, Persia dan India. dan mulai berkembang pada masa Kholifah Harun al- Rasyid serta Kolifah al- Ma‟mun. Para filsuf Muslim yang menjadi tokoh dunia adalah Ya‟qubbin Ishaq al-Kindi. Ia adalah seorang filsub Arab yang pernah menulis 50 buku, yang sebagiannya adalah di bidang filsafat. Gelombang penerjemahan sangat berpengaruh terhadap meluasnya tradisi helenistik ke dunia Islam. Umat muslim banyak menekuni tradisi intelektual Yunani, termasuk filsafat, sehingga terjadilah apa yang disebut dengan Azra sebagai “helenisasi pemikiran Islam dan Islamisasi pemikiran helenistik”. Wajar kiranya tradisi helenistik kemudian membanjiri khazanah keilmuan kaum Muslim karena pada awalnya filsafat berkaitan erat dengan ilmu-ilmu eksanta yang dipelajari kaum Muslimin dengan tekun. Kenyataannya banyak sekali, orang yang menjadi ahli dalam berbagai bidang, seperti ahli kedokteran, fisika, kimia,dan filsafat Saefuddin, 2002: 186. 3 Kedokteran Pada masa Dinasti Abbasiyah kedokteran telah mencapai puncaknya dan telah melahirkan dokter yang terkenal Yuhanah bin Musawih w.242 H dengan karyanya al „ashr almaqolat fi al‟ain tentang pengobatan penyakit mata. Perkembangan ilmu kedokteran sejalan dengan perkembangan ilmu filsafat. Pada awalnya Kholifah al-Mansur mengundang dokter dari Jundishapur kemudian mengundang dokter ternama dari Syiria, India, Mesir, dan Bizantium untuk berkumpul di Baghdad. Buku-buku Yunani diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Buku- buku Yunani yang menjadi standar ialah karya Hipocrates, Galen, Pail, Alexander, Thales, Dicerides dan lain sebagainnya S.J., 2002: 180. 4 Astronomi Astronomi membantu umat Islam dalam menentukan letak Ka‟bah. Di sisi lainnya astronomi juga memiliki kelebihan untuk meramal, seperti garis politik para kholifah dan amir berdasarkan perhitungan kerjanya kepada peredaran bintang. Pada awal abad kesembilan sudah ada dilakukan observasi-observasi pertama dan teratur di sebelah Barat Daya Parsi dengan mengunakan alat-alat yang sudah sempurna; dan sebelum pertengahan abad tersebut berlalu maka Kholiafh al- Ma‟mun telah mendirikan pos-pos observasi astronomi di Baghdad dan di luar kota Damaskus. Alat-alat yang digunakan pada saat itu berupa kwadrat, astrolabium, jarum matahari dan bulatan dunia. Dengan cara demikian para ahli astronomi kholifah menyelenggarakan salah satu pekerjaan pengukuran tanah yang paling 132 sulit, yaitu pengukuran derajat busur. Maksud pekerjaan itu adalah untuk mengetahui dan menetapkan ukuran kebesarn lingkaran bumi, berdasarkan pada teori bahwa bumi itu bulat bentuknya. Hasil pengukuran yang dilangsungkan di daratan sebelah Utara sungai Eufrot dan disekitar Palmyra menyatakan, bahwa panjang derajat sebuah busur ialah 56 23 mil Arab. Ketelitian ukuran tersebut sangatlah mengagumkan karena ukuran drajat busur yang sebenarnya pada saat itu sepanjang 28877 kaki lebih pendek Hitti, t.t: 145. 5 Matematika Ilmu ini pada awalnya di bawa oleh Kholifah al-Mansur dari India melalui bukunya Sind qwa Hind. Dari terjemahan buku ini oleh al-Fazari, dikenal sistem angka Arab dan angka “nol” yang mempermudah perhitungan. Selanjutnya, ilmu ini dikembangkan lagi oleh Khwarizmi dan Habash al-Hasib dengan membuat table angka Fa‟al, 2008: 78. Ilmu matematika hitung adalah ilmu yang berkembang pesat di kalangan umat Islam, karena hukum- hukum syari‟at tentang zakat dan waris menuntut perhitungan aritmatika. 6 Geografi Pada masa Dinasti Abbasiyah, daerah perdagangan semakin luas. Sebagai ibukota Negara, hubungan Baghdad dengan kota-kota yang lain, baik melalui darat maupun laut, berkembang pesat dan lalu lintasnya ramai sekali. Hal itu menimbulkan usaha untuk memudahkan perjalanan, diantaranya dengan membuka jalan-jalan baru. Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga sangat perduli dengan Bumi dan segala isinya. Ilmu tentang bumi pada zaman modern dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, Geografi, Geologi, Geofisika, dan Meteorologi. Perkembangan berbagai macam cabang ilmu pengetahuan diatas menunjukan begitu pesatnya transformasi ilmu pengetahuan pada masa itu. Kholifah al- Ma‟mun yang memang menjunjung tinggi akal dan memberi kebebasan dalam berpikir memuat berbagai cabang ilmu pengetahuan dapat berkembang pesat pada masa itu. Jika disandingkan pada Indonesia di era kepemimpinan Sueharto, dimana kebebasan dalam berpikir dan pendapat sangat dibatasi sekali oleh pemerintah. Tak ada satupun yang berani dalam mengeskporasi pikirannya untuk kepentingan umum atau perkembangan Indonesia. Bagi yang mencoba untuk melawan pemerintah, maka tidak segan-segan untuk di masukkan ke dalam penjara dan ada juga yang sampai di asingkan atau di bunuh. Oleh karenanya al- Ma‟mun cukup jenius dengan memberikan 133 kebebasan berpikir dan pendapat, agar semua ilmu pengatahuan dapat berkembangan dan menjadi maslahat umat manusia. Ilmu Fiqih dan Filsafat misalnya mencapai puncaknya pada masa ini dikarenakan ada keterkaitan satu sama lainnya atau lebih tepatnya metode yang digunakan oleh imam mazhab dalam menetapkan hukum Islam sama-sama menggunakan logika yang diadopsi dari Aristoteles. Pada masa itu pula masyarakat memiliki kebebasan untuk mengikuti mazhab yang diyakininya, sehingga setiap mazhab memiliki pengikut yang menyakini ajaran yang telah diajarkan oleh imam mazhab. Kebebasan berpikir dan berpendapat para mujahid semakin giat berijtihad sehingga memperluas hukum Islam, karena itu untuk menghindari pertentangan maka dari itu diperluakn pedoman umum berupa ushul fiqih yang menjadi pedoman umum bagi para ahli hukum. Sedangkan dalam bidang filsafat dapa masa itu benar-benar pada puncaknya. Kaum Muslimin banyak mengadopsi pemikiran Aristoteles, Plato dan Plotinus. Kaum Muslimin sangat asik mendalami pemikiran-pemikiran filsafat Yunani. Ilmuwan Muslim berpendapat, bahwa filsafat Yunani telah banyak membantu mereka dengan alat-alat yang sangat bermanfaat, sperti dialektika, silogisme, dan logika deduktif untuk memecahkan masalah teoritis pengetahuan dan ilmu-ilmu agama yang merupakan poros kehidupan di dunia Islam. Selanjutnya kegiatan penerjemahan yang begitu banyak dan memakan waktu yang cukup lama dari karya-karya Yunani juga turut andil dalam berkembangnya filsafat di kalangan kaum Muslimin pada saat itu.

3. Munculnya Tokoh-tokoh Penting dalam Berbagai Ilmu

Pengetahuan Hadirnya berbagai cabang ilmu pengatahuan tidak terlepas dari kemunculan tokoh-tokoh penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan tersebut tidak hanya sebagai tokoh utama lahirnya ilmu-ilmu tersebut, tetapi juga sebagai penggerak terhadap kemajuan-kemajuan daripada ilmu-ilmu tersebut sehingga terdengar begitu hebatnya sampai saat ini. Dikarenakan jasa kerja keras mereka dan buah pikirannyalah umat Islam dapat maju daripada kemajuan yang pernah ada sebelumnya, khususnya pada penulisan ini adalah Kholifah al- Ma‟mun dari Dinasti Abbasiyah yang cenderung amat perduli terhadap ilmu pengetahuan. Berikut ini adalah dampak yang terjadi akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang mengakibatkan bermunculan para tokoh-tokoh penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan yaitu: Pertama, Tokoh- tokoh dalam bidang ilmu agama: a. Dalam Bidang Ilmu Tafsir 134 1 As-Suda w.127 H 810 M. tafsirannya mendasarkan pada Ibnu Abbas dan Ibn Mas‟ud dan para sahabat lainnya.

b. Dalam Bidang Hadits

1 Imam Bukhari yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Abi Hasan al Bukhari, lahir di Bukhara 194 H dan wafat di Baghdad 256 H. Kitabnya: al Jami‟al-Musnad al-Mukhtashar min al-Hadits Rasulullah Saw wa Sunanih wa Ayyamin , dan terkenal dengan sebutan Shahih Bukhari. 2 Imam Muslim yaitu Abu Husain Muslim bin al-Hajajj Ibn Muslim Ward Ibn Qusyairi, wafat di Naishabur tahun 261 H. Kitabnya a- Jami‟al-Shahih, atau sering disebut dengan Shahih Muslim. 3 Muhammad Ibn Umar al-Waqidi 748-823 M lahir di Madinah dan wafat di Baghdad Amin, 1965: 68.

c. Dalam Bidang Ilmu Kalam

1 Abu al-Huzail Al‟Allaf 135-235 H. termasuk kedalam golongan Mu‟tazilah yang banyak menggunakan akal pikiran.

d. Dalam Bidang Ilmu Fiqih

1 Malik bin Malik lahir di Madinah 713-795 H dengan karyanya al- Mu‟watha Razak, 1977: 110. 2 Muhammad Ibn Idris as-Syafi‟i lahir di Ghazza 767- 820 H dengan karyanya al-Umm, al-Risalah, dan al-Mabsut. 3 Muhammad Ibn Umar al-Waqidi 748-823 M lahir di Madinah dan wafat di Baghdad. 4 Ahmad bin Hambal lahir di Baghdad 780-855 H dengan karyanya al-Kharraj Nasution, 1985: 18.

e. Dalam Bidang Ilmu Tasawuf

1 Zunnun al-Misri lahir di Mesir w.859 M ia adalah orang yang membawa paham al- Ma‟rifah Nasution, 1978:76-77 Kedua. Tokoh-Tokoh Dalam Bidang Ilmu Umum ;

a. Dalam Bidang Ilmu Humaniora

1 Al-Farra, yaitu Abu Zakariya Yahya bin Zaiyad al Farra w.208 H, Kitab Nawhu karangannya terdiri dari 6000 halaman.

b. Dalam Bidang Ilmu Filsafat

1 Al-Kindi 804 M. – 874 M. Di kalangan kaum Muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapanganya adalah al-Kindi. Ia adalah Abu Yusuf ibn Ishaq bin Ash-Shabah bin Imran bin Al- Asy‟ats bin Qais dan terkenal dengan sebutan “Filosuf Arab” keturunan Arab asli.