90
e. Ilmu Bahasa
Pada zaman daulah Abbasiyah, ilmu bahasa lughah tumbuh dan berkembang dengan pesat, karena bahsa Arab menjadi bahasa internasional.
Adapun yang dimaksud dengan ilmu bahasa dalam hal ini adalah ilmu yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi menyeluruh meliputi ilmu Nahwu, Sharaf,
Ma‟ani, Bayan, Bad‟, Arudh, Qamus, dan Insya. Kota Bashrah dan Kuffah merupakan pusat pertumbuhan dan kegiatan ilmu bahasa, keduanya berlomba-
lomba dalam bidang tersebut, sehingga terkenal sebuah aliran Basrah dan aliran Kuffah yang para pendukungnya merasa bangga dengan alirannya masing-
masing. Aliran Basrah lebih banyak terpengaruh dengan mantiq dibandingkandengan Kuffah. Dalam era ini banyak dihasilkan kitab-kitab yang
bernilai tinggi dalam bidang bahasa.
Yang menarik pada masa ini diantara empat tokoh tersebut adalah salah satu tokoh yaitu Sibawaih 761-793 M. yang merupakan seorang ahli
gramatikal yang paling terkenal dalam sejarah Arab, meskipun dia bangsa Persia yang kurang bagus bahasa Arab. Walaupun Sibawaih meninggal dunia dalam
usia yang masih sangat muda, tiga puluh dua tahun, selama hayatnya dia telah menghasilkan buku karangan yang sangat besar dan sangat bermanfaat.
Karangannya dikenal dengan nama Kitab al-Sibawayh, yang dikomentari bahwasanya buku ini mengalahkan buku yang telah ada sebelumnya dan
memuaskan orang yang datang sesudah masanya Amin, 1995: 55.
f. Ilmu Fiqih
Mazhab hukum Islam telah ada sejak masa sahabat, seperti mazhab Aisyah, mazhab Abdullah bin Umar dan mazhab Abdullah bin Mas‟ud.
Kemudian hari banyak para cendikiawan yang bermunculan dari masa kemasa atau dari tempat ke tempat lainnya. Bahkan pada abad ke-2 H. hingga
pertengahan abad ke-4 H. yang merupakan priode emas perkembangan ijtihad yang melahirkan tiga belas mujtahid yang mengkodifikasi mazhabnya dan alur
pemikirannya kemudian diikuti oleh banyak orang.
Sedangkan ketika pada zaman Abbasiyah, merupakan zaman keemasan tamadun
Islam telah banyak melahirkan ahli-ahli hukum fuqaha yang terkenal dalam sejarah Islam dengan kitab-kitab fiqihnya yang terkenal hingga sampai
sekarang. Para fuqaha yang lahir di zaman ini terbagi dalam dua aliran: ahli Hadis dan ahli
Ra‟yi. Ahli Hadis adalah aliran yang mengarang fiqih berdasarkan Hadis. Pemuka aliran ini adalah imam Malik dengan pengikut-
pengikutnya seperti Imam al- Syafi‟i, pengikut Syufyan dan pengikut Imam
Hanbali. Ka
rena polemik yang demikian, akhirnya para ulama‟ sibuk membuat apa yang mereka namakan ushul fiqih, yaitu kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh
mujtahid dalam mengambil hukum. Maka lahirlah dan bekembang istilah-istilah hukum seperti wajib, sunnah, mandub dan mustahil. Selanjutnya lahir pula para
91
fuqaha ternama yang memiliki banyak murid dan pengikut yang mengembangkan buah pikirannya. Bahkan, sampai sekarang pedoman bagi para
qadhi dalam menetapkan perkara pengadilan. Imam-imam fuqaha yang akhirnya menukik menjadi salah satu mazhab itu antara lain sebagai berikut: Pertama.
Imam Abu Hanifah, yaitu Nu‟man bin Tsabit ibn Zauthi, dilahirkan di Kufa pada tahun 80 H. ia banyak memiliki murid, diantaranya Abu Yusuf Ya‟qub al-
Anshary, Ja‟far ibn Hudzail bin Qais al-Kaufy dan Muhammad ibn Hasan al- Aibany. Kedua. Imam Malik, yaitu Malik ibn Anas ibn Malik ibn Abi Amir
dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H. ia adalah seorang ahli hukum yang mempunyai banyak pengetahuan luas dalam Hadis. Murid-muridnya banyak
berdatangan dari Mesir, Afrika utara, Andalusia yang kemudian mengembangkan madzhab Maliki di negrinya masing-masing. Diantara murid-
muridnya dari Mesir adalah Abu Muhammad Abdullah ibn Muslim al-Quraisy, Abu Abdullah Abdurrahman ibn Kasirra al-Ataqy dan Asyhab ibn Abd. al- Aziz
al-Qaisy al-Amiry. Sedangkan murid-muridnya yang datang dari Afrika Utara dan Andalusia adalah: Abu Abdullah Zaiyad ibn Abdurrahman al-Qurthuby, Isa
ibn Dariar al-Andalusy dan Yahya ibn Yahya ibn Katsir al-Lisy. Adapun di antara pendukung-pendukungnya yang berasal dari belahan timur terdiri dari
fuqaha yang tidak pernah bertemu dengan Imam Malik akan tetapi mempelajari
dan menyetujui pemikirannya. Di antara mereka adalah; Ahmad Ibn Ma‟mal ibn Khailan al-Abdi, Abu Ishaq Ismail al-Qadhy dan Abu Marwan Abdul Malik al-
Majisun. Ketiga. Imam Syafi‟i, yaitu Abu Abdullah Muhammad ibn Idris ibn
Askalan, merupakan seorang yang sangat cerdas dan pernah berguru kepada Imam Malik. Pendukung-pendukungnya dari dan Hasan ibn Muhammad ibn
Shahab al-Baghdady. Pendukung-pendukungnya dari Hasan Irak di antaranya Abu Thur al-Baghdady. Pendukung-pendukungnya dari Mesir di antaranya
Yusuf ibn Yahya Mazny al-Mishry dan Rabbi Sulaiman ibn Abdul Jabar al- Murady. Keempat. Imam Ahmad, yaitu Ahmad ibn Hanbal ibn Hilal az-Zahily
sy-Syaibany yang lahir pada tahun 164 H. pahamnya hampir mirip dengan Imam
Syafi‟i. ia adalah ahli hadis yang banyak meriwayatkan hadis semasa hidupnya. 1.
Pertumbuhan Ilmu Aqli Rasio
Ilmu aqli adalah ilmu yang berdasarkan pada pemikiran rasio. Ilmu yang tergolong ilmu aqli ini kebanyakan dikenal umat Islam berasala dari buku
terjemahan asing seperti, Yunani, Persia atau India. Menurut Baharuddin, memang dalam Al-
Qur‟an ada dasar-dasar ilmu ini, tetapi umat Islam mengenal ilmu ini setelah mempelajarinya dari luar.
Dengan akalnya manusia mencapai kebenaran empiris dan rasional setelah melakukan telaah terhadap fenomena-fenomena yang ada disekitarnya. Dari
sinilah ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga ber-implikasi kepada munculnya perkembangan dalam kehidupan sosial. Hal terpenting yang perlu
diketahui dalam perubahan sosial telah begitu signifikan mempengaruhi segenap