dengan baik. Oleh karena itu belajar harus selalu diarahkan pada hal-hal yang positif, agar siswa mampu mengolah potensi yang ada dalam diri siswa secara
maksimal. Belajar juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku
18
. Oleh karnanya belajar juga berkaitan erat dengan motivasi. Dalam membangun motivasi, belajar
ini bisa menjadi faktor penting dalam setiap proses dalam memperoleh pengetahun.
Belajar itu meliputi tiga bidang belajar, yaitu belajar di bidang kognitif, sensorik-motorik serta dinamika afektif.
19
Melalui bidang kognitif, anak memperoleh pengetahuan dan pemahan. Melalui bidang belajar sensorik-motorik
anak memperoleh berbagai ketrampilan yang melibatkan bagian tubuh yang berupa motorik penggerak dan sensorik indra, namun pemikiran, perasaan dan
kemauan juga berperan juga psikomotorik. Melalui belajar dinamika-afektif, anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakan-
tindakan yang diambil oleh anak itu sendiri.
3. Konsep Sejarah
Sejarah merupakan bagian penting dalam hidup kita. Dengan sejarah kita bisa belajar banyak dan menjadi lebih baik. Maka sejarah sangat lah penting untuk
dipelajari. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajara berarti terjadi, syajarah berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, bahasa Inggris history
20
.
18
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 1.
19
W.S. Winkel, op.cit., hlm. 23.
20
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang Pustaka, Yogyakarta, 1995, hlm. 1.
Pada istilah “history” tekanan pengertian diletakkan pada usahakeinginan untuk mengetahui apa yang telah terjadi sebelum kehidupan kita, atau keinginan untuk
mengetahui perjalanan waktu
21
. Sedangkan menurut I Gede Widja dalam bukunya menjelaskan sejarah suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah
dialami manusia di waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejak- jejaknya di waktu sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada
aspek peristiwanya sendiri dalam hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembanganya yang kemudian disusun dalam ceritera sejarah
22
. Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan cara: 1 perkembangan
dalam filsafat, 2 perkembangan dalam teori sejarah, 3 perkembangan dalam ilmu-ilmu lainnya, dan 4 perkembangan dalam metode sejarah. Perkembangan
sejarah selalu berarti berubah bahwa sejarah selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi
23
. Dalam hal ini juga, pembelajaran sejarah juga harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang ada supaya pembelajaran sejarah
tidak membosankan dan masih tetap relevan dengan perkembangan zaman.
4. Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
a. Akar-akar Nasionalisme Indonesia
KD 3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.
21
I Gede Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang, 1988, hlm. 7.
22
Ibid , hlm. 9.
23
Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 22
1 Materi pembelajaran
Akar-akar nasionalisme Indonesia
b. Peristiwa Sekitar Proklamasi
KD 3.11 Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan arti penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan saat
ini. 1
Materi pembelajaran Peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan
5. Prestasi Belajar Sejarah
Dalam pembelajaran, prestasi sangat lah penting untuk mengetahui seberapa berhasil kah proses pembelajaran itu sendiri. Maka harus dipahami
seperti apa itu prestasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya
24
. Sedangkan belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memahami dan beradaptasi
serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarakan pengalaman yang dialami. Maka prestasi belajar sejarah dapat disimpulkan bahwa suatu yang
diperoleh atau dicapai berdasarkan usaha yang dilakukan seseorang dalam melakukan adaptasi proses pembelajaran dengan lingkungan kelas sehingga
memperoleh suatu perubahan prestasi nilai berdasarkan pengalaman belajar di kelas yang dialami.
Dalam bukunya Winkel menyatakan bahw a “hasil belajar” tidak jauh sama
dengan “prestasi” performance; di dalam prestasi hasil belajar menampakkan
24
Depdikud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2010, Jakarta, hlm. 14.
diri.
25
Maka yang menentukan baiknya prestasi siswa adalah hasil belajar yang didapat siswa harus juga baik. Karena dengan hasil belajar yang baik siswa akan
lebih mudah dalam mengikuti tes untuk menguji hasil belajar yang telah diperoleh ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasilnya prestasinya pun akan
menjadi baik.
6. Teori Konstruktivisme Contructivism