3 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannyamengetahui jawabannya dengan baik.
4 Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar
dari kelompoknya melaporkan atu menjelaskan hasil kerja sama mereka. 5
Tanggapan dari teman yang lainya, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6 Kesimpulan.
b. Kelebihan Model Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah setiap siswa menjadi siap, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang
pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam
kelompok karena ada nomor yang membatasi.
c. Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kekurangan dari model pembelajaan ini adalah tidak terlalu cocok untuk diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih
sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian ini. Peneltian yang relevan juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam menentukan
bagaimana kedepanya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal ini peneliti mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Italia mahasiwi
Universitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Keaktivan dan Prestasi
Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Siswa Kelas X-D SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
”. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Numbered Head Together. Dari rata- rata awal 50,52 pada siklus pertama meningkat menjadi 78,74 atau 34,85
kemudian di siklus dua mengalami peningkatan menjadi 80,75 atau 11, 33. Selain itu penelitan yang sama yang dilakukan oleh Rusto dengan judul
“Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Dalam Belajar IPS Sejarah Siswa Kelas VII.2 Pada
Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Sumberejo Tahun Pelajaran 20132014 ” juga
berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan dari tiap siklus. Pada
siklus I terdapat 55,56 aktivitas siswa yang sudah cukup baik. Siklus II terdapat 63,89 aktivitas siswa yang sudah cukup baik dan siklus III terdapat 71,42
aktivitas yang sudah baik.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran ini dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Bila siswa dapat aktif dalam pembelajaran maka siswa akan mudah
untuk memahami materi pelajaran yang diberikan. Pembelajaran ini juga dirancang untuk menumbuhkan rasa kerja sama siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran siswa juga dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Numbered Head Together merupakan model pembelajaran yang
memanfatkan media nomorangka dalam pembelajaran yang dibagiakan kepada siswa yang dibentuk dalam kelompok. Melalui model pembejaran ini siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan melatih kerja sama dalam megerjakan tugas atau soal yang telah diberikan kepada setiap kelompok.
Dalam kelompok siswa dapat saling bertukar pikiran dan berbagi informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Model pembelajaran ini juga dapat
meningkatkan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan Numbered Head Together dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran dan melatih kerja sama setiap siswa serta dapat melatih kesiapan siswa dalam pembelajaran yang berdampak akan meningkatnya motivasi dan
prestasi belajar sejarah siswa. Selain itu, model pembelajaran ini juga melatih tanggung jawab siswa terhadap tugas mereka masing-masing karena adanya
tuntutan setiap siswa harus siap dalam proses pembelajaran. Untuk lebih mudah memahami kerangka berpikir tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Pembelajaran Sejarah
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah
Proses Pembelajaran: 1 Siswa aktif dalam
kelas 2 Siswa bekerja sama
dengan anggota kelomponya untuk
memecahkan masalah atau menjawab
pertanyaan
3 Siswa akan siap belajar dalam setiap
proses pembelajaran 4 Siswa saling berbagi
pemikiran dalam proses pembelajaran
Model Pembelajaan
Number Head Together
Gambar I: Bagan Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Kerja