c. Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
11
1 Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2 Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingakan
dengan teman sebaya. 3
Mengarahkan kegiatan belajar sebagai ilustrasi, setelah diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius.
4 Membesarkan semangat belajar. Menyadarkan tentang adanaya perjalan
belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan.
2. Konsep Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi
atau materi pelajaran
12
. Belajar tidak hanya seperti yang diungkapkan di atas. Dalam belajar, di dalamnya terdapat proses yang penting yang harus dilalui
sehingga dapat memahami serta mengumpulkan fakta-fakta yang ada dalam setiap proses belajar.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Selain itu, dangan kemapuan berubah melalui
belajar itu, manusia peserta didik secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan memutuskan keputusan yang penting dalam setiap proses belajar. Oleh sebab
itu, belajar sangatlah penting dalam memahami segala sesuatu khususnya dalam dunia pendidikan.
11
Dimyati, op.cit., hlm. 84.
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya, Bandung, 1997, hlm. 90.
Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahanan, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan prilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak
13
. Skinner, seperti yang dikutip Barlow 1985 dalam bukunya Educational Psychology: The Teacher-Learning Proces,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif
14
. Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefiniskan belajar sebagai:
any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs as a result of experience.
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macamkeseluruhan
tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman
15
. Kemudian belajar adalah key term
istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan
16
. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan belajar adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk memahami dan berdaptasi serta memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarakan pengalaman yang dialami.
Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan, sampai taraf tertentu, tidak menghilang.
17
Perubahan yang diakibatkan oleh belajar ini bisa benar-benar bertahan lama bila siswa mampu mengikuti proses pembelajaran
13
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 4.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Roedakarya, Bandung, 1997, hlm. 90.
15
Muhibbin Syah, loc.cit., hlm. 90.
16
Ibid , hlm. 94.
17
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Sketsa, Yogyakarta, 2014, hlm. 57.
dengan baik. Oleh karena itu belajar harus selalu diarahkan pada hal-hal yang positif, agar siswa mampu mengolah potensi yang ada dalam diri siswa secara
maksimal. Belajar juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku
18
. Oleh karnanya belajar juga berkaitan erat dengan motivasi. Dalam membangun motivasi, belajar
ini bisa menjadi faktor penting dalam setiap proses dalam memperoleh pengetahun.
Belajar itu meliputi tiga bidang belajar, yaitu belajar di bidang kognitif, sensorik-motorik serta dinamika afektif.
19
Melalui bidang kognitif, anak memperoleh pengetahuan dan pemahan. Melalui bidang belajar sensorik-motorik
anak memperoleh berbagai ketrampilan yang melibatkan bagian tubuh yang berupa motorik penggerak dan sensorik indra, namun pemikiran, perasaan dan
kemauan juga berperan juga psikomotorik. Melalui belajar dinamika-afektif, anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakan-
tindakan yang diambil oleh anak itu sendiri.
3. Konsep Sejarah