Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together NHT
pada setiap aspeknya. Ini terlihat terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada aspek mengkomunikasikan jawaban terjadi peningkatan sebesar 19,35. Ini
dikarenakan pada siklus I jumlah persentasenya adalah 48,38 kemudian pada siklus II menjadi 70,96. Kumudian pada aspek mengambil giliran mengalami
peningkatan sebesar 6,45 terlihat pada siklus I persentasenya sebesar 74,19 menjadi 80,64 pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada aspek
mendengarkan teman saat diskusi sebesar 16,12, ditunjukkan dengan pada siklus I sebesar 58,06 kemudian pada siklus II menjadi 74,19. Pada aspek
memberikan argumentasi juga mengalami peningkatan sebesar 12,90, terlihat pada siklus pertama sebesar 61,29 meningkat pada siklus II menjadi 74,19.
Aspek mencatat hal-hal penting juga mengalami peningkatan sebesar 3,25
2. Komparasi Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together NHT perlu
dianalisis menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setip siklusnya. Berikut ini merupakan penjelasan analisis komparatif motivasi belajar
siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Numbered Head Together NHT. Berikut ini merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa antara pra siklus dengan siklus I:
Tabel 24: Komparasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Motivasi Selisih
Ket Persentase
Pra Siklus Siklus I
1. GGP
67.50 64.57
-2.93 Menurun
2.93 2.
IL 66.00
74.29 8.29
Meningkat 8.29
3. KNK
61.00 60.57
-0.43 Menurun
0.43 4.
KAY 78.00
80.00 2.00
Meningkat 2.00
5. LSZ
69.50 73.14
3.64 Meningkat
3.64 6
LII 68.00
72.00 4.00
Meningkat 4.00
7 MBB
97.50 97.14
-0.36 Menurun
0.36 8
MFK 69.00
74.86 5.86
Meningkat 5.86
9 MM
88.00 88.57
0.57 Meningkat
0.57 10
MSS 78.50
84.57 6.07
Meningkat 6.07
11 NUN
74.00 69.71
-4.29 Menurun
4.29 12
PP 60.00
82.29 22.29
Meningkat 22.29
13 PNS
66.50 72.57
6.07 Meningkat
6.07 14
PWO 85.00
71.43 -13.57
Menurun 13.57
15 RR
67.00 71.43
4.43 Meningkat
4.43 16
RAP 76.50
78.29 1.79
Meningkat 1.79
17 RP
65.50 70.29
4.79 Meningkat
4.79 18
SH 60.00
79.43 19.43
Meningkat 19.43
19 SER
84.50 81.71
-2.79 Menurun
2.79 20
SSS 81.00
74.86 -6.14
Menurun 6.14
21 SRA
82.50 80.57
-1.93 Menurun
1.93 22
SAS 67.00
73.71 6.71
Meningkat 6.71
23 TK
65.00 73.71
8.71 Meningkat
8.71 24
TWS 84.00
80.57 -3.43
Menurun 3.43
25 TP
77.00 77.71
0.71 Meningkat
0.71 26
VFAS 75.00
79.43 4.43
Meningkat 4.43
27 WSC
69.00 72.57
3.57 Meningkat
3.57 28
YPN 69.00
72.00 3.00
Meningkat 3.00
29 YPR
69.50 72.57
3.07 Meningkat
3.07 30
YP 72.00
68.00 -4.00
Menurun 4.00
31 ZD
80.50 77.71
-2.79 Menurun
2.79
Jumlah 2273,5
2350 Rata-rata
73,34 75,82
Tertinggi 97,5
97,14 Terendah
60,00 60,57
Berdasarkan analisis komparatif terhadap motivasi belajar siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together pada pra siklus dan siklus I hasil yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dan penurunan. Pada pra siklus rata-rata yang diperoleh adalah 73,34 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Skor tertinggi yang diperoleh
pada pra siklus adalah 97,5 sedangkan skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 97,14. Untuk skor terendah, pada pra siklus adalah 60,00 dan pada siklus I
adalah 60,57. Untuk mengetahui secara rinci keadaan motivasi siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel 25: Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria
Skala Motivasi
Pra Siklus Siklus I
F Rata-
rata F
Rata- rata
1. Sangat Tinggi
90 – 100
1 3,23
73,34 1
3,23 75,82
2. Tinggi
80 – 89
7 22,58
9 29,03
3. Cukup
70 – 79
9 29,03
18 58,06
4. Rendah
60 – 69
14 45,16
3 9,68
5. Sangat Rendah
– 59 Jumlah
31 100
31 100
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan rata-
rata keadaan awal 73,34 pada siklus I meningkat menjadi 75,82. Selain itu peningkatan motivasi belajar juga terlihat dari tabel motivasi belajar. Terlihat pada
kriteria motivasi rendah pada pra siklus jumlahnya mencapai 45,16 kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together NHT pada
siklus I menjadi berkurang pada siklus I menjadi 9,68. Peningkatan yang cukup mencolok terlihat pada kriteria motivasi cukup tinggi di mana pada pra siklus
adalah 29,03, pada siklus I menjadi 58,06. Untuk kriteria motivasi tinggi juga mengalami peningkatan, pada pra siklus 22,58 mengalami peningkatan pada
siklus I menjadi 29,03. Namun pada kriteria motivasi belajar sangat tinggi tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami peningkatan. Persentasennya adalah 3.23 dan pada siklus I dan pada pra siklus sama. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar IX: Grafik Komparasi Tingkat Motivasi belajar siswa Pra Siklus dengan Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II