22
akan diberikan masalah-masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia
nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan belajar siswa. Dari masalah yang diberikan ini, siswa bekerja sama dalam
berkelompok, mencoba memecahkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi baru yang relevan untuk
solusinya. Di sini, tugas guru sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan.
2. Ciri-ciri PBL
Menurut Lynda Wee Amir, 2009: 13, menyebutkan bahwa ciri proses pembelajaran berbasis masalah sangat menunjang penggunaan
kecakapan mengatur diri sendiri
self directed
, kolaboratif, dan cakap menggali informasi yang semuanya relatif perlu untuk dunia kerja.
Menurut M. Hosnan 2014: 300 ciri-ciri PBL diantaranya, yaitu: a.
Mengajukan masalah atau pertanyaan Pembelajaran pada masalah atau pertanyaan penting bagi siswa atau
masyarakat. Pertanyaan atau masalah diajukan harusnya memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat.
b. Keterkaitan dengan berbagai masalah disiplin ilmu
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.
23
c. Penyelidikan yang autentik
Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari
penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan karya
Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.
Artinya, hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan laporannya.
e. Kolaborasi
Pada pembelajaran berbasis masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa,
baik dalam kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru.
Penyajian sebuah masalah dapat membuat siswa lebih baik dalam belajar. Menurut Savin; Badin, 2000 Moust, Bouhuijs, Schmidt, 2001
Amir, 2009: 23, diungkapkan bahwa belajar tidak sekedar mengingat, meniru, mencontoh, begitu pula dengan PBL sebuah “masalah” tidak
sekedar “latihan” yang diberikan setelah contoh-contoh soal disajikan. Dalam cara belajar konvensional, guru sering menerangkan, memberikan
contoh-contoh soal sekaligus langkah-langkah untuk menyelesaikan soal.
24
Kemudian pendidik memberikan berbagai variasi latihan dimana pemelajar menjawab pertanyaan serupa. Berikut dijelaskan tabel bahwa
PBL berbeda dengan pendekatan lainnya.
3. Perbedaan PBL dengan metode lain