Alat, Media, dan Sumber Belajar

167 2 Siswa lainnya mengklarifikasi menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain dan menambahkan jika kelompok tidak lengkap dalam memberikan hasil presentasi. Guru akan membimbing dan meluruskan. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan. 2. Guru menyampaikan pesan tentang materi yang akan diperlajari pada pertemuan berikutnya. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah 4. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran 5. Guru menucapkan salam 5 Menit

H. Alat, Media, dan Sumber Belajar

1. Media dan Alat : Power Point , LCD, Laptop, Papan Tulis, Spidol. 2. Sumber : - Perpajakan edisi revisi 2011 Prof Dr. Mardiasmo MBA., Ak. - Undang – undang tentang pajak penghasilan 2008, Republik Indonesia - Akuntansi Perpajakan, Eddy Supriyanto

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : Pengamatan, Tes Tertulis 2. Prosedur Penilaian No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian 1 Sikap 1. Keaktifan dalam pembelajaran 2. Penampilan dalam mempresentasikan hasil diskusi 3. Penguasaan materi secara individu 4. Memiliki sikap jujur dalam bertindak di kelas Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi 2 Portofolio 1. Mengumpulkan hasil laporan tertulis kelompok 2. Mengumpulkan hasil laporan tertulis individual contoh tentang PPh 21 Tes Tertulis 1. Essay Perhitungan PPh 21 WP perseorangan Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas kelompok atau individu penyelesaian pekerjaan rumah PR 168 3 Pengamatan 1. Melakukan perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap 2. Melakukan pencatatan pada SPT PPh 21 untuk WP orang pribadi Pengamatan Penyelesaian tugas, portofolio, dan diskusi 3. Instrumen Penilaian : Lembar observasi mencakup seluruh kegitan peserta didik yang dikumpulkan untuk penilaian akhir dan nilai hasil belajar siswa.  Skor Penilaian latihan terstruktur : Soal Skor 1 2 3 4 5 15 5 10 Total 35 Penilaian : Nilai : :  Skor Penilaian ulangan : Soal Skor 1 2 15 5 Total 20 Penilaian : Nilai : : 169 LATIHAN SOAL Kasus 1 Firma Utami karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunya anak bekerja pada PT Unggul Farmindo. Firma Utami menerima gaji Rp 6.000.000 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 80.000 sebulan. Firma Utami juga membayar iuran pensiun Rp 60.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 222.000, sedangkan Firma Utami membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 120.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Firma Utami bertempat tinggaldiketahui bahwa suami Fiema Utami tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing sebesar Rp 60.000 dan Rp 18.000. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Firma Utami Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 6.000.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 60.000 Premi Jaminan Kematian Rp 18.000 Penghasilan bruto sebulan Rp 6.078.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 6.078.000 Rp 303.900 2. Iuran Pensiun Rp 60.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 120.000 Rp 483.900 Penghasilan neto sebulan Rp 5.594.100 170 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 5.594.100 Rp 67.129.200 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 8.629.200 Pembulatan Rp 8.629.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 8.629.000 = Rp 431.450 PPh Pasal 21 sebulan Rp 431.450 : 12 = Rp 35.954 Kasus 2 Bambang pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Dirgantara Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 300.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 8.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 8.500.000 Rp 425.000 2. Iuran pensiun Rp 300.000 Rp 125.000 Penghasilan neto sebulan Rp 8.375.000 171 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 8.375.000 Rp 100.500.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 42.000.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 42.000.000 = Rp 2.100.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.100.000 : 12 = Rp 175.000 Kasus 3 Anji pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Tourindo Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 9.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 200.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.500.000 Rp 475.000 2. Iuran pensiun Rp 200.000 Rp 275.000 Penghasilan neto sebulan Rp 9.225.000 172 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.225.000 Rp 110.700.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 52.200.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 52.200.000 = Rp 2.610.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.610.000 : 12 = Rp 217.500 Kasus 4 Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 173 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 2. Iuran Pensiun Rp 120.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 174 SOAL ULANGAN HARIAN SURAT PEMBERITAHUAN SPT PPh Pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Kasus Andi Setiawan pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Naditra Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 200.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 8.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 8.500.000 Rp 425.000 2. Iuran pensiun Rp 200.000 Rp 225.000 Penghasilan neto sebulan Rp 8.275.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 8.275.000 Rp 99.300.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 40.800.000 175 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 40.800.000 = Rp 2.040.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.040.000 : 12 = Rp 170.000 Pakem, 30 October 2016 ____________________ 176 Lampiran 9 SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS I KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU Pendahuluan 1. Guru melakukan salam pembuka dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran. 2. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai cerminan sikap disiplin. 3. Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru melakukan apresiasi dengan mengkaitkan materi tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang Pegawai Tetap dalam kehidupan sehari-hari siswa. 5. Siswa diminta untuk membentuk kelompok 4-5 orang. 5 Menit Inti a. Mengamati : 1 Guru memberikan video dari suatu materi perhitungan Pph 21 2 Guru menjelaskan sedikit materi tata cara perhitungan PPh 21 yang terhutang Wajib Pajak Pribadi. 3 Guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok untuk dikerjakan. 4 Siswa membaca dan mempelajari kembali buku teks dan sumber laintentang materi tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap , p engertian Pegawai Tetap , k etentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap, dan memusatkan perhatian, serta mencermati materi.

b. Menanya :

Siswa bertanya dan berdiskusi untuk mendapat klarifikasi dari guruserta tanya jawab dengan teman 35 Menit 177 sebelahnya mengenai tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap , p engertian Pegawai Tetap , k etentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap.

c. Mengeksplorasi :

1 Mencari, membaca, mengumpulkan berbagai informasi lainnya berupa contoh dari internet dan berdiskusi mengenai tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap , p engertian Pegawai Tetap , k etentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap, mengisi SPT Tahunan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap.

d. Mengasosiasi Menalar :

Menguraikan kembali informasi yang diperoleh kepada kelompok lain atau dengan berdiskusi bersama teman sebelahnyamengenai tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap , p engertian Pegawai Tetap , k etentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap.

e. Mengkomunikasikan :

1 Mempresentasikan menjelaskan hasil diskusi dengan teman sebelahnya dalam bentuk tulisan mengenai tata cara perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap , p engertian Pegawai Tetap , k etentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap 2 Siswa lainnya mengklarifikasi menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain dan menambahkan jika kelompok tidak lengkap dalam memberikan hasil presentasi. Guru akan membimbing dan meluruskan. 178 Penutup 1. Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan. 2. Guru menyampaikan pesan tentang materi yang akan diperlajari pada pertemuan berikutnya. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah 4. Berdoa untuk mengakhiri pelajaran 5. Guru menucapkan salam 5 Menit 179 Lampiran 10 SURAT PEBERITAHUAN PAJAK a. Standar Kompetensi : Menyiapkan Surat pemberitahuan Pajak b. Kompetensi Dasar : Menghitung Pajak Penghasilan PPH Pasal 21 Pribadi c. Indikator : - Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Pribadi tersajikan d. Tujuan Pembelajaran : Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat :  Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pegawai tetap  Peserta didik dapat menentukan perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pegawai tetap  Peserta didik dapat menyelesaikan perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pegawai tetap e. Materi Pembelajaran  Pengertian Pegawai Tetap Pegawai Tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.  Ketentuan perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Perhitungan PPh Pasal 21 dilakukan dengan mengalikan penghasilan kena pajak dengan tariff pajak. Penghasilan kena pajak adalah penghasilan neto 180 dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Penghasilan neto dihitung dengan dua cara yaitu: 1. Penghasilan bruto dikurangi dengan biaya – biaya yang diperolehkan. 2. Penghasilan bruto dikalikan dengan presentase norma penghitungan penghasilan neto. 3. Besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai dihitung berdasar penghasilan netonya ikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang jumlahnya adalah sebagai berikut : Setahun Sebulan d. Untuk diri pegawai Rp 54.000.000 Rp 4.500.000 e. Tambahan untuk pegawai yang kawin Rp 4.500.000 Rp 375.000 f. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggngan sepenuhnya, paling banyak 3 orang Rp 4.500.000 Rp 375.000 4. Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwin. Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwin, besarnya PTKP tersebut dihitung berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwin yang bersangkutan. 181  Cara Menghitung PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima berkala dibedakan menjadi 2 dua, yaitu : 1. Perhitungan masa atau bulanan yang menjadi dasar pemotongan PPH Pasal 21 yang terutang untuk setiap masa pajak, yang dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21, selain masa pajak Desember atau masa pajak di mana pegawai tetap berhenti bekerja; 2. Penghitungan kembali sebagai dasar pengisian Form 1721 A1 atau 1721 A2 dan pemotongan PPh Pasal 21 dan pemotongan PPh Pasal 21 yang terhutang untuk masa pajak Desember atau masa pajak di mana pegawai tetap berhenti bekerja. Perhitungan kembali ini dilakukan pada : a. Bulan dimana pegawai tetap berhenti bekerja atau pension; b. Bulan Desember bagi pegawai tetap yang bekerja sampai akhir tahun kalender dan bagi penerima pension yang menerima uang pension sampai akhir tahun kalender. Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pada pegawai tetap : CONTOH KASUS 1 Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp6.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing Rp 30.000 dan Rp 18.000. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 222.000 sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar Rp 120.000 setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi 182 Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut: Gaji 6.000.000,00 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 30.000,00 Premi Jaminan Kematian 18.000,00 Penghasilan bruto 6.048.000,00 Pengurangan 1. Biaya jabatan 5x6.048.000,00 302.400,00 2. Iuran Pensiun 100.000,00 3. Iuran Jaminan Hari Tua 120.000,00 522.400,00 Penghasilan neto sebulan 5.525.600,00 Penghasilan neto setahun 12x5.525.600,00 66.307.200,00 PTKP - untuk WP sendiri 54.000.000,00 - tambahan WP kawin 4.500.000,00 58.500.000,00 Penghasilan Kena Pajak setahun 7.807.200,00 Pembulatan 7.807.000,00 PPh terutang 5x7.807.000,00 390.350,00 PPh Pasal 21 bulan Juli 390.350 : 12 32.529,00 Catatan: 1 Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan 183 setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak. 2 Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar: 120 x Rp32.529,00 = Rp 39.034,00 CONTOH KASUS 2 Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 184 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 2. Iuran Pensiun Rp 120.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 185 Lampiran 11 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I Kasus 1 Firma Utami karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunya anak bekerja pada PT Unggul Farmindo. Firma Utami menerima gaji Rp 6.000.000 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 80.000 sebulan. Firma Utami juga membayar iuran pensiun Rp 60.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 222.000, sedangkan Firma Utami membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 120.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Firma Utami bertempat tinggaldiketahui bahwa suami Fiema Utami tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing sebesar Rp 60.000 dan Rp 18.000. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Firma Utami Kasus 2 Bambang pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Dirgantara Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 500.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad Kasus 3 Ahmad pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Tourindo Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 9.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 200.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad 186 Kasus 4 Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina 187 Lampiran 12 SOAL ULANGAN SURAT PEMBERITAHUAN SPT PPh Pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi Kasus Andi Setiawan pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Naditra Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 200.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad 188 Lampiran 13 KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL SIKLUS I Kasus 1 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 6.000.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 60.000 Premi Jaminan Kematian Rp 18.000 Penghasilan bruto sebulan Rp 6.078.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 6.078.000 Rp 303.900 2. Iuran Pensiun Rp 60.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 120.000 Rp 483.900 Penghasilan neto sebulan Rp 5.594.100 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 5.594.100 Rp 67.129.200 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 8.629.200 Pembulatan Rp 8.629.000 189 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 8.629.000 = Rp 431.450 PPh Pasal 21 sebulan Rp 431.450 : 12 = Rp 35.954 Kasus 2 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 8.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 8.500.000 Rp 425.000 2. Iuran pensiun Rp 300.000 Rp 125.000 Penghasilan neto sebulan Rp 8.375.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 8.375.000 Rp 100.500.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 42.000.000 190 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 42.000.000 = Rp 2.100.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.100.000 : 12 = Rp 175.000 Kasus 3 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.500.000 Rp 475.000 2. Iuran pensiun Rp 200.000 Rp 275.000 Penghasilan neto sebulan Rp 9.225.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.225.000 Rp 110.700.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 52.200.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 52.200.000 = Rp 2.610.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.610.000 : 12 = Rp 217.500 191 Kasus 4 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 2. Iuran Pensiun Rp 120.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 192 Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 8.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 8.500.000 Rp 425.000 2. Iuran pensiun Rp 200.000 Rp 625.000 Penghasilan neto sebulan Rp 7.875.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 7.875.000 Rp 94.500.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 36.000.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 36.000.000 = Rp 1.800.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 1.800.000 : 12 = Rp 150.000 193 Lampiran 15 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Satuan Pendidikan : SMK Sanjaya Pakem Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan AspekMateri Pokok : Surat Pemberitahuan Pajak PPh Topik : Tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang Pegawai Tetap, Pengertian Pegawai Tetap, Ketentuan Perhitungan PPh 21 terutang untuk Pegawai Tetap, dan Mengisi Tahunan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap KelasSemesterTahun : XI32016 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi