135
Siswa yang memiliki kategori motivasi tinggi pada pra penerapan ada 10 siswa atau 56, siklus I ada 11 siswa atau 61, dan siklus II ada 6 siswa
atau 33. Siswa yang memiliki kategori motivasi cukup tinggi pada pra penerapan ada 7 siswa atau 39, siklus I ada 3 siswa atau 17, siklus II
ada 1 siswa atau 63. Siswa yang memiliki kategori motivasi rendah pada pra penerapan tidak ada siswa, siklus I tidak ada siswa, siklus II ada 5
siswa atau 28. Siswa yang memiliki kategori motivasi sangat rendah pada pra penerapan tidak ada siswa, siklus I ada 2 siswa atau 11, dan
siklus II tidak ada siswa.
2. Analisis Komparatif Sikap Kritis
Tabel 5.26 Tabel Komparasi Sikap Kritis
No Nama Siswa
Pra a
Siklus 1 b
Siklus 2 c
Peningkatan a→b b→c a→c
1 Agatha Mentari Octaviana
31 40
40 29
- 29
2 Ani Novitasari 40
38 40
5 5
- 3 Ester Gunarsih
35 43
39 23
9 11
4 Ika Setyaningrum 39
39 40
- 3
3 5 Irene Renny Ericka
41 42
40 2
5 2
6 Ivana Diah Kusuma 37
30 39
19 30
5 7 Karin Nirmala Saputri
39 38
40 3
5 3
8 Maria Wulantika Nurmaheni
37 40
40 8
- 8
9 Maria Meisa Diansari 39
40 34
3 15
13 10 Monica Cahya Dewi
40 39
39 3
- 3
11 Odelia Deva Sandyasari 41 44
37 7
16 10
12 Pancratia Hangit Titi Rosari
41 39
50 5
28 22
13 Putri Dina Lorensa 41
36 43
12 19
8 14 Rimbi Sari
40 45
39 13
13 3
15 Veronika Venanda Boy Duli
42 43
40 2
7 5
16 Vincensius Fajar Oktaviani
38 40
40 5
- 5
17 Tri Ratna Kumala Dewi 49 41
43 16
5 12
18 Yosep Catur Cendi Setiawan
43 41
39 5
5 10
136
Jumlah 713
718 722
24 33
36 Rata-rata pembulatan 39,6
39,9 40,1
0,8 0,5
1,3 Skor maksimal kuesioner sebesar 50
Dari tabel di atas menunjukkan perubahan sikap kritis siswa dalam mengerjakan dan melaksanakan kegiatan melalui strategi pembelajaran
problem based learning
. Dalam pelaksanaannya peneliti mengamati proses siswa melalui pengamatan fisik dan kuesioner sebelum dan sesudah
penelitian. Peningkatan sikap kritis siswa sangat bervariasi. Pada tabel komparasi sikap kritis siswa saat pra sebelum penelitian menuju siklus 1
mengalami peningkatan dengan rata – rata sebesar 0,8. Pada tabel
komparasi sikap kritis siswa saat siklus 1 menuju siklus 2 mengalami peningkatan dengan rata
– rata sebesar 0,5. Pada tabel komparasi sikap kritis siswa saat pra sebelum penerapan menuju siklus 2 mengalami
peningkatan dengan rata –rata sebesar 1,3. Dari hasil analisis terlihat
bahwa siswa yang mengalami peningkatan dalam berpikir kritis hanya sebagian besar dari jumlah siswa. Berikut ini disajikan rincian skor
klasifikasi dari PAP tipe II yang menunjukkan perbandingan pencapaian motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut:
Tabel 5.27 Rangkuman Distribusi Frekuensi Sikap Kritis Siswa
No Interval
Skor Frekuensi
Persentase Kategori
Sebelum Siklus Siklus Sebelum Siklus Siklus
1 42-50
3 5
3 16
27 27 Sangat Tinggi
2 36-41
13 12
15 72
72 67 Tinggi
3 32-35
1 -
- 6
6 -
Cukup Tinggi 4
28-31 1
1 -
6 6
6 Rendah
5 0-27
- -
- -
- -
Sangat Jumlah
18 18
18 100
100 100
137
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pra penerapan strategi pembelajaran terdapat 3 siswa atau 16 yang termasuk kategori sikap
kritis sangat tinggi, siklus I ada 5 siswa atau 27 dan siklus II ada 3 siswa atau 17 dengan kategori sikap kritis sangat tinggi. Siswa memiliki
kategori sikap kritis tinggi pada pra penerapan ada 13 siswa atau 72, siklus I ada 12 siswa atau 67, dan siklus II ada 15 siswa atau 83. Siswa
memiliki kategori sikap kritis cukup tinggi pada pra penerapan ada 1 siswa atau 6, siklus I tidak ada siswa, siklus II tidak ada siswa. Siswa memiliki
kategori sikap kritis rendah pada pra penerapan 1 siswa atau 6, siklus I ada 1 siswa atau 6, siklus II tidak ada siswa. Pada kategori kategori sikap
kritis sangat rendah pada pra penerapan, siklus I dan siklus II tidak ada siswa.
3. Analisis Komparatif Prestasi Belajar