Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

138 8 Maria Wulantika Nurmaheni 80 97 99 75 TUNTAS 9 Maria Meisa Diansari 76 79 84 75 TUNTAS 10 Monica Cahya Dewi 78 89 94 75 TUNTAS 11 Odelia Deva Sandyasari 82 89 93 75 TUNTAS 12 Pancratia Hangit Titi Rosari 54 75 80 75 TUNTAS 13 Putri Dina Lorensa 50 75 80 75 TUNTAS 14 Rimbi Sari 72 78 82 75 TUNTAS 15 Veronika Venanda Boy Duli 70 77 81 75 TUNTAS 16 Vincensius Fajar Oktaviani 76 79 80 75 TUNTAS 17 Tri Ratna Kumala Dewi 82 88 90 75 TUNTAS 18 Yosep Catur Cendi Setiawan 82 86 90 75 TUNTAS Jumlah 1318 1508 1583 Nilai Tertinggi 96 100 100 Nilai Terendah 50 75 80 Rata – rata 73,2 83,8 87.9 Tabel komparasi di atas menunjukkan komparasi peningkatan hasil evaluasi siklus I dan siklus II sudah mengalami peningkatan. Karena pada rata – rata siklus I dan siklus II sudah melebihi KKM dan seluruh siswa tuntas.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi di SMK Sanjaya Pakem penerapan model belajar saintifik melalui problem based learning memberikan pemahaman bagi siswa dan memberi peningkatan pada motivasi belajar, sikap kritis, dan dapat menigkatkan prestasi belajar siswa pada tahap siklus 1 ke siklus 2. 139 Pada awal penelitian, siswa cenderung belum siap dalam melakukan kegiatan belajar karena proses yang diajarkan dengan ceramah dan tidak dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lebih kreatif. Sehingga peneliti mengemas model sedemikian rupa supaya anak tidak hanya pasif tetapi yang lebih aktif di kelas adalah siswa bukan guru. Guru hanya sebagai fasilitator yang berarti guru tidak harus mengajar materi secara detail tetapi guru memberi permasalahan yang kompleks supaya siswa dapat memecahkan masalah tersebut secara berkelompok. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah menganalisis suatu kasus dalam perhitungan pajak penghasilan PPh 21 Wajib Pajak Pribadi. Pada pelaksanaannya, siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa mampu menyelesaikan kasus yang telah diberikan, bahkan siswa mampu menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas mengenai apa yang telah siswa kerjakan dalam proses belajar. Siswa sangat senang mengikuti proses belajar, sehingga apa yang mereka pelajari dapat mudah dipahami. Siswa tidak hanya, memperoleh pengalaman belajar dari membaca atau mendengarkan tetapi mereka dapat mempraktikan secara langsung. Praktik seperti ini dapat membuat siswa memiliki daya ingat cenderung bertahan lama terhadap materi pelajaran terutama materi perhitungan pajak penghasilan PPh 21 wajib pajak orang pribadi. Pada tahap pengamatan, peneliti memiliki data yang cukup signifikan dari apa yang telah dilaksanakan. Saat menggunakan strategi pembelajaran problem based learning antara siklus 1 dan siklus 2 ada peningkatan motivasi 140 belajar dengan rata – rata sebesar 2,2, sikap kritis terjadi pengingkatan dengan rata – rata sebesar 0,5, dan prestasi belajar siswa meningkat 100 tuntas dari KKM. Ketiga peningkatan tersebut sangat dapat membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Maka kesimpulannya adalah pembelajaran strategi pembelajaran Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap kritis siswa, dan prestasi belajar siswa. 141

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK Sanjaya Pakem, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Penerapan strategi pembelajaran PBL dapat meningkatkan motivasi belajar pada materi Perhitungan Pajak Penghasilan PPh 21 Wajib Pajak Orang Pribadi. Peningkatan ini tidak terlalu signifikan, karena pada pra penelitian siswa sudah memenuhi target yang telah ditentukan. Peningkatan ini dapat dilihat pada rata-rata motivasi belajar siswa pada awal sebelum penerapan pembelajaran sebesar 82,3; lalu pada siklus I yang rata-rata menjadi 82,6; dan meningkat pada siklus II sebesar 84,4. Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan strategi pembelajaran menuju siklus I sampai siklus II telah berhasil, 2. Penerapan strategi pembelajaran PBL dapat meningkatkan sikap kritis pada materi Pajak Penghasilan PPh 21 Wajib Pajak Pribadi. Peningkatan ini tidak terlalu signifikan, karena pada pra penelitian siswa sudah memenuhi target yang telah ditentukan. Peningkatan ini dapat dilihat pada rata-rata sikap kritis siswa pada awal sebelum penerapan pembelajaran sebesar 39,6; lalu pada siklus I yang rata-rata menjadi 39,9; dan meningkat pada siklus II sebesar 40,1. Dengan demikian disimpulkan