Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran : Materi Pembelajaran

210 Lampiran 17 SURAT PEBERITAHUAN PAJAK

A. Standar Kompetensi

: Menyiapkan Surat pemberitahuan Pajak

B. Kompetensi Dasar

: Menghitung Pajak Penghasilan PPH Pasal 21 Pribadi

C. Indikator

: - Perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Pribadi tersajikan

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat :  Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pegawai tetap  Peserta didik dapat menentukan perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pegawai tetap  Peserta didik dapat menyelesaikan perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pegawai tetap

E. Materi Pembelajaran

 Pengertian Pegawai Tetap Pegawai Tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.  Ketentuan perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Perhitungan PPh Pasal 21 dilakukan dengan mengalikan penghasilan kena pajak dengan tariff pajak. Penghasilan kena pajak adalah penghasilan neto 211 dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Penghasilan neto dihitung dengan dua cara yaitu: 1. Penghasilan bruto dikurangi dengan biaya – biaya yang diperolehkan. 2. Penghasilan bruto dikalikan dengan presentase norma penghitungan penghasilan neto. Besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai dihitung berdasar penghasilan netonya ikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang jumlahnya adalah sebagai berikut : Setahun Sebulan j. Untuk diri pegawai Rp 54.000.000 Rp 4.500.000 k. Tambahan untuk pegawai yang kawin Rp 4.500.000 Rp 375.000 l. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggngan sepenuhnya, paling banyak 3 orang Rp 4.500.000 Rp 375.000 Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwin. Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwin, besarnya PTKP tersebut dihitung berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwin yang bersangkutan. 212  Cara Menghitung PPh Pasal 21 yang terutang Pegawai Tetap Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima berkala dibedakan menjadi 2 dua, yaitu : a. Perhitungan masa atau bulanan yang menjadi dasar pemotongan PPH Pasal 21 yang terutang untuk setiap masa pajak, yang dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21, selain masa pajak Desember atau masa pajak di mana pegawai tetap berhenti bekerja; b. Penghitungan kembali sebagai dasar pengisian Form 1721 A1 atau 1721 A2 dan pemotongan PPh Pasal 21 dan pemotongan PPh Pasal 21 yang terhutang untuk masa pajak Desember atau masa pajak di mana pegawai tetap berhenti bekerja. Perhitungan kembali ini dilakukan pada : a. Bulan dimana pegawai tetap berhenti bekerja atau pension; b. Bulan Desember bagi pegawai tetap yang bekerja sampai akhir tahun kalender dan bagi penerima pension yang menerima uang pension sampai akhir tahun kalender. Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang pada pegawai tetap : CONTOH KASUS 1 Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp6.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing Rp 30.000 dan Rp 18.000. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 222.000 sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar Rp 120.000 setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi 213 Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut: Gaji 6.000.000,00 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 30.000,00 Premi Jaminan Kematian 18.000,00 Penghasilan bruto 6.048.000,00 Pengurangan 1. Biaya jabatan 5x6.048.000,00 302.400,00 2. Iuran Pensiun 100.000,00 3. Iuran Jaminan Hari Tua 120.000,00 522.400,00 Penghasilan neto sebulan 5.525.600,00 Penghasilan neto setahun 12x5.525.600,00 66.307.200,00 PTKP - untuk WP sendiri 54.000.000,00 - tambahan WP kawin 4.500.000,00 58.500.000,00 Penghasilan Kena Pajak setahun 7.807.200,00 Pembulatan 7.807.000,00 PPh terutang 5x7.807.000,00 390.350,00 PPh Pasal 21 bulan Juli 390.350 : 12 32.529,00 Catatan: 3. Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang 214 bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak. 4. Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar: 120 x Rp32.529,00 = Rp 39.034,00 CONTOH KASUS 2 Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 215 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 2. Iuran Pensiun Rp 120.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 216 Lampiran 18 LATIHAN SOAL SIKLUS II Kasus 1 Bambang pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Dirgantara Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 8.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 300.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad Kasus 2 Firma Utami karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunya anak bekerja pada PT Unggul Farmindo. Firma Utami menerima gaji Rp 6.000.000 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 80.000 sebulan. Firma Utami juga membayar iuran pensiun Rp 60.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 222.000, sedangkan Firma Utami membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 120.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Firma Utami bertempat tinggaldiketahui bahwa suami Fiema Utami tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing sebesar Rp 60.000 dan Rp 18.000. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Firma Utami Kasus 3 Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina 217 Kasus 4 Anji pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Tourindo Jasa Wisata Perdagangan dengan memperoleh gaji sebulan Rp 9.500.000 dan membayar tunai pensiun sebesar Rp 200.000. ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitunglah PPh Pasal 21 yang terhutang milik Ahmad 218 Lampiran 19 SOAL ULANGAN SURAT PEMBERITAHUAN SPT PPh Pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi Kasus Chatarina karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak. Chatarina bekerja pada PT Indofood. Chatarina menerima gaji Rp 9.800.000 sebulan. PT Indofood mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya telah isahkan oleh menteri keuangan, sebesar Rp 100.000 sebulan. Chatarina juga membayar iuran pensiun Rp 120.000 sebulan. Disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar Rp 392.000, sedangkan Chatarina membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar Rp 245.000. Berdasarkan surat keterangan Pemda tempat Chatarina bertempat tinggal diketahui bahwa suami Chatarina tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 98.000 dan Rp 24.500. Hitunglah PPh Pasal 21 milik Chatarina 219 Lampiran 20 Kunci Jawaban Latihan Soal Siklus II Kasus 1 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 8.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 8.500.000 Rp 425.000 2. Iuran pensiun Rp 300.000 Rp 125.000 Penghasilan neto sebulan Rp 8.375.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 8.375.000 Rp 100.500.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 42.000.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 42.000.000 = Rp 2.100.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.100.000 : 12 = Rp 175.000 220 Kasus 2 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 6.000.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 60.000 Premi Jaminan Kematian Rp 18.000 Penghasilan bruto sebulan Rp 6.078.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 6.078.000 Rp 303.900 2. Iuran Pensiun Rp 60.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 120.000 Rp 483.900 Penghasilan neto sebulan Rp 5.594.100 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 5.594.100 Rp 67.129.200 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 8.629.200 Pembulatan Rp 8.629.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 8.629.000 = Rp 431.450 PPh Pasal 21 sebulan Rp 431.450 : 12 = Rp 35.954 221 Kasus 3 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 2. Iuran Pensiun Rp 120.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 222 Kasus 4 Jawaban : Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Bambang adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.500.000 Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.500.000 Rp 475.000 2. Iuran pensiun Rp 200.000 Rp 275.000 Penghasilan neto sebulan Rp 9.225.000 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.225.000 Rp 110.700.000 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 52.200.000 PPh Pasal 21 terutang 5 x Rp 52.200.000 = Rp 2.610.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.610.000 : 12 = Rp 217.500 223 Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Jawaban Kasus 1 Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang milik Firma Utami adalah sebagai berikut : Gaji Sebulan Rp 9.800.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 98.000 Premi Jaminan Kematian Rp 24.500 Penghasilan bruto sebulan Rp 9.922.500 Pengurangan: 4. Biaya jabatan: 5 x Rp 9.922.500 Rp 496.125 5. Iuran Pensiun Rp 120.000 6. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 245.000 Rp 861.125 Penghasilan neto sebulan Rp 9.061.375 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 9.061.375 Rp108.736.500 PTKP setahun - Untuk WP sendiri Rp 54.000.000 - Tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50.236.500 Pembulatan Rp 50.236.000 PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp 50.236.000 = Rp 2.511.800 PPh Pasal 21 sebulan Rp 2.511.800 : 12 = Rp 209.316 224 Lampiran 22 DAFTAR NILAI EVALUASI PRA PENELITIAN METODE PROBLEM BASED LEARNING No. Urut Nama Siswa Nilai Evaluasi Pra Penelitian 1 Agatha Mentari Octaviana 62 2 Ani Novitasari 60 3 Ester Gunarsih 66 4 Ika Setyaningrum 86 5 Irene Renny Ericka 72 6 Ivana Diah Kusuma 96 7 Karin Nirmala Saputri 74 8 Maria Wulantika Nurmaheni 80 9 Maria Meisa Diansari 76 10 Monica Cahya Dewi 78 11 Odelia Deva Sandyasari 82 12 Pancratia Hangit Titi Rosari 54 13 Putri Dina Lorensa 50 14 Rimbi Sari 72 15 Veronika Venanda Boy Duli 70 16 Vincensius Fajar Oktaviani 76 17 Tri Ratna Kumala Dewi 82 18 Yosep Catur Cendi Setiawan 82 Jumlah 1318 Nilai Tertinggi 96 Nilai Terendah 50 Rata – rata 73.22222222 225 Lampiran 23 INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS Nama pengamat : Birgitta Orlies Irdianti Hari dan tanggal observasi : Rabu, 19 Oktober 2016 Lama obervasi : 90 Menit Tingkat kelas subyek : XI Ak Tujuan observasi : mengetahui kegiatan guru sebelum penerapan No Aspek yang diamati Skor I PRA PEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan peserta didik 1 2 4 5 1 2 4 5 II KEGIATAN AWAL 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyiapkan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya 1 2 4 5 1 2 4 5 III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN H. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 226 pelajaran 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan I. Pendekatanstrategi pembelajaran 1. Melaksanakan pebelajran sesuai dengan kompetensi yang akan di capai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengantingkat perkembangan kebutuhan peserta didik 3. Melaksanakan pembelajaan secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 6. Mengakomodasi dengan keragaman kebudayaan nusantara 7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai demham waktu yang dialokasikan

J. Pemanfaaat