98
Dari tabel 5.7 tentang penilaian prestasi siswa sebelum mengunakan strategi pembelajaran
Problem Based Learning
, diketahui terdapat 5 siswa atau 27,8 siswa yang memiliki prestasi belajar
dengan kategori sangat baik, 10 siswa atau 55,5 siswa yang memiki prestasi belajar dengan kategori baik, 3 siswa atau 16,7 siswa yang
memiliki prestasi belajar dengan kategori cukup tinggi. Dan prestasi belajar siswa yang memiliki kategori kurang baik dan sangat tidak baik
tidak ada. Prestasi siswa pra penelitian nampak dalam diagram lingkar sebagai berikut:
2. Deskripsi Siklus 1 PTK pada Materi Perhitungan Pajak Penghasilan
PPh 21 Pribadi
PTK berikut ini diuraikan siklus I penelitian tindakan kelas pada materi perhitungan pajak penghasilan PPh 21 Pribadi mulai dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksievaluasi. a.
Menyusun rencana tindakan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana yang meliputi:
28
55 17
0 0
Diagram 5.3 Persentase Prestasi Belajar Siswa
Pra Penerapan
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Sangat Tidak Baik
99
1 Berdasarkan hasil evaluasi melalui lembar observasi dan hasil
wawancara, peneliti bersama dengan guru pengampu akan melakukan kegiatan perencanaaan. Rencana disusun berdasarkan
RPP yang telah dibuat yakni persiapan video sebagai pemahaman siswa, menekuni pembuatan kasus sehingga dapat diterima siswa,
membuat pembagian kelompok, dan memotivasi siswa melalui kata-kata penyemangat.
2 Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi:
a Lembar observasi tindakan guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui perilaku guru selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan
strategi pembelajaran
problem based learning
. b
Lembar observasi perilaku siswa Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku
guru selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan strategi pembelajaran
problem based learning
. c
Lembar observasi kelas Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku
guru selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan stategi pembelajaran
problem based learning
. d
Lembar refleksi Refleksi bertujuan untuk menganalisis, memaknai, dan membuat
kesimpulan dari proses belajar.
100
3 Penyiapan media pembelajaran
Media yang harus disiapkan untuk strategi pembelajaran
problem based learning
adalah sebagai berikut: a
Lembar kerja siswa Peneliti sudah menyediakan lembar kerja siswa berupa kertas
manila yang dibutuhkan pada saat mengerjakan kasus perhitungan pajak penghasilan PPh 21 Pribadi, adanya kertas
yang telah disediakan ini bertujuan untuk mempermudah siswa dan mempersingkat waktu siswa dalam mengemukakan jawaban
soal kasus yang diperolehnya di depan kelas. Lembar kerja siswa setiap kelompok diberikan 1 paket. Lembar kerja ini
diberikan supaya siswa bekerja sama dalam tim sebagai sarana untuk menggali pengetahuan yang dimilikinya, kemudian
dituangkan dalam proses mengerjakan soal. b
Handout
materi Pembuatan handout bertujuan agar mempermudah siswa dalam
memahami pembelajaran.
Penyusunan
handout
tersebut mengacu pada materi perhitungan pajak penghasilan PPh 21
Pribadi yang terdiri dari pengertian pegawai tetap, ketentuan perhitungan pajak penghasilan PPh 21, dan cara menghitung
PPh 21 yang terutang pegawai tetap. c
Soal model PBL kasus 1 Soal digunakan untuk menumbuhkan sikapberpikir kritis siswa.
Soal kasus 1 tentang perhitungan PPh 21 yang terutang untuk
101
seorang karyawati.
Siswa diminta
menganalisis dan
mengerjakan analisis PPh 21 milik Firma Utami yang terhutang. d
Soal model PBL kasus 2 Soal digunakan untuk menumbuhkan sikapberpikir kritis siswa.
Soal kasus 2 tentang perhitungan PPh 21 yang terutang untuk seorang karyawan di sebuah PT. Dirgantara Jasa Wisata
Perdagangan. Siswa diminta menganalisis dan mengerjakan analisis PPh 21 yang terutang milik bambang.
e Soal model PBL kasus 3
Soal digunakan untuk menumbuhkan sikapberpikir kritis siswa. Soal kasus 3 tentang perhitungan PPh 21 yang terhutang seorang
karyawan di sebuah PT Turindo Jasa Wisata Perdagangan. Siswa diminta menganalisis dan mengerjakan analisis PPh 21
yang terutang milik Ahmad. f
Soal model PBL kasus 4 Soal digunakan untuk menumbuhkan sikapberpikir kritis siswa.
Soal kasus 4 tentang perhitungan PPh 21 yang terutang seorang karyawati di sebuah PT Indofood. Siswa diminta menganalisis
dan mengerjakan analisis PPh 21 yang terutang milik Chatarina. b.
Pelaksanaan tindakan Peneliti dengan menerapkan strategi pembelajaran
problem based learning
dilaksanakan pada hari Kamis, 24 November 2016 pada pukul
102
12.00-13.30. Tahap siklus menggunakan waktu 1 hari. Tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1 Guru membuka pelajaran
a Guru memeriksa kesiapan, ruangan, alat pembelajaran, dan
media. b
Guru memeriksa kesiapan siswa seperti memberi salam, menanyakan siapa yang tidak hadir, dan menanyakan apakah
siswa sudah siap belajar. c
Guru melakukan apersepsi Guru menyinggung kembali materi terakhir yang dipelajari
siswa dan mengkaitkannya dengan materi sekarang materi perhitungan pajak penghasilan PPh 21 Pribadi.
d Siswa diminta untuk membentuk kelompok 4-5 orang dalam
satu kelompok. 2
Kegiatan inti pembelajaran a
Siswa melihat video siklus akuntansi yang ditampilkan guru di layar
viewer
. b
Guru menjelaskan sedikit materi tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang wajib pajak pribadi.
c Guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan. d
Siswa membaca dan mempelaari kembali buku teks dan sumber lain tentang materi tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang
103
pegawai tetap, ketentuan perhitungan PPh 21 terutang untuk pegawai tetap dan memusatkan perhatian, serta mencermati
materi. e
Siswa bertanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dari guru serta Tanya jawab dengan teman sebelahnya mengenai
tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang pegawai tetap, dan ketentuan perhitungan PPh 21 terutang untuk pegawai tetap.
f Siswa menguraikan kembali informasi yang diperoleh kepada
kelompok lain atau dengan berdikusi bersama teman sebelahnya mengenai tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang pegawai
tetap dan ketentuan perhitungan PPh 21 terutang untuk pegawai tetap.
g Siswa mempresentasikanmenjelaskan hasil diskusi dengan
teman sebelahnya dalam bentuk tulisan mengenai tata cara perhitungan PPh 21 yang terutang pegawai tetap, dan ketentuan
perhitungan PPh 21 terutang untuk pegawai tetap h
Siswa lainnya mengklarifikasimenanggapi hasil presentasi dari kelompok lain dan menambahkan jika kelompok lain dan
menambahkan jika kelompok tidak lengkap dalam memberikan hasil presentasi. Guru akan membimbing dan meluruskan.
3 Kegiatan penutup
a Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
b Guru menyampaikan pesan tentang materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
104
c Guru memberikan pekerjaan rumah.
d Berdoa untuk mengakhiti pelajaran.
e Guru mengucapkan salam.
c. Pengamatan pada pembelajaran strategi pembelajaran
Problem Based Learning
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tahap tindakan. Hal-hal yang diamati dari siklus 1 adalah pengamatan
perilaku atau aktivitas guru, pengamatan aktivitas dan perilaku siswa, dan pengamatan kondisi fisik kelas. Pengamatan dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan observasi melakukan observasi terhadap perilaku siswa,
perilaku guru, dan perilaku kelas. Pengamatan secara tidak langsung dilakukan dengan mendokumentasikan dalam
video recorder
. d.
Refleksievaluasi
reflecting
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan secara lisan dan tertulis. Ada 2 siswa yang diminta untuk refleksi secara
lisan. Guru membagikan lembar refleksi atas kegiatan belajar yang dilaksanakan dan meminta siswa mengisinya. Hasil refleksi siklus 1
adalah sebagai berikut:
105
1 Refleksi siswa
Tabel 5.8 Refleksi Siswa Pada Pembelajaran Saintifik Model PBL
Siklus 1 No
Uraian Jawaban
1 Bagaimana perasaan
kalian setelah mengikuti pelajaran hari ini?
Pelajaran hari ini saya merasa senang. Dari 18 siswa, 17 siswa atau
94,4 menjawab senang dan 1 siswa atau 5,6 menjawab tidak
senang.
2 Sikap apa yang ditemukan
selama proses belajar berlangsung?
Selama belajar
sifatku merasa
bertanggung jawab, jujur, pantang menyerah, dan bekerja sama.
Dari 18 siswa, 13 siswa atau 72,2 merasa memiliki semua sikapnya, 4
siswa atau 22,2 siswa merasa bisa bekerja sama, dan 1 siswa atau 5,6
merasa memiliki sifat pantang menyerah.
3 Manfaat apa yang kalian
peroleh setelah mengikuti proses belajar?
Bisa lebih memahami pelajaran, dapat bekerjasama dalam kelompok,
dapat menambah pengetahuan, dan saling meluangkan ide pemikiran.
4 Kesulitan-kesulitan apa
sajakah yang kalian alami?
Keadaan kelas
yang kurang
kondusif, tidak semua kelompok maju
untuk presentasi
karena kertebatasan
waktu, dan
menemukan kata kata yang tidak mengerti.
5 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan itu? Bertanya kepada teman yang sudah
memahami materi, belajar lebih giat lagi sampai tidak kesulitan lagi, dan
lebih konstenrasi.
6 Usulan perbaikan
pembelajaran pada kesempatan berikutnya?
Kelas lebih di kondusifkan lagi, dan ditambahi ice breaking agar tidak
cepat bosan.
e. Kuesioner Motivasi Belajar, dan Sikap Kritis.
Kuesioner dibagikan bertujuan untuk mengetahui sikap antusias siswa sebelum diterapkannya penelitian tindakan kelas. Pertama peneliti
106
telah menghitung total skor dari kuesioner motivasi. Kuesioner telah dilakukan perhitungan pada tabel skor motivasi belajar saat penerapan
problem based learning
siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran diketahui jumlah skor motivasi belajar diketahui besar jumlahnya 1487, rata-rata
82,61. Hasil perhitungan diklasifikasikan dengan menggunakan pendekatan PAP tipe II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Klasifikasi Motivasi Belajar Berdasarkan PAP tipe II
Siklus 1
Perhitugan Interval
Skor Frekuensi Presentase
Interpretasi Penliaian
22 + 81 110-22 93
– 110 2
11 Sangat Tinggi
22 + 66 110-22 80
– 92 11
61 Tinggi
22 + 56 110-22 71
– 79 3
17 Cukup Tinggi
22 + 46 110-22 62
– 70 Rendah
22 + 0 110-22 – 61
2 11
Sangat Rendah Jumlah
18 100
Dari tabel di atas tentang motivasi belajar siswa, diketahui terdapat 2 siswa atau 11 siswa memiliki motivasi belajar dengan
kategori sangat tinggi, 11 siswa atau 61 siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kategori tinggi, 3 siswa atau 17 siswa
memiliki motivasi belajar dengan kategori cukup tinggi, tidak ada siswa dalam kategori ini, dan 2 siswa atau 11 siswa yang memiliki motivasi
belajar dengan kategori sangat rendah. Motivasi belajar siswa pra penelitian nampak dalam diagram lingkar sebagai berikut :
107
Kedua peneliti telah menghitung total skor dari sikap kritis. Kuesioner telah dilakukan perhitungan pada tabel skor sikap kritis saat
penerapan
problem based learning
siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran, diketahui jumlah skor sikap kritis
diketahui besar jumlahnya 718 dengan rata-rata 39,88. Hasil perhitungan diklasifikasikan dengan menggunakan pendekatan PAP
tipe II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Klasifikasi Sikap Kritis Berdasarkan PAP tipe II
Siklus 1
Perhitugan Interval Skor
Frekuensi Presentase
Interpretasi Penilaian
10 + 81 50-10 42
– 50 5
27 Sangat Tinggi
10 + 66 50-10 36
– 41 12
67 Tinggi
10 + 56 50-10 32
– 35 Cukup Tinggi
10 + 46 50-10 28
– 31 1
6 Rendah
10 + 0 50-10 – 27
Sangat Rendah Jumlah
18 100
11
61 17
11
Diagram 5.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa
Siklus I
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Rendah
Sangat Rendah
108
Dari tabel 5.10 dapat dilihat sikap kritis siswa bahwa 4 siswa atau 27 siswa memiliki sikap kritis dengan kategori sangat tinggi, 12 siswa
atau 67 siswa memiliki sikap kritis dengan kategori tinggi, tidak ada siswa yang memiliki sikap kritis dengan kategori cukup tinggi, 1 siswa
atau 6 siswa memiliki sikap kritis dengan kategori rendah, dan tidak terdapat siswa yang memiliki sikap kritis dengan kategori sangat
rendah. Sikap kritis siswa siklus I nampak dalam diagram lingkar sebagai berikut:
f. Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa setalah penerapan strategi pembelajaran
PBL
disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 5.11 Hasil Evaluasi belajar Siswa Saat Penerapan
PBL
Siklus I
No. Urut Nama Siswa
Nilai Evaluasi 1
Agatha Mentari Octaviana 78
2 Ani Novitasari
79 3
Ester Gunarsih 78
4 Ika Setyaningrum
100 27
67 6 0
Diagram 5.5 Persentase Sikap Kritis Siswa
Siklus I
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Rendah
Sangat Rendah
109
5 Irene Renny Ericka
83 6
Ivana Diah Kusuma 100
7 Karin Nirmala Saputri
78 8
Maria Wulantika Nurmaheni 97
9 Maria Meisa Diansari
79 10
Monica Cahya Dewi 89
11 Odelia Deva Sandyasari
89 12
Pancratia Hangit Titi Rosari 75
13 Putri Dina Lorensa
75 14
Rimbi Sari 78
15 Veronika Venanda Boy Duli
77 16
Vincensius Fajar Oktaviani 79
17 Tri Ratna Kumala Dewi
88 18
Yosep Catur Cendi Setiawan 86
Jumlah 1508
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Rata – rata
83,7 Pada saat penelitian siswa yang hadir sebanyak 18 siswa. Dengan
nilai tertinggi dari 18 siswa terebut adalah 100 sedangkan nilai terendah sebesar 75. Rata
– rata kelas sebesar 83,7 sudah melebihi KKM yaitu 75.
Dari tabel 5.11 diatas, jika diinterprestasikan ke dalam
pendekatan PAP tipe II maka hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Penilaian Prestasi Siswa Sikulus I
No Interval
Kinerja Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kategori
1 81
– 100 8
44,4 Sangat Baik
2 61
– 80 10
55,6 Baik
3 41
– 60 Cukup Baik
4 21
– 40 Kurang Baik
5 – 20
Sangat tidak baik Jumlah
18 100
Sumber:
Saur M. Tampobolon 2013.
Pemanfaatan Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Penerbit Erlangga
110
Dari tabel di atas dapat dilihat prestasi belajar siswa bahwa 8 siswa atau 44,4 siswa memiliki prestasi belajar siswa dengan
kategori sangat baik, 10 siswa atau 55,6 siswa memiliki prestasi belajar siswa dengan kategori baik, tidak ada siswa yang memiliki
prestasi belajar dengan kategori cukup baik, tidak ada siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kategori kurang baik, dan tidak
terdapat siswa yang memiliki sikap kritis dengan kategori sangat tidak baik. Prestasi belajar siswa siklus I nampak dalam diagram
lingkar sebagai berikut:
44 56
Diagram 5.6 Persentase Pretasi Belajar Siswa
Siklus I
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Sangat Tidak Baik
111
Tabel 5.13 Hasil Penilaian Problem
Siklus I
No. Nama
Aspek Penilaian Rata
– Rata
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan
mengembangkan pendapat
Kerja sama
1 Agatha Mentari
Octaviana 8
7 7
7 7
7,2 2
Ani Novitasari 7
7 7,5
7,5 7,4
7,3 3
Ester Gunarsih 7,5
8 7,5
7,6 7,8
7,7 4
Ika Setyaningrum 7
7,5 8
7 7,6
7,4 5
Irene Renny Ericka 7
7 7,5
8 7,4
74 6
Ivana Diah Kusuma
8,5 8,5
7,8 8
8,1 8,3
7 Karin Nirmala
Saputri 8,5
8,5 7,6
8 8
8,2 8
Maria Wulantika Nurmaheni
7,5 7,5
7 8
7,5 7,5
9 Maria Meisa
Diansari 7
7 7
8,5 7,6
7,4 10
Monica Cahya Dewi
8 7
7,5 7,8
7,3 7,5
11 Odelia Deva
Sandyasari 7,5
7 7,5
7 7,3
7,2 12
Pancratia Hangit Titi Rosari
7,5 7
7,5 7,5
7,4 7,4
13 Putri Dina Lorensa
8 7,5
8 8
7,6 7,8
14 Rimbi Sari
7 7
7,8 8
7,5 7,5
15 Veronika Venanda
Boy Duli 8
7 7,5
7,5 7,3
7,5 16
Vincensius Fajar Oktaviani
8 7,5
7,8 7
7,5 7,6
17 Tri Ratna Kumala
Dewi 7
7,5 8
7,5 7,5
7,5 18
Yosep Catur Cendi Setiawan
7,5 8,5
7 7,8
7,8 7,8
Dari tabel di atas penilaian problem dapat disimpulkan sebagai berikut :
112
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Penilaian Problem Siswa Siklus I
No Interval
Kinerja Frekuensi Frekuensi
Relatif Kategori
1 9,00
– 10 Istimewa
2 8,00
– 8,90 2
11 Sangat Baik
3 7,00
– 7,90 16
89 Baik
4 0,00
– 6,90 Kurang
Jumlah 18
100
Dari tabel 5.14 di atas tentang penilaian masalah saat menggunakan strategi pembelajaran PBL, diketahui tidak ada siswa atau 0 siswa
memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan kategori istimewa, 2 siswa atau 11 siswa memiliki kemampuan menyelesaikan masalah
dengan kategori sangat baik, 16 siswa atau 89 siswa memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan kategori baik, dan tidak ada
siswa atau 0 siswa memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan kategori kurang. Kemampuan menyelesaikan masalah siswa siklus 1
nampak dalam diagram lingkar sebagai berikut:
11
89
Diagram 5.7 Persentase Penilaian masalah
Siklus 1
Istimewa Sangat Baik
Baik Kurang
113
Dengan adanya refleksi dan evaluasi maka gurupeneliti akan meningkatkan hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam kegiatan belajar
di siklus 2. Secara umum, pembelajaran pada siklus 1 sudah baik namun masih
ada hal-hal yang harus diperbaiki. Hal-hal yang sudah baik dalam siklus 1 antara lain:
1 Siswa merasa senang dan termotivasi dengan adanya metode baru yang
diterapkan. 2
Tercipta sikap kritis dalam memberi pendapat atau ide-ide. 3
Ada kedekatan siswa dan guru sehingga mereka tidak malu untuk bertanya dengan soal yang diminta dari kasus tersebut.
Kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1 Kerja sama diantara siswa masih kurang karena masih ada sebagian
siswa yang bingung dengan peranannya. 2
Masih terdapat penulisan kata yang salah dalam membuat soal 3
Waktu pengerjaan perlu ditambahkan karena pengerjaan
problem based learning
membutuhkan praktek cukup lama dalam pengerjaannya. 4
Perlu berlatih lagi untuk menganalisis soal antara guru mata pelajaran dengan peneliti sebelum penerapan
problem based learning
agar lebih maksimal.
Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
114
1 Peneliti tidak akan mengubah kelompok agar siswa menjadi semakin
kompak 2
Soal, lembar jawaban, dan media yang akan digunakan akan diperbaiki kembali.
3 Adanya tambahan waktu dalam mengerjakan soal
problem based learning.
4 Guru mitra mempelajari skenario dan dibantu oleh peneliti.
3. Deskripsi Siklus 2 PTK pada Materi Perhitungan Pajak Penghasilan