telur 25 µg; dan setengah cangkir kacang tanah mengandung 70 µg asam folat Arisman, 2002.
2.4.4.2 Akibat Kekurangan Asam Folat pada Ibu Hamil
Kekurangan asam folat secara marjinal mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Dua kondisi pertama menyebabkan
kaki kejang. Kekejangan ini biasanya timbul pada malam hari sehingga lama- kelamaan mengganggu tidur penderita, yang dikenal sebagai restless leg
syndrome. Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan kelehan dan depresi. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan berat lahir rendah, ablasio plasenta, dan neural tube defect. Pemberian suplementasi terbukti mampu menghapus kelainan ini Arisman,
2002.
2.5 Mi kering
Mi merupakan salah satu jenis produk pasta yang ditemukan pertama kali oleh bangsa Tiongkok dengan membuatnya dari beras dan tepung kacang-
kacangan. Mi merupakan salah satu bentuk pangan yang sudah cukup popular dan disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. Mi disajikan dalam berbagai produk
yaitu mi basah, mis kering dan mi instan. Beberapa mi tersebut mempunyai sifat berbeda tergantung dari proses pembuatan dan bahan tambahan yang digunakan.
Mi biasanya biasanya dibuat dari bahan baku terigu yang sampai saat ini semuanya diimpor Indonesia, baik dalam bentuk tepung maupun dalam bentuk
biji gandum. Jumlah impor tersebut semakin meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk mencari bahan lain yang dapat
menggantikan sebagian terigu yang digunakan dalam pembuatan mi tersebut diantaranya dengan cara memanfaatkan sumber karbohidrat dari tepung ubi jalar
yang potensinya cukup besar di Indonesia. Salah satu komponen yang berperan penting dalam pembuatan mi adalah
gluten yaitu bahan yang terbentuk dari jenis protein glutenin dan gliadin dalam gandum. Gluten memiliki sifat elastic sehingga adonan dan tali-tali mi tidak
mudah putus selama proses pengolahan. Bahan yang banyak mengandung gluten adalah tepung terigu. Berdasarkan kandungan protein atau gluten tersebut, tepung
terigu yang dipasarkan di Indonesia terdapat dalam tiga macam yaitu terigu “soft” kandungan protein 8-9, terigu “medium” kandungan protein 10-11 dan
terigu “hard” kandungan rotein 11-12. SNI 01-2974-1992 mendefinisikan mi kering sebagai produk makanan
kering yang dibuat dari tepung terigu, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mi.
Syarat mutu mi kering menurut SNI 01-2974-1992.
Tabel 2.10 Syarat mutu mi kering Kriteria
Mutu I Mutu II
1. Keadaan a. Bau
b. Warna c. Rasa
Normal Normal
Normal Normal
Normal Normal
2. Kadar air Maks. 8
Maks. 10 3. Kadar abu
Maks. 3 Maks. 3
4. Kadar protein Min. 11
Min. 8 SNI 01-2974-1992
Terigu dibuat dari biji gandum yang telah dikupas dan digiling. Bahan ini sering digunakan dalam pembuatan mi dan roti, tetapi bahan ini bukanlah bahan