Bagan diatas menjelaskan tahapan pembuatan mie kering dengan penambahan tepung ubi jalar dan tepung kacang kedelai lalu dicampurkan dengan
bahan tambahan yaitu 1 butir telur, garam dan tepung terigu. Kemudian bahan- bahan tersebut diaduk selama 15-25 menit hingga rata. Setelah diaduk rata,
adonan tersebut dibentuk menjadi lembaran dengan pasta ukuran tebal 5 mm setelah terbentuk lembaran tersebut dikeringkan hingga dapat dibentuk menjadi
mie dengan ampia. Mie yang telah dibentuk ditaruh diatas Loyang dan dikering di dalam oven selama 22 jam dengan suhu 60 °C.
3.6 Metode Analisis
3.6.1 Analisis Proksimat
1. Kadar Protein
Kadar Protein Metode Kjedahl-mikro Apriyantono et al, 1989. Sejumlah kecil sampel kira-kira akan dibutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 N
ditimbang, dipindahkan ke dalam labu Kjedahl 30 ml. Setelah itu, ditambahkan 1.9±0.1 gram K2SO4, 40 ± 10 mg HgO, dan 2.0 ± 0.1 ml H2SO4. Jika sampel
lebih dari 15 mg, ditambahkan 0.1 ml H2SO4 untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Selanjutnya beberapa butir atu didih ditambahkan, kemudian
sampel dididihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Setelah cairan jernih, labu Kjedahl yang berisi sampel didinginkan dan ditambahkan sejumlah
kecil air secara perlahan-lahan hati-hati tabung menjadi panas, kemudian didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi, kemudian labu
dicuci dan dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air, air cucian dipindahkan ke dalam alat destilasi.
Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H3BO3 dan 2-4 tetes indikator campuran dua bagian metil merah 0.2 dalam alkohol dan satu bagian metilen
blue 0.2 dalam alkohol diletakkan di bawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H3BO3. 8-10 ml larutan NaOH-
Na2S2O3 ditambahkan, kemudian dilakukan destilasi sampai tertampung kira- kira 15 ml destilat dalam erlenmeyer. Setelah itu, tabung kondensor dibilas
dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Isi erlenmeyer diencerkan sampai kira-kira 50 ml, kemudian ditritasi dengan HCl
0.02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Penentuan protein juga dilakukan untuk blanko.
Kadar N = ml HCL
ml blanko x normalitas HCL X 14.007 X 100 mg sampel
protein = N x faktor konversi
Keterangan : Faktor konversi beras
= 5,95 Faktor konversi campuran
= 6,25
3.6.2 Analisis Fortifikan
1. Kadar Besi
Pengukuran kadar zat esi dilakukan dengan menggunakan Atomatic Absorption Specthrophotometer AAS. Sampel terlebih dahulu diabukan dengan
metode pengabuan basah. Sampel 3-5 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
dan 10 ml HNO
3
. Setelah itu dipanaskna perlahan- lahan sampai larutan brwarna gelap, ditambahkan 1-2 ml HNO
3
dan dilanjutkan pemansan sampai larutan lebih gelap lagi. Penambahan HNO
3
dilanjutkan sampai larutan jernih dan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 10 ml air
demineral dan dipanskan sampai berasap. Setelah didinginkan, kembali