commit to user 59
11 Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.
Pembelajaran menulis narasi siklus I dilanjutkan pada Rabu, 16 November 2010 selama 45 menit 1 jam pelajaran pukul 07.45-08.30 WIB.,
Berikut adalah urutan pelaksanaan tindakan siklus I pembelajaran menulis narasi pada pertemuan kedua.
1 Guru meminta siswa mengumpulkan tulisan narasi yang telah diperbaiki di
rumah. 2
Guru membagi pekerjaan siswa secara silang. 3
Guru mengajak siswa mengoreksi jawaban teman berdasarkan profil penilaian karangan. Selama proses ini berlangsung, guru mendampingi
siswa secara bergilir; 4
Siswa diminta memberikan hukuman dengan menaburkan bedak bayi pada wajah siswa yang melakukan kesalahan.
5 Guru menutup pelajaran dengan melakukan refleksi. Guru melakukan
refleksi dengan cara bertanya jawab mengenai materi menulis narasi. 6
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti melakukan pengamatan pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match yang dilakukan oleh guru di kelas XI Bahasa SMA
Negeri 3 Salatiga pada Rabu, 10 November 2010 dan Selasa, 16 November 2010. Kegiatan observasi untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pada siklus
I. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah teknik Make a Match mampu memecahkan permasalahan pembelajaran menulis narasi di kelas tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti tidak melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang
berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang dipandu oleh guru. Peneliti mengambil
posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelasSutopo, 2006:76-78.
commit to user 60
Langkah pertama yang dilakukan guru berbeda dengan teknik yang dilakukan pada pembelajaran prasiklus. Guru menjelaskan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menulis narasi. Hal ini disambut datar oleh siswa karena mereka menganggap materi tersebut sering mereka terima. Perhatian
siswa mulai terfokus ketika guru mulai bertanya kepada beberapa siswa mengenai pengertian narasi faktual, biografi, otobiografi, dan bentuk karangan
narasi yang lain. Siswa mulai antusias ketika guru memberikan beberapa contoh bentuk karangan narasi. Beberapa siswa yang senang dengan kegiatan
menulis mulai antusias bertanya mengenai bentuk-bentuk karangan narasi. Setelah guru selesai menjelaskan, guru membagikan kartu kepada tiap siswa.
Guru selanjutnya meminta siswa mencari pasangan kartu. Siswa terlihat cukup bersemangat dalam mencari pasangan kartu dan menuliskan menjadi sebuah
karangan narasi. Hal ini terbukti saat siswa menulis kembali informasi yang dianggap penting di dalam buku mereka. Mereka selanjutnya merangkai
informasi tersebut menjadi paragraf narasi. Saat proses penulisan, masih terdapat 2 siswa laki-laki tidak mau mengerjakan tugas. Guru hanya sedikit
menegur, kurang peduli dengan fenomena tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, pada pertemuan pertama guru
menyampaikan materi kepada siswa. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam menulis karangan narasi. Selain itu, siswa juga mulai tertarik
terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa mulai aktif bertanya. Siswa mulai antusias menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan
guru selama proses pembelajaran menulis narasi berlangsung. Pada pertemuan kedua yakni hari Selasa, 16 November 2010, guru
mengajak siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan siswa mengoreksi hasil karangan narasi. Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil perbaikan karangan narasi siswa terlebih dahulu, kemudian guru membagikan kembali pekerjaan siswa secara silang. Guru
selanjutnya mengajari siswa cara menilai karangan narasi dengan menyampaikan beberapa poin penting penilaian karangan dan mempersilakan
siswa mengoreksi tulisan teman mereka berdasarkan profil penilaian
commit to user 61
karangan. Setelah selesai mengoreksi, siswa diminta memberikan hukuman kepada siswa lain atas hasil koreksinya. Guru menginstruksikan agar setiap
kesalahan, siswa dihukum dengan satu kali taburan bedak bayi. Dalam pertemuan ini terdapat 10 siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hukuman bagi
mereka yakni ditaburi bedak bayi oleh seluruh teman di kelas. Peneliti sedikit mengalami hambatan saat akan mendokumentasikan pelaksanaan hukuman.
Sepuluh siswa yang tidak mengerjakan tugas merupakan siswa bermasalah sehingga saat peneliti mengambil gambar, mereka justru berpose dan bergaya.
Guru sudah memperingatkan mereka tetapu sepuluh siswa tersebut tidak memperhatikan peringatan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, permasalahan kurangnya semangat siswa dalam menulis narasi dapat sedikit teratasi. Siswa merasa
terbantu dalam menuangkan ide menjadi karangan narasi dengan adanya kartu kerangka yang dibagikan oleh guru. Akan tetapi, konsentrasi siswa terganggu
dengan adanya dokumentasi sehingga dokumentasi pada pertemuan kedua ini terbatas. Di sisi lain peneliti menghargai antusiasme siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menulis narasi yang dianggap sebagai kesempatan bercanda, tidak demikian pada siklus I. Beberapa siswa
menunjukkan perbaikan sikap. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari keterangan di bawah ini.
1 Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 48 atau sekitar
13 siswa, sedangkan 52 lainnya tampak diam. Hal ini disebabkan karena sejak awal siswa mengira bahwa proses pembelajaran menulis
akan sama dengan proses pembelajaran yang sebelumnya terjadi. 2
Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar KBM berlangsung sebanyak 59 , sedangkan 41 lainnya kurang memperhatikan
penjelasan dari guru. Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan pola mengajar yang diterapkan guru dan pemberian model tanya jawab yang
memaksa siswa untuk lebih memperhatikan materi yang disampaikan guru.
commit to user 62
3 Siswa yang antusias mencari pasangan kartu sebanyak 85 , sedangkan
78 siswa aktif dalam mendiskusikan isi kartu. Siswa lain kurang serius dan acuh terhadap kegiatan diskusi tersebut.
4 Pada saat mengoreksi hasil karangan bersama-sama, 78 siswa aktif
mengoreksi dan memberikan hukuman kepada siswa yang lain, sedangkan 22 siswa masih sibuk mengobrol.
5 Pada siklus I, 85 siswa mau mengerjakan tugas menulis narasi yang
diberikan oleh guru, sedangkan 15 siswa tidak mau mengerjakan. 6
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 44,12 15 dari 34 siswa sudah mampu menulis narasi dengan perolehan nilai lebih dari 70,
sedangkan 55,88 19 orang masih memperoleh nilai menulis narasi di bawah 70. Penilaian ini didasarkan pada hasil karangan narasi siswa.
Hasil penilaian karangan narasi siswa siklus I tersaji dalam tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus 1
No Nama Siswa
Aspek penulisan yang dinilai Nilai
Keterangan I
II III
IV V
1 Ahimsa Eka A.
20 12
14 14
2 62
Tidak Tuntas 2
Chitra Kusuma D. Tidak Tuntas
3 Dilla Agusta V.
Tidak Tuntas 4
Dwi Sri L. 26
18 17
17 2
80 Tuntas
5 Erni Supriyanti
25 17
17 17
5 81
Tuntas 6
Faizal Haryo W. Tidak Tuntas
7 Farras Alda H.
22 16
15 15
3 71
Tuntas 8
Fath Anissa H. 22
14 14
12 2
64 Tidak Tuntas
9 Febrian Bagus K.
20 17
17 16
2 72
Tuntas 10
Febriana C 24
17 16
14 3
74 Tuntas
11 Futria Ayu W.
20 14
14 13
2 53
Tidak Tuntas 12
Igga Swastika Tidak Tuntas
13 Kusuma Asmara D.
Tidak Tuntas 14
Lia Tarzuqia R. 24
16 15
16 2
73 Tuntas
15 Maria Andya T.
22 17
16 16
3 74
Tuntas 16
Nabela Yeni S. 23
14 16
15 2
69 Tidak Tuntas
17 Petra Eka H.
Tidak Tuntas 18
Pradipta Angga S Tidak Tuntas
19 Prahasdika Dhimas Y.
19 13
15 14
5 66
Tidak Tuntas 20
Primadinar Sekar R. 22
17 18
16 73
Tuntas 21
Ragil Kurniawan 20
15 15
15 4
61 Tidak Tuntas
22 Rahmadhani Osa I.
23 16
16 16
5 76
Tuntas 23
Retnaningtyas Diah P. 27
18 18
17 6
86 Tuntas
24 Roro Hanaliesia
22 17
16 16
5 76
Tuntas 25
Seline C Tidak Tuntas
26 Selvi Windiastuti
26 18
18 18
7 87
Tuntas 27
Shevi Prima E. 25
17 16
16 4
78 Tuntas
28 Tafsiroh
Tidak Tuntas 29
Tessa C. 23
14 15
14 2
68 Tidak Tuntas
30 Tiara Utari
18 12
14 13
4 61
Tidak Tuntas 31
Venda Vista T. 23
17 15
14 5
74 Tuntas
32 Vivian Rheza AF.
22 16
14 15
2 69
Tidak Tuntas 33
Wening Indriyati 23
17 17
18 7
82 Tuntas
34 Wesly Valentino
Tidak Tuntas
Total 1749
Nilai rata-rata 51,44
commit to user 63
Pada siklus pertama guru kurang memahami teknik Make a Match. Guru kebingungan dan beberapa kali bertanya kepada peneliti. Hal ini
disebabkan karena perubahan cara mengajar. Guru biasa membebaskan siswa dalam pembelajaran, kemudian pada siklus I ini guru beralih ke cara
mengajar yang bersifat unjuk kerja dengan pendampingan. Oleh karena itu, guru akan mendapatkan penjelasan lebih mendalam mengenai metode ini agar
pembelajaran dan target pembelajaran dapat tercapai.
d. Analisis dan Refleksi