Siswa aktif mengikuti pembelajaran menulis narasi.

commit to user 84 dari siklus ke siklus dipersiapkan sebaik mungkin. Oleh karena itu, pada siklus III diperoleh hasil yang cukup memuaskan walaupun terdapat beberapa siswa yang belum berhasil mencapai batas ketuntasan hasil belajar. Dalam hal ini, dapat dikatakan hampir semua siswa berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar menulis narasi. Jumlah siswa tersebut adalah 31 orang atau 91. Berdasarkan tindakan yang telah disebutkan di atas, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match. Tindakan tersebut mampu membantu siswa dalam memunculkan ide sehingga mampu mengembangkan kerangka yang diberikan oleh guru dalam bentuk karangan narasi utuh dengan alur pemikiran yang runtut dan logis. Tindakan yang dilakukan tersebut mampu menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran sehingga kualitas hasil tulisan narasi mereka juga meningkat. Selain itu, siswa juga menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis. Bentuk antusiasme dan minat tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang aktif memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan penjelasan materi yang diberikan guru, dan keaktifan mereka dalam mencari pasangan kartu serta mendiskusikan isi kartu tersebut. Hasil pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus menunjukkan bahwa penelitian ini bermanfaat meningkatkan keterampilan guru mengelola kelas, khususnya dalam pembelajaran menulis narasi. Guru dapat menggunakan teknik Make a Match sebagai sarana pendukung meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis narasi. Selain itu, teknik ini juga mampu meningkatkan kualitas hasil tulisan narasi siswa. Keberhasilan teknik Make a Match dalam meningkatkan kualitas prosas dan kualitas hasil siswa dalam pembelajaran menulis narasi dapat pada uraian indikator berikut.

1. Siswa aktif mengikuti pembelajaran menulis narasi.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan siswa dalam pembelajaran yang selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Tindakan berupa penerapan teknik Make a Match yang dilaksanakan pada commit to user 85 setiap siklus mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga selama pembelajaran menulis narasi. Hasil observasi peneliti menunjukkan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 72. Pada siklus II, keaktifan siswa meningkat menjadi 85 artinya siswa yang aktif dalam siklus II berjumlah sekitar 25 dari 28 siswa yang hadir. Sementara itu, siklus III jika dibandingkan siklus II mengalami peningkatan dari 85 menjadi 91. Siswa yang aktif dalam siklus ini mencapai 29 siswa dari 31 siswa. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa tindakan dalam penelitian ini berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini membuktikan bahwa Make a Match memiliki peranan penting dalam meningkatkan keaktifan siswa pada proses belajar mengajar. Peningkatan keaktifan siswa dapat dijabarkan debagai berikut. a. Respons siswa meningkat selama kegiatan apersepsi. Apersepsi merupakan langkah awal yang dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa terkait dengan pokok penting sebelum masuk ke dalam materi pelajaran. Pada apersepsi ini, guru selalu memberikan pertanyaan sesuai dengan tema pelajaran yang dipelajari. Respons yang diberikan siswa terhadap apersepsi yang diberikan guru selalu mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi pada siklus I sebanyak 13 siswa atau sekitar 48. Pada siklus II siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 54 atau sebanyak 15 siswa. Pada siklus III mengalami peningkatan signifikan menjadi 87 atau sebanyak 27 siswa yang aktif selama apersepsi. b. Perhatian siswa meningkatnya ketika guru menjelaskan materiKBM Perhatian siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Untuk menumbuhkan perhatian tersebut, guru harus merangsang siswa dengan menerapkan cara-cara yang sudah biasa maupun cara-cara baru yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat diterapkan guru adalah melalui berbagai macam teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan teknik commit to user 86 Make a Match. Setelah tindakan tersebut dilaksanakan, perhatian siswa dalam pembelajaran menulis narasi meningkat. Meningkatnya perhatian siswa dalam pembelajaran juga telah membuktikan bahwa teknik Make a Match mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dalam hal ini, siswa merasa mendapatkan teknik yang berbeda dari biasanya. Kartu yang berisi kerangka karangan membantu siswa menuangkan gagasan secara runtut. Siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi pada siklus I sebanyak 16 siswa atau sekitar 59. Pada siklus II siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru sebesar 71 atau sebanyak 20 siswa. Pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 81 atau sebanyak 25 siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru. c. Siswa semakin aktif mencari pasangan kartu. Salah satu bagian penting dalam pembelajaran dengan teknik Make a Match adalah kartu-kartu. Dalam hal ini, guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan kepada setiap siswa, kemudian siswa diminta mencari pasangan kartu tersebut. Oleh karena itu, hendaknya siswa mencari pasangan kartu dengan baik. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui isi keseluruhan kerangka yang kemudian dikembangkan menjadi karangan narasi secara utuh. Terkait dengan kartu kerangka karangan yang dibagikan, peneliti mengamati bahwa siswa telah menampakkan keaktifan dalam mencari pasangan kartu pada setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang aktif mencari pasangan kartu sebanyak 23 siswa atau sekitar 85. Pada siklus II sebesar 100 atau sebanyak 30 siswa dan pada siklus III tetap bertahan 100 atau sebanyak 31 siswa yang aktif mencari pasangan karu yang berisi kerangka karangan. d. Siswa aktif mendiskusikan gabungan kartu Siswa melakukan diskusi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan agar siswa membicarakan kebenaran dan keruntutan isi kerangka karangan yang terdapat dalam kartu kerangka. Dengan mendengarkan beragam pendapat, siswa diharapkan berpikir dan saling menggali informasi mengenai subjek yang dibahas pada karangan mereka. commit to user 87 Peningkatan keaktifan siswa terjadi pada kegiatan diskusi ini. Keaktifan selama berlangsungnya diskusi ini dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi di setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi sebanyak 21 siswa atau sekitar 78. Pada siklus II meningkat, sebesar 93 atau sebanyak 27 siswa dan pada siklus III menjadi 100 atau sebanyak 31 siswa yang aktif dalam melaksanakan kegiatan diskusi. e. Siswa semakin baik dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi bentuk karangan narasi secara runtut. Pengembangan sebuah karangan memerlukan sejumlah data atau kebenaran peristiwa yang mendukung bahasan yang nantinya akan dituliskan dalam sebuah karangan. Sejumlah data atau kebenaran peristiwa tersebut biasanya dituliskan dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan yang telah diberikan oleh guru, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk karangan narasi secara runtut dan logis sesuai dengan informasi mengenai tokoh yang tersaji di dalam kartu. Kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi bentuk karangan narasi utuh mengalami peningkatan, yakni sebesar 78 atau sebanyak 8 siswa pada siklus I, 89 atau sebanyak 12 siswa pada siklus II, dan 94 atau sebanyak 16 siswa pada siklus III. f. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi yang diberikan oleh guru. Salah satu permasalahan yang terdapat pada kelas XI Bahasa adalah siswa menyepelekan tugas yang diberikan guru. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memecahkan masalah tersebut, yakni dengan teknik Make a Match, guru memberlakukan hukuman kepada siswa yang memiliki nilai kurang dan siswa yang tidak mengerjakan tugas menulis narasi. Teknik ini terbukti cukup menggentarkan siswa sehingga kemauan siswa dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan, yakni sebesar 85 atau sebanyak 23 siswa pada siklus I, 100 atau sebanyak 30 siswa pada siklus II, dan 100 atau sebanyak 31 siswa pada siklus III. g. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas commit to user 88 Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan memberikan perhatian seluruh siswa, memilih pokok bahasan atau tugas yang diberikan kepada murid, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan teknik pembelajaran lain yang berbeda dari teknik yang dilakukan sebelumnya, bergerak berkeliling guna mengawasi kegiatan kelas, memberi penghargaan kepada murid yang kerjanya baik, serta memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru jauh lebih baik dari yang dilakukan guru sebelumnya pada saat survei awal. Kelemahan atau kekurangan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match sedikit demi sedikit dapat diminimalisasi. Guru mampu meningkatkan peran sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Pada awalnya posisi guru saat mengajar hanya berada di depan kelas. Seiring berjalannya waktu kelemahan yang dilakukan guru tersebut dapat diperbaiki dengan cara dapat mengubah posisi mengajar dengan berkeliling ke seluruh kelas. Pada saat itu, guru memberikan kesempatan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Di samping itu, perhatian yang diberikan guru saat siswa mengerjakan tugas bertambah jika dibandingkan survei awal. Oleh karena itu, siswa termotivasi mengerjakan tugas karena merasa diperhatikan guru. Setelah tindakan dilakukan di setiap siklus dalam proses kegiatan belajar mengajar, pembelajaran menjadi menyenangkan dan dikakatakan inovatif sebab guru menampilkan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Hal tersebut berimplikasi pada kemampuan menulis narasi siswa. Peningkatan keaktifan siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut. commit to user 89 5 10 15 20 25 30 35 SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III APERSEPSI KBM MENCARI PASANGAN KARTU MENDISKUSIKAN KARTU MENGOREKSI DAN MEMBERI HUKUMAN MENGERJAKAN TUGAS MENULIS Gambar 4. Perbandingan Peningkatan Keaktifan Siswa Berdasarkan gambar di atas, pembaca dapat mengetahui bahwa masing- masing indikator keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi mampu meningkatkan keaktifan siswa. Siswa lebih termotivasi dalam mengembangkan tema tulisan karena adanya diskusi kelompok. Selain itu, teknik ini dapat mengurangi kebosanan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis narasi. Adanya sistem eksekusi dalam teknik ini mampu membuat siswa takut bermalas-malasan dalam pembelajaran menulis narasi, bahkan pada siklus III, siswa yang tidak hadir tetap berusaha mengumpulkan karangan narasi.

2. Hasil pembelajaran menulis narasi meningkat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 157

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 22

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH.

0 2 6

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK ... 1 PB

0 0 8