commit to user 25
pendapat; 7 keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri; 8 mahasiswa aktif Lie, 2008:47.
4. Hakikat Teknik Make a Match
Teknik belajar Make a Match memberi kesempatan kepada kelompok untuk bekerja sama dengan kelompok lain. Dewasa ini banyak kegiatan
belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain.
Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak berlaku pada teknik
Make a Match. Isjoni 2010:77-78 mengungkapkan bahwa salah satu keunggulan
teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia. Lebih lanjut lagi, Suprijono 2009: 94 menjelaskan cara menerapkan teknik Make a Match
yaitu: 1.
guru mempersiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi sejumlah
siswa jumlah kartu sama dengan jumlah siswa; 2.
siswa diminta membagi kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama membawa kartu pertanyaan, kelompok kedua pembawa kartu jawaban dan
kelompok lainnya menjadi penilai atau eksekutor; 3.
posisi tempat duduk dibuat seperti bentuk huruf U sehingga kelompok pertama dan kedua berhadapan;
4. kelompok pertama dan kedua bertemu mencari pasangan setelah
dibunyikan peluit, kelompok tiga mengawasi; 5.
setelah itu, masing-masing pasangan yang sudah bertemu menghadap penilai untuk dieksekusi. Jika benar diberi reward jika kurang benar diberi
hukuman;
commit to user 26
6. kelompok tiga dipecah menjadi dua untuk melakukan seperti yang
dilakukan oleh kelompok pertama dan kedua, kelopok pertama dan kedua gantian menjadi penilai;
7. kegiatan akhir adalah siswa berdiskusi secara bersama sama mengenai
hasil yang telah didapat masing-masing pasangan, apakah sudah benar atau belum. Dari hasil tersebut, masing-masing pasangan mengembangkan
apa yang telah mereka dapat menjadi sebuh paragraf narasi. Pada penelitian ini, model pembelajaran kooperatif teknik Make a Match
akan diterapkan sebagai berikut: a guru masuk kelas dan mempresensi siswa; b guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menulis
narasi faktual; c guru menyampaikan materi menulis narasi; dguru membagi beberapa potongan kartu kepada masing-masing siswa yang berisi diantaranya
gambar, kerangka karangan, dan potongan biografi tokoh; e guru meminta siswa mencari pasangan kartu tersebut; f guru meminta siswa menulis
paragraf narasi berdasarkan kartu-kartu yang mereka gabungkan, kemudian menyunting tulisan masing-masing; g guru membagi pekerjaan siswa secara
silang atau ditukarkan; h guru mengajak siswa mengoreksi jawaban teman mereka; i siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman pada setiap
kesalahan dengan menaburkan bedak bayi pada wajah mereka secara bergantian; j lima siswa dengan nilai tertinggi diberikan penghargaan oleh
guru. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa langkah dalam teknik Make a Match dapat diadaptasi dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis
narasi sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik Make a Match dapat dipakai dalam pembelajaran menulis narasi.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian Hayatun 2009 dengan tujuan mengetahui kualitas proses
dan hasil belajar menulis narasi sebelum dan sesudah diterapkan strategi pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V
SDN 3 Punduhsari tahun ajaran 20082009. Latar belakang penelitian ini