Pengertian Pembelajaran Hakikat Pembelajaran Menulis

commit to user 16

2. Hakikat Pembelajaran Menulis

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran Hamalik, 2001: 57. Lebih lanjut Hamalik mengungkapkan bahwa material meliputi buku- buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Hamalik 2001: 58, yaitu: 1. pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didiksiswa di sekolah; 2. pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah; 3. pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik; 4. pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik; 5. pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Suprijono 2009: 11 menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebaga i „panglima‟, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui. commit to user 17 Suprijono 2009: 13 menjelaskan tentang pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mempelajarinya sehingga subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Suatu pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang membuat siswa mampu merekonstruksi pemahamannya dan berkualitas. Akan tetapi, kondisi ideal pembelajaran sulit ditemukan di lapangan. Hadi 2008 menyatakan bahwa pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh delapan faktor. Tanpa kedelapan faktor tersebut, kualitas pembelajaran akan menjadi rendah. Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Faktor kedua yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni faktor guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, suatu strategi yang bagus dan idealnya tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi yakni anak didik siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi : a. latar belakang siswa pupil formative experience : meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana siswa berasal, kepribadian dan sebagainya; commit to user 18 b. sifat yang dimiliki siswa pupil properties : meliputi kemampuan, pengetahuan dan sikap. Faktor keempat yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran misalnya media pembelajaran, alat- alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain-lain. Kelengkapan saran dan prasarana akan membantu guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Selain sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran juga mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang dipakai oleh guru menghasilkan kegiatan anak didik yang bermacam-macam. Guru yang menggunakan pendekatan individual, misalnya berusaha memahami anak didik sebagai makhluk individual dengan segala persamaan dan perbedaannya. Guru yang menggunakan pendekatan kelompok berusaha memahami anak didik sebagai makhluk sosial, dengan tingkat keberhasilan belajar mengajar yang tidak sama pula. Perpaduan dari kedua pendekatan tersebut menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik. Lingkungan merupakan faktor keenam yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dilihat dari dimensi lingkungan, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. a. Faktor organisasi kelas, yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar cenderung kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. b. Faktor iklim sosial psikologis maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal dan eksternal. commit to user 19 Faktor ke tujuh yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yakni bahan dan alat evaluasi. Bahan evaluasi adalah suatu materi yang terdapat di dalam kurikulum dan sudah dipelajari oleh anak didik. Materi tersebut pada umumnya tersaji dalam bentuk buku paket. Pembelajaran di kelas umumnya masih berpedoman dengan adanya buku paket tersebut. Arikunto 2008:3 menyatakan bahwa evaluasi adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif lalu mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk yang bersifat kualitatif. Menyambung pendapat diatas, Arikunto 2008:25-26 berpendapat bahwa alat evaluasi atau biasa disebut instrumen, adalah sesuatu yang dapat dipergunakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua, yakni teknik tes dan nontes. Teknik tes pada umumnya berupa tipe soal benar-salah true-false dan pilihan ganda multiple choise, menjodohkan matching, melengkapi completion dan esai. Sedangkan teknik nontes mengukur sesuatu dengan skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan dan riwayat hidup. Masing-masing alat evaluasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Benar-salah B-S dan pilihan ganda adalah bagian dari tes objetif. Kekurangan tes objektif yakni apabila anak didik tidak dapat menjawab, mereka cenderung melakukan tindakan spekulasi pengambilan sikap untung-untungan daripada tidak menjawab. Alat tes dalam bentuk esai dapat mengurangi sikap dan tindakan spekulasi pada anak didik sebab tes ini hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik. Bila tidak, kemungkinan besar anak didik tidak dapat menjawabnya dengan baik dan benar. Kelemahan alat test ini adalah dari segi pembuatan item soal. Tidak semua bahan pelajaran dalam satu semester dapat tertampung untuk disuguhkan kepada anak didik pada waktu ulangan. Selain itu, subjektivitas guru terhadap tulisan siswa cenderung mendominasi penilaian guru. Berbagai permasalahan yang telah dikemukaan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Validitas dan reliabilitas data dari hasil evaluasi tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. commit to user 20 Apabila alat tes tersebut tidak valid dan tidak reliabel, maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar. Suasana evaluasi merupakan faktor teakhir yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas. Semua anak didik dibagi menurut kelas dan tingkatan masing-masing. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan mempengaruhi suasa kelas sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan. Sistem silang adalah teknik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif karena sikap mental anak didik belum semuanya siap untuk berlaku jujur, maka dihadirkanlah satu atau dua orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk mengawasinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi kepada siswa agar menimbulkan respons yang tepat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

b. Proses Pembelajaran Menulis Narasi di SMA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 157

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 22

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH.

0 2 6

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK ... 1 PB

0 0 8