Hasil pembelajaran menulis narasi meningkat

commit to user 89 5 10 15 20 25 30 35 SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III APERSEPSI KBM MENCARI PASANGAN KARTU MENDISKUSIKAN KARTU MENGOREKSI DAN MEMBERI HUKUMAN MENGERJAKAN TUGAS MENULIS Gambar 4. Perbandingan Peningkatan Keaktifan Siswa Berdasarkan gambar di atas, pembaca dapat mengetahui bahwa masing- masing indikator keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi mampu meningkatkan keaktifan siswa. Siswa lebih termotivasi dalam mengembangkan tema tulisan karena adanya diskusi kelompok. Selain itu, teknik ini dapat mengurangi kebosanan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis narasi. Adanya sistem eksekusi dalam teknik ini mampu membuat siswa takut bermalas-malasan dalam pembelajaran menulis narasi, bahkan pada siklus III, siswa yang tidak hadir tetap berusaha mengumpulkan karangan narasi.

2. Hasil pembelajaran menulis narasi meningkat

Hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam menulis narasi dapat meningkat setelah adanya tindakan berupa penerapan teknik Make a Match. Kemampuan siswa dalam menulis narasi mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Tulisan yang dihasilkan siswa mengalami peningkatan dalam beberapa aspek penulisan, baik dari aspek isisubstansi, pengorganisasian tulisan, pemanfaatan potensi kata penggunaan kosakata, penggunaan kaidah bahasa tulis maupun karakteristik tulisan. a. Isisubstansi Isi atau subtansi yang ditulis dalam suatu karangan diperoleh dari ide atau gagasan. Gagasan atau ide yang ingin disampaikan penulis melalui tulisannya disebut topik. Gagasan ini dapat berupa pendapat, pengalaman, atau commit to user 90 pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang Nurudin, 2007: 5. Dalam hal ini, siswa mampu menentukan ide tulisan dan mengembangkannya setelah mencari urutan kartu dan mendiskusikannya dalam kelompok. Selain itu, ide siswa lebih berkembang jika guru mengaktifkan siswa dalam mencari informasi mengenai subjek sumber tulisan. Siswa lebih mudah mengembangkan tulisan jika mereka mempunyai informasi yang dipakai sebagai bahan untuk disampaikan. Dengan adanya kartu yang berisi kerangka karangan, siswa menjadi mudah dalam memunculkan ide karena siswa sudah dibantu dengan kerangka karangan pada kartu tersebut sehingga mereka dapat mengembangkannya dalam bentuk karangan narasi utuh dengan baik. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk memiliki pengalaman khusus mengenai tokoh yang akan diulas, baik lewat wawancara ataupun menggali informasi lewat internet. Dengan demikian isi tulisan siswa menjadi berbobot dan berkembang. Aspek isisubstansi dalam tulisan siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Rerata nilai aspek isi yang diperoleh siswa pada prasiklus adalah 10. Pada siklus I, rerata nilai aspek isi yang diperoleh siswa adalah 16. Pada siklus II dan III mengalami peningkatan yakni menjadi 20 dan 24. Pada siklus III bahkan terdapat dua siswa yang memperoleh nilai 30 sempurna untuk aspek isi karena mereka mampu mengembangkan kerangka menjadi tuliasan biografi yang lengkap dan dengan informasi yang luas. b. Pengorganisasian Tulisan Hasil kerja siswa pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan tulisan dengan baik. Hal tersebut menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh pembaca walaupun masih terdapat beberapa siswa yang mengorganisasikan kalimat demi kalimat dalam tulisan mereka dengan gagasan yang meloncat-loncat dan tidak sistematis. Peningkatan kemampuan pada aspek ini terlihat pada nilai yang dicapai oleh siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam mengorganisasikan commit to user 91 tulisan masih tergolong rendah dengan rerata perolehan 9. Sebagian besar siswa kurang lancar dalam menuangkan ide dalam tulisan mereka. Selain itu, penyajian siswa masih kurang sesuai, paragraf yang disusun oleh siswa sebagian besar tidak berbentuk paragraf, akan tetapi berupa baris-baris kata, atau bahkan seluruh karangan hanya tersaji dalam satu paragraf saja. Siswa mengalami peningkatan perolehan rerata nilai aspek organisasi isi pada siklus I, yakni 11, pada siklus II mengalami peningkatan kembali dengan rerata 13 dan pada siklus III rerata nilai aspek organisasi isi karangan siswa menjadi 16. c. Penggunaan Bahasa Setelah adanya tindakan, siswa mampu menggunakan kaidah bahasa tulis dengan baik jika dibandingkan dengan survei awal. Peneliti dapat mengatakan demikian sebab kesalahan bahasa tulis yang dilakukan siswa pada siklus III berkurang. Rerata perolehan nilai aspek penggunaan bahasa siswa pada prasiklus adalah 5. Pada pertemuan berikutnya dalam siklus yang berbeda guru selalu memberikan umpan balik atas kesalahan yang ditulis siswa dalam karangan yang dihasilkan pada pertemuan sebelumnya. Pada siklus I, rerata perolehan nilai aspek penggunaan bahasa siswa mencapai 11, pada siklus II meningkat menjadi 12 dan pada siklus III menjadi 16. Pada setiap pergantian siklus, secara berangsur-angsur siswa menyusun struktur kalimat sesuai dengan aturan sintaksis yang benar sehingga maksud yang terkandung dalam tulisan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Kesalahan penggunan bahasa yang dilakukan oleh sebagian besar siswa adalah penggunaan kalimat tidak lengkap. Beberapa kalimat yang ditulis siswa merupakan kalimat tidak bersubjek, atau kalimat yang hanya terdiri atas subjek saja. d. Kosakata Pada survei awal, kosakata yang dipakai oleh siswa masih tampak biasa. Selain itu, pada survei awal materi yang diberikan oleh guru adalah menulis narasi secara umum. Perolehan rerata nilai aspek kosakata siswa pada prasiklus adalah 11. Pada tahap tindakan, guru memberikan materi berupa menulis narasi biografi. Dalam tulisan narasi biografi tokoh yang dibuat oleh commit to user 92 siswa pada siklus I hingga III, siswa sudah mampu mengembangkan potensi kosakata. Dari tema pada masing-masing siklus, siswa memperoleh kosakata baru. Misalnya pada siklus I, siswa memperoleh kosakata baru yang berkaitan dengan sejarah, karena pada tahap tersebut siswa menulis biografi pahlawan. Pada siklus I, rerata nilai aspek kosakata siswa 11, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 13 dan naik kembali pada siklus III menjadi 17. e. Ejaan Mekanik Pada survei awal, peneliti banyak menemukan kesalahan dalam tulisan narasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada rerata nilai aspek mekanik siswa pada prasiklus, yakni 2. Hal tersebut disebabkan guru yang kurang menekankan kepada siswa mengenai pentingnya penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar dalam menulis. Setelah diberi penjelasan dan diberi contoh- contoh tulisan narasi, nilai siswa dalam aspek ini selalu mengalami peningkatan. Dalam hal ini, penerapan teknik Make a Match memiliki peranan yang berarti, yakni dapat mendorong siswa untuk menulis dengan baik dan benar dan memperhatikan ejaan serta tanda baca. Pada siklus I, rerata nilai aspek mekanik siswa 3, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 5 dan naik kembali pada siklus III menjadi 6. Peningkatan rerata perolehan nilai siswa pada setiap aspek penilaian hasil menulis narasi siswa dalam penelitian ini tersaji pada gambar berikut. 5 10 15 20 25 SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III ISI ORGANISASI ISI PENGGUNAAN BAHASA KOSAKATA MEKANIK Gambar 5. Perbandingan Peningkatan Skor Nilai Siswa Pada Setiap Aspek Penilaian commit to user 93 Penerapan teknik Make a Match dalam pembelajaran menulis narasi mampu meningkatkan kualitas hasil tulisan narasi siswa. Gambar di atas merupakan bukti bahwa kualitas hasil karangan siswa dalam penelitian ini senantiasa mengalami peningkatan. Rerata perolehan nilai siswa pada setiap aspek penilaian senantiasa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Dalam penelitian ini, guru memperbaiki cara mengajar sehingga mampu memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa mengenai tulisan yang baik. Guru menerapkan tahapan penulisan dalam penelitian ini. Selain itu, guru mengajarkan mengenai profil penilaian karangan. Kedua hal ini tidak dilaksanakan pada prasiklus. Oleh karena itu, perubahan cara mengajar mampu meningkatkan kualitas hasil karangan narasi siswa. Tabel 11. Nilai Menulis Narasi Siswa Pratindakan dan Pascatindakan No. Nama Siswa PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III KETERANGAN 1 Ahimsa Eka A. 62 70 80 Tuntas 2 Chitra Kusuma D. 80 81 Tuntas 3 Dilla Agusta V. 55 72 81 Tuntas 4 Dwi Sri L. 54 80 81 90 Tuntas 5 Erni Supriyanti 81 80 91 Tuntas 6 Faizal Haryo W. 59 77 86 Tuntas 7 Farras Alda H. 57 71 77 78 Tuntas 8 Fath Anissa H. 60 64 74 83 Tuntas 9 Febrian Bagus K. 72 89 Tuntas 10 Febriana C 74 70 88 Tuntas 11 Futria Ayu W. 55 53 66 74 Tuntas 12 Igga Swastika 83 Tuntas 13 Kusuma Asmara D. 55 68 64 Tidak Tuntas 14 Lia Tarzuqia R. 63 73 81 Tuntas 15 Maria Andya T. 53 74 84 96 Tuntas 16 Nabela Yeni S. 67 69 77 79 Tuntas 17 Petra Eka H. 83 Tuntas 18 Pradipta Angga S 77 74 Tuntas 19 Prahasdika Dhimas Y. 58 66 67 Tidak Tuntas 20 Primadinar Sekar R. 74 73 81 88 Tuntas 21 Ragil Kurniawan 57 61 78 83 Tuntas 22 Rahmadhani Osa I. 47 76 70 Tidak Tuntas 23 Retnaningtyas Diah P. 86 77 94 Tuntas 24 Roro Hanaliesia 76 80 80 Tuntas 25 Seline C 64 78 85 Tuntas 26 Selvi Windiastuti 78 87 76 84 Tuntas 27 Shevi Prima E. 52 78 81 87 Tuntas 28 Tafsiroh 48 82 Tuntas 29 Tessa C. 54 68 82 77 Tuntas 30 Tiara Utari 57 61 80 81 Tuntas 31 Venda Vista T. 47 74 78 83 Tuntas 32 Vivian Rheza AF. 69 82 86 Tuntas 33 Wening Indriyati 82 80 91 Tuntas 34 Wesly Valentino 42 59 79 Tuntas Total 1256 1730 2135 2524 LULUS = 85,3 TIDAK = 14,7 Rata-rata 36,94 50,88 62,79 74,24 commit to user 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Make a Match meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Salatiga. Hal tersebut terlihat pada keterangan berikut.

1. Siswa Aktif dalam Pembelajaran Menulis Narasi

Peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran tampak dalam aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match. Aktivitas siswa yang mengidentifikasikan keaktifan tersebut antara lain: a. jumlah siswa yang aktif memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru terus mengalami peningkatan pada setiap siklus, yakni 38 pada siklus I, 44 pada siklus II, dan 79 pada siklus III; b. jumlah siswa yang aktif memperhatikan penjelasan materi pada saat KBM mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yakni 47 pada siklus I, 59 pada siklus II, dan 79 pada siklus III; c. jumlah siswa yang aktif mencari pasangan kartu mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I sebesar 68, siklus II sebesar 88, dan siklus III sebesar 91. d. jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan mendiskusikan meningkat di setiap siklusnya, yakni 62 pada siklus I, 76 pada siklus II, dan 91 pada siklus III; e. jumlah siswa aktif mengoreksi bersama dan memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan meningkat di setiap siklusnya, yaitu 62 pada siklus I, 74 pada siklus II, dan 85 pada siklus III;

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 157

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 22

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH.

0 2 6

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK ... 1 PB

0 0 8