Citra Perempuan Modern Citra Tokoh Perempuan dalam Novel Tabularasa a. Citra Perempuan Tradisional

407 ” Lha wong belum kenal kok bilang ndak suka? Itu lho... kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Makanya kenalan dulu.” ” kalau sudah kenal, ternyata ndak cinta?” Tabularasa.2004.hal:108

b. Citra Perempuan Modern

Tokoh-tokoh perempuan seperti Raras, Krasnaya, Dian, dan Walla dikategorikan dalam citra perempuan modern. Citra modern adalah tokoh-tokoh yang digambarkan oleh pengarang dengan ciri-ciri antara lain: a. Berpendidikan dan mementingkan pendidikan, b. Rasional, c.Tidak statis atau ingin maju, d.Tidak terlalu menggantungkan hidupnya kepada lelaki atau orang lain, e.Lebih mementingkan keadaan, f. Bebas dari ikatan keluarga, adat, dan agama secara dogma. 1 Citra Raras Raras dalam kaca mata perempuan memiliki citra perempuan modern yang cukup menarik dan berbeda dengan tokoh perempuan lainnya. Selain memiliki peran sebagai mahasiswa UGM Jurusan Sastra, ia memiliki kemampuan sebagai pelukis dan pencinta buku-buku sastra. Memiliki wawasan yang sangat luas meskipun dalam dirinya masih ada ganjalan kejiwaannya sebagai perempuan dewasa yang selalu mencari makna baru tentang berbagai hal. Namanya Raras, dia membuka lagi buku hijaunya. Gibran. ’The Prophet’, sangnabi versi bahasa inggris Tabularasa.2004.hal: 29 Sebelumya, siang. ” Bapak saya sudah selessai baca buku ’ Sang Alkemis’ , hari ini saya nggak bawa bukunya,besok saya bawa kekampus ya pak?”. ” Oh, sudah? Saya juga sudah selesai baca bukumu Tabularasa.2004.hal: 118. Gadis itu mempersilahkan masuk. Tangannya masih sibuk dengan cat dan kuas di atas kanvas. Tidak bisa diganggu. Galih menyadari itu maka dia diam saja dan menikmati aura yang memancar dari energi gerakan tangan yang mengenggam kuas. 408 ” Sudah jadi ” . Kuas bash di geletakkan di samping ember kecil berisi air Butek. Air untuk mencuci cat dan kuas. Galih memandanginya. Ada yang hilang di gambar itu, bukan kekurangan sesuatu. Tetapi si pelukis memang sengaja menghilangkan ”sesuatu”. Atau memang lukisan itu menggambarkan ada yang hilang.Tabularasa.2004.hal: 2 Citra Krasnaya Citra Krasnaya dalam hal ini terwakili dalam peranannya sebagai perempuan modern yang memiliki keahlian yang tidak banyak dimiliki oleh semua perempuan yaitu sebagai pelukis perempuan. Krasnaya bukan hanya ingin memberikan sesuatu yang berharga kepada Galih, tetapi lebih dari memberi, ia memberikan perhatian yang khusus kepada Galih, perhatian akan rasa simpatiknya kepada teman laki-laki yang telah menjerat hatinya hingga karya lukisan yang sangat berharga baginya diberikan pada Galih. Krasnaya semakin dihargai karena hasil lukisannya ternyata sangat disukai Galih . Aku Galih dan kamu Krasnaya. Cuaca cerah. Musim panas sudah datang sebab ini bulan Agustus. Toh di negeri ini tidak terasa panas sebab suhu masih 5 derajat Celcius menurut prakiraan cuaca yang aku lihat tadi. Kita janjian kencan di Gorky Park untuk naik perahu di danaunya. Tukang perahu past girang di musim panas sebab kolam tidak beku sehingga rezekinya cair seperti cairannya air kolam di musim panas. Tidak ada lagi orang yang berseliweran dengan sepatu skating di atasnya. ”Kamu mau lukisan yang aku buat?” tanyamu. ”Kremlin?” tanyaku, kamu mengangguk seraya tersenyum ”Of course Do I Have to pay?” Tentu saja mau, apa aku harus bayar? Aku benar-benar tidak keberatan jika memang harus bayar. ”No, no pay. It is my gift to you.” Tak perlu bayar, hadiah dariku. Aku selalu menyukai logat Rusiamu ketika berbicara bahasa Inggris. ”But I thought you really like that painting.” Tapi kamu’kan sangat sayang dengan lukisan itu ” I can paint another one,”Aku bisa melukis lagi jawabmu masih dengan senyum, Tabularasa.2004.hal: 41. Citra Krasnaya tampil bukan hanya sebagai perempuan pelukis saja, tetapi ia memiliki kemandirian hidup, kehidupannnya tidak tergantung pada ayahnya 409 atau neneknya. Sebagai perempuan mampu menghidupi dirinya sendiri dengan mencari pendapatan. Ia bekerja di Kalinin Bookstore sebagai pelayan di sebuah toko yang cukup besar. Pekerjaan sebagai pelayan toko buku yang cukup besar membutuhkan kemampuan kemandirian karyawan yang cukup tinggi dan bertanggungjawab. ... Hari itu aku menarik-narik Diaz untuk ikut denganku ke wilayah Kalinin Prospek mencari Kalinin Bookstore tempat Krasnaya bekerja. Aku bilang pada Diaz bahwa aku butuh kamus bahasa Rusia- Inggris. Aku kan mulai belajar bahasa Rusia. Alaah, kamu emang pengin ketemu Krasnaya kan? Aku nyinyir ketemu belangku. ”Nggak apa apa, kok. Namanya juga orang sedang jatuh cinta”Lanjutnya. ” Siapa yang sedang jatuh cinta?”Sergahku. ”Belum ngaku juga? Ya udah” Diaz melenggang ringan masuk ke Kalinin Bookstore. Aku mengikutinya dengan senyum. Segera saja aku mencari gambarannya. Gadis itu...krasnaya...dia di situ. Mataku telah menemukan sosoknya. Syaraf tubuhku yang normal memberitahu jantungku, seketika detaknya diperintahkan otak untuk dipercepat. Dag....dig...dug...dug... ”Mana dia?” tanua Diaz. Pandngannya menyisir ruangan mencari sosok krasnaya. ”Tuu...”, kataku sambil menunjuk seorang gadis yang sedang beerdiri mencari seorang pembeli. Aku langsung memantapkan langkah untuk menemuinyaTabularasa.2004.hal:22. ”ku menyerahkan sejumlah mata uang Rubel. ” Krasnaya...,” kataku sambil menunggu ia selesai menyelesaikan tugasnya; melayani, membungkus, menerima uang kembalian. Pelayan di toko-toko di Sofyet memang rata-rata menyelesaikan pekerjaannya sendiri, mereka sudah diserahi sejumlah barang tanggung jawab untuk di jual kepada pembeliTabularasa.2004.hal:23. 3 Citra Dian Tokoh perempuan yang ditampilkan dalam Novel Tabularasa yang memiliki citra perempuan modern adalah Dian. Ia mewakili citra perempuan dalam kaitannya dengan kemampuannya merawat kakaknya Galih saat 410 mengalami sakit demam. Sebagai perempuan modern masih memegang ikatan keluarga yang sangat dekat dengan kakaknya. ” Kakak sakit?” Lalu di tempel punggung tangannya di atas dahi kakaknya. Ia menyentuh kulit wajah Galih yang basah keringat. Panas. ” Ya ampun Ayo balik ke kamar”. ” Nggak ada obat panas” ia menolak ajakan adiknya. Dian lalu menuju ke kotak obat di meja makan yang sudah berantakan, mencari obat yang dimaksud. ” Ini, ada kok...”, katanya, ”... makanya, kalau mau cari apa-apa itu lampu dinyalain dulu. Ayo ke kamar ” Ogah ogahan tapi Galih jalan juga, Dian mengikuti dari belakang. Setelah tubuh Galih direbahkan di atas ranjang, Dian menutup jendela. ” Jangan ditutup, panas ” ...nggak usah cerewat, ini obatnya diminum. Sebentar, aku ambiol kompres di dapur. ” Nggak usah”kata Galih galak. ” Kakak lagi demam, udah” suara Galih masih bernada tinggi. ” Kakak , apa-apaan sih Orang lagi sakit Udah di sini aja. Daripada bangunin bunda ama ayah, hayo? Tanpa ba bi bu Dian keluar kamar dan kembali lagi membawa baskom kecil dan handuk kecil.Handuknya diperas setelah direndam dalam air, ditempelkamn ke dahi kakaknya.. Galih diam saja. Wajahnya dipalingkan ke tembok sebelah kiri, menghindari pandangan mata adiknya. Diam-diam ia menahan tangis. Tetapi... tak bisa ditahan lagi, mengalir satu-satu ke luar dari matanya yang memerah karena demam dan angis yang tertahanTabularasa.2004.hal:55. 4 Citra Walla Citra perempuan modern pada diri Walla dalam peranannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai ahli fisioterapi berjalan tanpa ada hambatan pada peran kedua-duanya. Kemampuan Walla di bidang memijat sangat dikenal langgangannya di kalangan orang-orang dari kedutaan. Siapaun dan kapanpun pasien membutuhkannya sebagai pelayan yang mengabdi melayani yang membutuhkan jasanya akan selalu di layaninya dan hasilnya tidak mengecewakan. 411 Citranya sebagai sebagai ibu rumah tangga yang sangat mencintai keluarganya dengan segala kegiatannya memasak sampai mengurus suami mengurus suami beriringan berjalan dengan kemampuan perannya di bidang fisioterapi melayani pasien yang membutuhkan jasanya. Ranah domestik dan ranah Pubik dijalankannya dengan baik. Walla memasak khusus untuk kami di meja makan keluarga. Walla memasak khusus untuk kami. Semajam soup Khas tajik dengan aroma yang sangat menyangat di sajikan sebagai hidagan pembuka. Aroma nya aneh untuk menghormatinya aku makan beberapa sendok. Setelah itu perutku tak kuat lagi. Maka, aku memilih menu semacam nasi goreng yang kelihatannya lebih” aman” untuk perutku. Tetapi bentuk nasi gorengnya juga aneh Tabularasa.2004.hal:133. Walla tahu bagian mana yang harus dipijat dan frekuensi tekanan pijatanya. Walla lulusan Akademi Fisioterapi, spesialis keahlian memijat. Ia sudah biasa memijat orang-orang dari kedutaanTabularasa.2004.hal:19.

c. Citra Perempuan Transisi