Pengertian Novel Kajian tentang Novel a. Pengertian Sastra

283 Max Eastman dalam Wellek Waren, 1989: 30 menjelaskan bahwa Hakikat sastra adalah imajinasi dan kreativitas, sehingga sastra selalu dikaitkan dengan ciri-ciri tersebut. Sastra sebagai karya imajinatif. Acuan dalam sastra adalah dunia fiksi atau imajinasi. Sastra mentransformasikan kenyataan ke dalam teks. Sastra menyajikan dunia dalam kata, yang bukan dunia sesungguhnya, namun dunia yang mungkin ada. Walaupun berbicara dengan acuan dunia fiksi, namun, menurut Max Eastman, kebenaran dalam karya sastra sama dengan kebenaran di luar karya sastra, yaitu pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan. Fungsi utama sastrawan adalah membuat manusia melihat apa yang sehari-hari ada di dalam kehidupan, dan membayangkan apa yang secara konseptual dan nyata sebenarnya sudah diketahuiWelleck Warren, 1990: 30- 31. http:resources.unpad.ac.idunpadcontentuploadspublikasidosensastra 20 dan20sastra20feminis20 dalam20kebudayan.pdf Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sastra adalah pengungkapan fakta imajinatif kehidupan manusia melalui bahasa sebagai media yang berdampak positif bermanfaat bagi kehidupan manusia dan kemanusiaan.

b. Pengertian Novel

Cerita fiksi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: roman, cerpen, dan novel. Dalam tulisan ini yang akan diuraikan hanya pengertian novel karena objek penelitian yang ditulis adalah novel. Abrams dalam Burhan Nurgiantoro, 2005: 9 menjelaskan tentang novel sebagai berikut: 284 ”Novel Inggris = novel dan cerita pendek disingkat cerpen=Inggris= short story merupakan dua bentukkarya sastra yang sekaligus disebut sebagai fiksi. Bahkan dalam perkembangan kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, juga berlaku untuk novel, sebutan novel dalam bahasa Inggris. Dan inilah yang kemudian masuk ke indonesia- berasal dari bahasa Itali novella yang dalam bahasa Jerman = novelle. Secara harfiah novella berarti sebuah bab baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa”. Jakob Sumarjo Saini K. M. 1988: 29 menyampaikan pengertian novel dalam arti yang luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot alur yang kompleks, karakter yang banyak,tema yang kompleks hanya satu saja, suasana cerita yang beragam, dan setting yang beragam pula. Namun ”ukuran luas”di sini juga tidak mutlak demikian,mungkin yang luas hanya salah satu unsur fiksinya saja, misalnya temanya, sedang karakter, setting, dan lain-lainnya. Pengertian novel juga di definisikan oleh Koesnosoebroto dan Sunaryo Basuki 1998: 10 sebagai berikut: ”Novel is a long work of fiction that contaiss more than 10000 words. It is more complex because it has more incidents, setting, character, and may take place in a long span of time. I may have more than one theme and more conflicts. Novel tends to expands and it is very complex in it’s structure. It does not finish to be read once a seat as a short story because it’s length develops the character’s problem”. Novel diartikan sebagai cerita fiksi panjang lebih dari 10.000 kata. Novel lebih bersifat kompleks karena mempunyai banyak peristiwa, setting, karakter, dan latar tempat yang memiliki kemungkinan diambil dalam waktu yang lama. Penulis dalam menulis novel memiliki satu tema dengan banyak konflik. Novel memiliki tendensi untuk memperluas dan berkembang sehingga sangat komplek dalam strukturnya. Novel itu tidak dapat diselesaikan untuk dibaca dalam sekali 285 duduk seperti cerita pendek yang dapat dibaca dalam waktu yang relatif pendek hanya sekali duduk,karena memiliki perkembangan di berbagai permasalahan karakter yang panjang. Melani Budiyanto1982: 282 mengemukakan bahwa Novel adalah gambaran dari kehidupan manusia dan perilaku yang nyata, dan zaman sasta novel itu ditulis. Romansa yang ditulis dalam bahasa yang agung dan dipindah, menggambarkan apa yang pernah ditulis dari apa yang pernah terjadi. Fiksi merupakan hasil karya sastra melalui penghayatan dan perenungan dalam bentuk kreativitas pengarang. Kreativitas berupa perenungan jiwa pengarang yang menghasilkan kemampuan pengarang menampilkan bentuk- bentuk pola kehidupan, cara pandang, sikap kehidupan tokoh yang ditampilkan berdasarkan pada tujuan, keingginan dan amanat pengarang itu sendiri. Fiksi sebagai hasil perenungan menyajikan berbagai permasalahan-permasalahan kehidupan manusia dimana manusia itu sendiri selalu mengalami intereaksi dengan penciptanya, Intereaksi terjadi apabila terjadi adanya dialog baik secara langsung maupun tidak langsung. Novel juga dianggap sebagai hasil perenungan dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupanya. Perenungan tersebut bukanlah suatu lamunan melainkan berupa hasil pengalaman jiwa yang telah dipertimbangkan baik-baik dan sungguh-sungguh. Perenungan yang telah dilakukan dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab tersebut menawarkan gambaran kehidupan seperti yang diisyaratkan oleh penulisnya sendiri. Hal ini merupakan pengertian novel yang disampaikan oleh Burhan Nurgiantoro 2005: 3 sebagai berikut: 286 ”Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia intereaksinya dengan lingkungan dan sesama intereaksinya dengan diri sendiri, serta intereaksi dengan tuhan, fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau berupa khayalan, tidak benar jika fiksi dianggap sebagi hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya fiksi. Fiksi menawarkan ”model-model” kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang sekaligus menunjukan sosoknya sebagi karya seni yang berunsur astetik dominan”. Novel menurut Burhan Nurgiantoro merupakan salah satu dari macam bentuk fiksi seperti yang dikemukakan oleh Aminuddin. Pada dasarnya unsur- unsur yang dibangun dalam karya sastra fiksi berupa roman, novel, atau cerpen memiliki kesamaan, yang berbeda hanya pada panjang pendek isi cerita, kompleksitas isi cerita dan jumlah tokoh-tokohnya. Menelaah hasil salah satu karya sastra berupa roman juga dapat di terapkan pada penelaahan hasil karya sastra berupa novel dan cerpen. Aminuddin 2002: 66 sebagai berikut: ”Karya fiksi lebih lanjut dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang – pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan. Oleh karena itulah hasil telaah suatu roman, misalnya pemahaman atau ketrampilan lewat telaah tertentu, dapat juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel maupun cerpen. Perkembangan dunia novel semakin berkembang pesat” Novel pada awalnya hanya sebuah karya imajinasi. Pada perkembangan berikutnya ternyata para pembaca dari golongan orang-orang kaya, menengah, dan kaum terpelajar mulai tidak menyukai novel karena dianggap berisi hal-hal yang bersifat hayalan belaka. Novel yang mendapat pengaruh dari faham filsafat 287 John Lock menyukai cabang kesenian sastra yang berdasarkan pada realitas dan masuk akal. Penggambaran kehidupan manusia dalam karya sastra diungkapkan sewajarnya dengan meyampaikan kebaikan, keindahan maupun kemewahan. Keburukan sebagaimana umumnya berupa kekurangan-kekurangan yang menyertai sifat-sifat manusia tergambarkan tanpa meninggalkan kewajaran. Meskipun demikian, realita kehidupan yang digambarkan sebatas realita yang dibuat oleh pengarang itu sendiri, seperti yang disampaikan Herman J. Waluyo 1994: 38 yang menjelaskan bahwa sesuatu yang digambarkan novel adalah sesuatu yang realistik dan masuk akal. Kehidupan yang dilukiskan bukan hanya kehebatan dan kelebihan untuk tokoh yang dikagumi, tetapi juga cacat dan kekurangan. Pendapat yang tidak jauh berbeda disampaikan tentang isi novel yang terinspirasi dari kehidupan manusia sesuai realita. Virgina Wolf dalam Henri Guntur Tarigan, 1993: 164 menyampaikan tentang novel bahwa roman atau novel adalah sebuah aksplorasi atau suatu kronik penghidupan, perenungan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan hasil. Kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia. Novel adalah suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan pria dan perempuan yang bersifat imajinatif, Henry Guntur Tarigan, 1993: 164. Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel adalah cerita fiksi yang melukiskan kehidupan manusia. Fiksi dalam pengertian sebagi cerita rekaan atau cerita yang tidak terjadi dengan sungguh- 288 sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata, kebenaran yang dimaksud adalah sesuai dengan keyakinan pengarang.

c. Jenis Novel