Pendekatan Feminisme dalam Kajian Sastra Novel

343

d. Pendekatan Feminisme dalam Kajian Sastra Novel

Dalam karya sastra baik novel maupun cerpen tokoh perempuan banyak dimarginalkan oleh kaum laki-laki. Perempuan yang dihadirkan dalam karya sastra tersebut perempuan yang kalah tanpa memperhatikan tokoh perempuan baik sebagai makhluk individu maupun sebagi makhluk sosial. Sugihastuti 2005: 77 mengemukakan “Penelitian sastra berprespektif feminis adalah upaya pemahaman kedudukan dan para perempuan seperti tercermin dalam karya sastra”. Pertama, kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam karya satsra menunjukkan masih didominasi laki-laki. Kedua, dari resepsi pembaca karya sastra secra sepintas terlihat bahwa tokoh perempuan dalam karya sastra tertinggal dari laki-laki, misalnya dalam hal latar sosial dan sebagai bagian integral dari susunan masyarakat. Ketiga, masih ada persepsi pembaca karya sastra yang menunjukkan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan hanyalah merupakan hubungan biologis dan sosial ekonomis semata-mata. Keempat, penelitian sastra khususnya di Indonesia telah melahirkan banyak perubahan analisis dan metodologinya, salah satunya adalah penelitian sastra yang berprespektif feminis. Menurut Nani Tuloli 2000: 89 pada umumnya semua karya sastra yang menampilkan tokoh perempuan, baik dalam ragam fiksi maupun puisi dapat dikaji dengan pendekatan feministik. Yang dikaji dalam hubungannya dengan tokoh perempuan adalah: 1 peranan tokoh perempuan dalam karya sastra itu baik sebagai tokoh protagonist maupun tokoh antagonis, atau tokoh bawahan; 2 344 hubungan tokoh perempuan dengan tokoh-tokoh lainya yaitu tokoh laki-laki dan perempuan lain; 3 perwatakan tokoh perempuan, cita-citanya, tingkah lakunya, perkataannya dan pandangannya tentang dunia dan kehidupan; 4 sikap penulispengarang perempuan dan pengarang laki-laki terhadap tokoh perempuan. Feminisme dalam sastra Indonesia masih belum tampak jelas, hanya dalam perkembangan pemikiran-pemikiran yang maju dan modern memang sudah tampak beberapa genre sastra seperti novel, cerpen. Hal itu dapat terlihat dari munculnya pengarang-pengarang perempuan dalam berbagai tulisan. Tulisan- tulisan mereka secara tidak langsung menunjukkan adanya pemikiran ke arah feminisme. Selain itu feminisme bukan merupakan upaya pemberontakan terhadap laki-laki, upaya melawan pranata sosial seperti institusi rumah tangga dan perkawinan, maupun upaya perempuan untuk mengingkari kodratnya, melainkan merupakan upaya untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi perempuan Fakih, 2005: 78. Akan tetapi keinginan untuk memperjuangkan pemikiran ke arah feminisme tidak dapat mengeluarkan sastra dari struktur gender. Sastra menempatkan perempuan sebagai hanya korban, makhluk yang hanya mempunyai perasaan, dan makhluk yang mempunyai kepekaan spiritual. Dengan kata lain, dibalik nada yang membela terhadap pemikiran feminisme ternyata secara tersembunyi struktur gender yang timpang yang berkuasa, menjadi kekuatan reproduksi gender. Keinginan yang tarik menarik antara karya sastra dapat menjadi penentang subordinasi perempuan dan kenyataan bahwa di dalam karya sastra tersembunyi kekuatan dominan. Beberapa ilmuwan sastra 345 menggabungkan kritik sastra dan feminisme hasilnya adalah kritik sastra feminisme Sugihastuti dan Suharto, 2005: 67. Feminisme dapat menelaah tokoh perempuan dalam kaitannya dengan perjuangan jender dan dapat juga menelaah perjuangan pengarang perempuan dalam prespektif jender. Waluyo dalam Jurnal Dwijawarta, No. 1 ” Feminisme Dalam Pengkajian Sastra ” menjelaskan bahwa telaah tentang tokoh-tokoh perempuan dalam karya sastra Indonesia mungkin baru merupakan langkah perjuangan kearah feminisme moderat, yaitu usaha untuk mewujudkan kemitrasejajaran antara pria dan perempuan.. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan feminisme adalah suatu pendekatan pada kritik sastra yang mengkaji tentang kesenjangan jender yang telah mengakibatkan kesadaran mengenai persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang.

3. Kajian Tentang Nilai Pendidikan a. Hakikat Nilai