Gale Tokoh dan Karakter Tokoh dalam Novel

385 “Exorcismus-nya nggak berhasil,” lalu violet menangis, tak sampai satu menit dan dia tertidur lagi. Raras teringat hamper sebulan yang lalu; waktu itu Violet baru beberapa hari keluar dari pusat rehabilitasi. Wajahnya segar, sesegar tomat yang memerah. Kau cantik sekali, Vi . Tak ada cekung hitam di bawah matanya Tabularasa.2004.ha: 91. Vi, apa kamu merasa demikian? Badanmu kini hanya tulang pembungkus kulit. Cekung mata dan kantong di bawahnya yang seharusnya tidak muncul di usiamu. Aku selalu menganggap rambutmu elek, kaku seperti sapu ijuk. Rambut keriting yang kau luruskan dengan cara di papan demi kepemilikian seperti model iklan shampo. Tapi kau tak peduli, kini bahkan tak kau urusi. Percaya atau tudak, duku aku empat iri dengan rambut ijukmu, maka- ingatkah kamu- dulu aku membela diri dengan membanggakan bahwa rambut lurusku lebih bagus karena alamiah dan halus, tapi kelihatannnya rambutmu lebih bisa di atur daripada rambutku yang halus dan lemes. Kau hanya butuh sekali sisiran kemudian seharian sibuk, sedang aku, sedikit- sedikit harus mengatur kembali Tabularasa.2004.hal:96.

e. Gale

Secara fisiologis Gale di deskripsikan sebagai laki-laki yang memiliki penampilan dengan badan yang kecil dan pendek. Kaca mata menghias di atas hidungnya. Gale merupakan tokoh dengan penampilan yang sama sekali tidak bisa dikatakan rapih bahkan cenderung dekil dan kotor. Apalagi sebagai penghuni panti rehabilitasi ia tidak pernah memikirkan perlunya kerapikan penampilan. “Kau lihat dia, Ras? Raras mencoba mencari jelas orang yang ditunjuk. Lelaki kecil berkacamata, sedang duduk di pojok asyik dengan bukunya. “Namanya Gale.” Lalu Violet tersenyum, selanjutnya ia menjelaskan tentang Gale kepada Raras. Seorang pecandu yang sudah direhab sejak kira-kira dua bulan lebih Tabularasa.2004.hal: 88. Dimensi psikologis tokoh Gale digambarkan sebagai laki-laki dengan jiwa yang cengeng, mudah putus asa, dan mudah terpengaruh. Karakter buruk Gale berubah sejak kehadiran Violet yang banyak memberikan semangat Gale untuk bertobat dan ingin sembuh dari morfin. Violet menjadi satu-satunya perempuan 386 yang dapat mempengaruhi dirinya untuk cepat pergi dari tempat rehabilitasi. Cintanya yang besar kepada violet selalu menginggatkan dirinya agar menyadari kesesatan jalan hidupnya yang selama ini ia geluti. Laki-laki itu kini menangis, tangis yang ia samarkan di balik kacamatanya. Ia masih bias mencium aroma pengabuan di jaketnya yang memang sudah lama tak dicuci hingga orang yang lewat dan membauinya akan menoleh kepadanya. Ia tak peduli. Ini aroma terakhir Violet Tabularasa.2004.hal: 107. Lelaki itu tergoda, tangannya meraih bong setelah sebelumnya menutup kamar. Beberaapa saat kemudian keduanya tampak bergantian, saat yang satu mengisap maka yang lain membakar. Lalu terkekeh-kekeh. Mereka tinggi. “Kenapa kamu di sini Violet?” “Gara-gara ini, nih…,” jawabnya teller sambil menunjuk bong yang terbakar. “Kamu sendiri?” “Sama,” jawab Gale Tabularasa.2004.hal: 88 .

2. Kepribadian Tokoh Perempuan dalam Novel Tabularasa