Nilai BudayaAdat Nilai Pendidikan dalam Novel

450 Scarfase_ca : Raras? r_dhamar2000 : yes? Scarfase_ca : why don’t you came here Raras, kamu dtang ke si i saja. r_ dhamar2000 : yeah,right And where will istay? yang benar saja Terus aku mau tidur dimana? scarface_ce : yau can stay here at my place. kamu ’kan bisa tinggal ditempatku. r_dhamar2000 : what about my study?Terus kuliahku gimana? scarface_ca: you can continue your study here if you want to. I’ll help you, you can get a job too, you know? Or you can just at least refresh your mind here. What do you think?kalau kamu mau kamu bias melanjutkan kuliah disini. Aku bias membantu kamu, cari kerja juga bias. Atau setidaknya kamu bisa menyegarkan pikiran disini. Gimana? Tabularasa.2004.hal: 146-147. Uni Soviet mengalami perpecahan, sejak itu masyarakat mengalami perubahan banyak. Salah satunya dalam bergaul lebih mementingkan keramah tamahan dengan lawan bicaranya. Hal itu akhirnya di pegangnya sebagai salah satu kunci sukses dalam berbisnis sehingga berhasil. Taksi berhenti di depan Hotel Rossia. Anatoli telah mengatur segala akomodasi dan transportasi kepulangan. Kami bertiga kebagian kamar sendiri-sendiri. Aku check-in di salah satu kamar dari sekitar 800 kamar yang ada di hotel ini. Ada yang berubah, kurasakan orang-orang Rusia sekarang lebih ramah daripada dulu. Mungkin karena Uni Soviet telah pecah, swasta yang berkembang, selain segalanya yang dulu menjadi milik pemerintah di negara ini telah membangunkan mereka bahwa ramah-tamah adalah salah satu kunci sukses dalam bisnis hospitality industry Tabularasa.2004.hal:132.

d. Nilai BudayaAdat

Nilai budaya adalah nilai yang dipakai sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Meskipun para tokoh dalam novel ini berpegang pada kehidupan yang modern masih ditemukan adanya tokoh yang memegang kepercayaan terhadap mimpi. Raras sering mengalami mimpi bertemu dengan 451 Rimbang saudara kembarnya. Mimpi-mimpi sangat ia percaya bahwa Rimbang memang sedang rindu padanya. Setiap kali ia memimpikan Rimbang hatinya merasakan kehangatan dapat bertemu dengan Saudarnya. Ketika kau sedang bergerak dalam pikiran mayaku, setengah tidur, terkantuk hampir mataku terpejam. Indraku dapat merasakan sosoknya datang menghampiriku ditengah wengi. Ia membelakangiku, tapi aku tahu dia ada. Ia memberiku kehangatan dan duduk di tempat tidurku,memandangku dan tersenyum damai. Ia adalah bagian dari diriku. Rimbang. Aku tahu dia adalah rimbang sebab aromanya yang manis menusuk masuk ke dalam nostrilku yang kecil. Apakah rimbang telah moksa. Tabularasa.2004.hal: 75. Galih percaya dengan apa yang diimpikan tentang Krasnya. Ia memimpikan Krasnaya telah ditembak oleh seseorang. Saat itu Krasnaya sedang melukis sehingga kuas terlepas dari tangannya dan cat lukisan berceceran dimana-mana. Kejadian tersebut terjadi di tempat petama Galih bertemu dengan Krasnaya di Red Square. Galih dalam mimpi mencoba menangkap badannya yang sudah mulai dingin. Galih, uy mozno ustat’ Galih kamu harus bangkit Gambaranmu lalu menjauh setelah sebelumnya aku mendengar. selongsong peluru ditembakkan dalam gelap, tanganmu yang menggenggam kuas lalu terbanting ke tanah, kuas terlepas dan cat berterbangan dimana-mana berwarna warni. Lalu tiap kelirnya berubah jadi merah merah, merah…Krasnaya, red, Red Square…tempat kita bertemu,red…Tangan kananku mencoba menggapai pinggangmu yang ramping,dan tangan kiriku mencoba menangkap kuasmu yang terlepas dari genggamanmu. Dingin, wajahmupun berwarna dingin. Udara disekitar juga menjadi dingin. Krasnaya…Kras…Krasnaya ...“ Krasnaya” Lalu laki-laki itu terbangun setelah berteriak memangil namanya. Keringat bercucuran di dahinya. …Hal Tabularasa.2004.hal:53. Membaca novel Tabularasa dapat menemukan budaya dari negara lain. Bagaimana pun disiplin antri, budaya berbelanja dengan membawa tas belanjaan sendiri tanpa disediakan dari penjual, dan budaya tahun baru merupakan 452 gambaran kebudayaan negara lain yang berbeda dengan negara tempat tinggal penulis novel. “Memang begini keadaannya. If you keep complaining you better wait there with Bunda. Ayah masih mau melihat Lenin.” Kalau ngeluh terus, mendingan tunggu disana saja sama Bunda. “No, I want to see him now, Bunda nggak tahu kalau nunggu besok pun masih harus antre. Kata Diaz, orang antre disini mau lihat Lenin setip hari jam 5 pagi. Jadi percuma nunggu besok.” Aku mau lihat Lenin. “Yeah….” Ayah tersenyum, menang, aku tahu dia senang karena aku ikut antre. Itu artinya dia masih punya teman untuk antre. Bunda dan adikku Dian sudah menyerah, kecapekan berdiri antre. Orang rusia memang patutu diacungi jempol dalam hal antre. Bayangkan, satu jam antre pun dilakoni. Di Rusia, kalau kamu tidak biasa antre maka kamu mati. Tidak bisa beli roti dan kebutuhan lainnya. Maka, mengantrelah Tabularasa.2004.hal:4-5. . “Kita ke Kremlin aja, orang-orang kumpul di depan Saviour’s Tower. Biasa, hitung mundur sambil menunggu jam 12 malam,” kata Diaz. Kremlin lagi? Sebetulnya aku memutuskan untuk pergi ke sana tanggal 1 Januari, tapi aku juga penasaran dengan tradisi acara tahun baru di Rusia. Betul saja, orang berjubel kumpul di depan Saviour’S Tower. Jam yang besar sekali ada di atasnya, dari sudut mana pun kita berada di Red Square, selalu bisa melihat jam raksasa itu Tabularasa.2004.hal:11. Thanks for coming,” katanya. Ia menyerahkan bungkusan kamus. Tidak diberi kantong plastic seperti umumnya belanjaan di Indonesia. Aku pun tidak membawa tas. Di Moskwa, setiap kali belanja kita harus bawa tas sendiri-sendiri karena toko atau penjual manapun tidak akan member fasilitas tas kecuali –tentu saja- kalau kita belanja tas untuk belanjaTabularasa.2004.hal:24. Pergantian musim di Rusia juga melengkapi cakrawala novel Tabularasa ini. Pergantian musim dideskripsikan dengan dilengkapi berbagai kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk melindungi dan menjaga agar suhu badan tetap stabil karena pangaruh cuaca dingin. Aku demam. Mungkin karena pancaroba atau habitat aslinya adalah di negri tropis, Walaupun sudah lama tinggal di negri empat musim. Maka tubuhnya tidak tahan hawa dingin salju. Atau karena terlalu banyak pikiran. Ia menuju kotak obat, mengobrak –abrik isinya. Mengeluarkan plester,obat anti mabuk perjalanan juga. Inhaler Dian, Cadangan inhaler di rumah selain yang selalu dibawa-bawa dan yang ada di laci kamarnya. Obat luka, alcohol. Tak ada 453 obat demam. Sial Moskwa sial. Mana ada took yang buka tengah malam begini di Soviet? Sial Sial Tabularasa.2004hal 54. Bintang merah di puncuknya juga menyala sangat terang. Pemandaangan yang tidak begitu berbeda dari tahun baru di Monas, Jakarta. Hanya saja karena di sini superdingin maka kami pakai baju berlapis-lapis. Dian muncul di belakangku, anak ini kok bisa menemukan aku dan Diaz. Padahal di sini lumayan ramai. Dia bersama empat temannya. Dua di antaranya dari Indonesia. Akhirnya kami kumpul sama-sama. Loncat-loncat di tempat sekedar menghangatkan badan. Aku jadi rindu heater di flatku. Kami memang belum terbiasa dengan cuaca di sini, masih harus adaptasi lagiTabularasa.2004.hal:11.

B. Pembahasan

1. Tokoh dan Penokohan Tokoh-tokoh dalam novel Tabularasa yang di bahas dalam analisis ini adalah Galih, Raras, Krasnaya, Violet, Ayah dan Ibu Galih, Ayah dan Ibu Raras, Ayah Krasnaya, Gale, Burhan, Dian, dan Yu Warsih. Seorang tokoh tidak dapat berdiri sendiri atau berkelakuan sendiri tanpa kehadiran orang lain. Oleh karena itu, di dalam novel Tabularasa dihadirkan tokoh-tokoh lain agar cerita terasa benar-benar hidup. Sejumlah tokoh yang dihadirkan dalam keseluruhan cerita tidak sama. Dilihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya ada tokoh yang di tampilkan terus menerus sehingga mendominasi sebagian besar cerita dan sebaliknya. Namun ada tokoh yang munculnya sekali atau beberapa kali dalam cerita dalam porsi penceritaan yang relative lambat. Tokoh yang sering muncul dalam bentuk tokoh utama cerita