Ibu Raras Kepribadian Tokoh Perempuan dalam Novel Tabularasa

392 Raras tertawa,dia senang Violet sudah sadar,” Nama setannya sabu-sabu, putaw, ekstasi. Tiga serangkai, alias The Three Stooges”. Tabularasa.2004.hal:91.

d. Ibu Raras

Tokoh perempuan muslim sejati dengan kepribadian perfektif, selalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yang melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Sikap itu sangat dikagumi Raras sehingga sangatlah ia hormat pada ibundanya itu. Sebelum matahari terbit, setiap pukul dua malam, ibunya Raras menganjurkan untuk berdoa karena saat itu malaikat akan mudah membewa kita kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Suatu saat Raras memimpikan Rimbang datang dalam kehidupannya kemudian duduk di tempat tidurnya. Ketika Raras menyampaikan mimpinya pada ibunya, Ibundanya memberikan nasehat agar melakukan solat lail dan membacakan Qur’an surat Yaa Siin. Hal itu membantu pikiran dan hati Raras tenang kembali. Suara angin, kadang begitu jelas sampai Raras berpikir ada malaikat turun ke bumi sebab disambung dengan kokok ayam jago pukul dua pagi, hari gini belum lagi matahari mengintip. Kata Ibu, lantunkanlah doa agar malaikat membawanya kepada Yang Kuasa. Tabularasa.2004.hal:73 Tingkah laku ayahnya yang selalu mengenakan sandal atau sepatu dengan cara diseret sangat tidak disukai ibunya. Hal itu sangat tidak nyaman di dengar ditelingga juga akan dapat mempercepat rusak tumit sandal dan sepatu serta mempercepat bolongnya kaos kaki pada bagian bawah. Apalagi kebiasaan merokok ayahnya yang akan memperparah batuk paru-parunya. Sebagai ibu rumah tangga, Ibunya Raras melaksanakan kewajibannya melengkapi berbagai kegiatan dalam wilayah domestik dibantu Yu Suwarsih 393 sebagai pembantunya. Hal itu ia tularkan kepada Raras, perempuan harus bisa masak. Raras menuruti apa yang diingginkan ibunya meskipun ia merasakan kurang enak ketika harus membantu memasak daging kambing yang dirasakan baunya terlalu menusuk hidungnya. Ibu menyuruhku membantu masak. Katanya, “anak wedhok kudu isa masak, gelem ‘ra gelem wong wedhok kodrate ning pawon; ngladeni swami” anak perempuan harrus bisa masak, mau tidak mau perempuan kodratnya di dapur, melayani suami. Lalu dengan jijik-jijik aku akan memotong daging jadi kecil-kecil untuk kemudian dijadikan terik atau tengkleng. Setelah makanan berkuah kental itu masak aku benar-benar tak nafsu makan, baunya yang terlampau sedap menyengat telah menyumpal syaraf nafsu makanku. Tekstur daging mentah, merah segar yang ginjir-ginjir telah berubah menjadi lebih padat dan akan lebih mudah untuk disobek dengan gigi geraham. Aku telah melihat dan mencium aromanya saat mentah, jadi sekarang tak nafsu makan matangnya. Tabularasa.2004.hal:102 e. Ibu Galih Seorang istri duta besar Indonesia untuk pemerintahan Rusia. Memiliki kepribadian superior tetapi juga memiliki sedikit kepribadian yang inferior. Suaminya sebagai seorang yang bekerja di kantor kedutaan Indonesia untuk Rusia. Suaminya selalu mematuhi tugas dinas dari pemerintah di negara manapun ditugaskan. Sebagai istri ia akan selalu menemani dan merawat suami dengan penuh kesetiaan, perhatian, dan pengabdian. Kepada kedua anaknya, rasa sayang dan inggin melindungi anaknya dari segala kesulitan maupun bahaya yang dapat mencelakainya sangat tinggi. Hal itu menumbuhkan rasa kecemasan pada diri ibunda Galih yang berlebihan. Akan tetapi Pribadi yang sering mengalami khawatiran itu dapat menumbuhkan perfeksionis dan selektif. Dimanapun suaminya ditugaskan akan selalu mengikuti suami bersama anak-anaknya. Ketika hari-hari pertama Rusia. Keluarga Galih sedang melihat-lihat tempat-tempat 394 bersejarah .Galih tidak diperbolehkan antri biar ayahnya saja. Galih diajak ibunya ke tempat lain yang tidak perlu antri. “ Lih Galih Suara bunda memangil sambil melambaikan tangan. “ Sini aja, gak usah ikutan antre. “Ayah bias sendiri.” Dari kejauhan aku bias melihat Bunda dan Dian nyengir. Dian lalu lari menghampiriku, menarikku keluar antrean. “Ayo ikut, lihat prajurit saja.” Setiap satu jam selama 24 jam sehari. 7 hari seminggu, prajurit Rusia bergantian menjagai pintu masukTabularasa.2004.hal: 6. Sifat terlalu melindungi pada diri ibunda Galih sangat terlihat manakala Ayah Galih menelpon istrinya menyampaika berita bahwa ia telah menerima instruksi dari presiden, semua pegawai kedutaan dan diplomat Indonesia di Sovyet herus kembali ke Indonesia secepatnya. “ Ooh…and, you and your sister can’t go out today. It’s too dangerous out there. I don’t want you two make me worried Kalian berdua tidak boleh keluar ke mana pun hari ini karena di luar terlalu berbahaya. Bisa-bisa aku jantungan menunggu kalian pulang kalau kalian kelur,” samnung Bunda. Y a a a …,”keluhan spontan panjangku dan adikku berbarengan tidak digubris, protes atas’dikurungnya’ kami di rumah. “ Tapi kuliahku gimana? Sambungku. “ Kamu lebih mementingkan kuliah daripada keselamatanmu sendiri?” Tabularasa.2004.hal:43

f. Yu Suwarsih