pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT Prepare-Structure- Read-Think.
2.
Keterangan: μ1 = Kelompok eksperimen, kelas yang diberi perlakuan dengan
menggunakan strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think. μ2 = Kelompok kontrol, kelas yang tidak diberi perlakuan dengan
menggunakan strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think. H0 = Hipotesis Nol nihil, strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think
tidak efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi.
Ha = Hipotesis alternatif, strategiPSRT Prepare-Structure-Read-Think efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi.
H0 = μ1 ≤ μ2 Ha = μ1 μ2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu yang pertama, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan kemampuan memahami
teks eksplanasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi PSRT dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa
menggunakan strategi PSRT pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang. Kedua, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifan strategi
PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang.
Data penelitian ini diperoleh dari skor pretes kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal memahami teks eksplanasi siswa
dan skor postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam memahami teks eksplanasi. Kelompok eksperimen adalah kelas yang menggunakan
strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi, sedangkan kelompok kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan strategi PSRT dalam
pembelajaran memahami teks eksplanasi. Hasil penelitian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut.
46
1. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi Skor Pretes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi
Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol merupakan kelas yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. Sebelum diberikan pembelajaran, terlebih
dahulu dilakukan pretes membaca pemahaman dengan memberikan 40 soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Subjek pada kelompok
kontrol sebanyak 31 siswa. Adapun distribusi frekuensi skor pretes memahami teks eksplanasi kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 7
berikut.
Tabel 7: Distribusi Frekuensi Skor Pretes Kelompok Kontrol
No Skor
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Frekuensi
Kumulatif 1
16 - 19 1
3.2 1
3.2 2
20 - 23 2
6.4 3
9.6 3
24 - 27 12
38.7 15
48.3 4
28 - 31 11
35,5 26
83.8 5
32 - 35 5
16.1 31
100 Total
31 100
Data pretes kelompok kontrol diolah dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Tabel 7 menunjukkan skor tertinggi hasil pretes pada
kelompok kontrol, yakni 36. Sementara itu, skor terendah adalah 16, dengan mean 27,51, median 28,0 modus 26,0, dan standar deviasi 4,18. Data yang
disajikan memperlihatkan dari 31 siswa kelompok kontrol memiliki rentang skor mulai dari 16 sampai dengan 35. Rentang skor tersebut tidak lebih dari
15 sehingga data masih dapat disajikan ke dalam tabel distribusi tunggal, sedangkan skor kecenderungannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8: Kategori Kecenderungan Distribusi Pretes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Kontrol
No Kategori
Mean Standar
Deviasi Skor
Frekuensi Frekueansi
1 Tinggi
27,51 4,18
≥ 32 5
16,13 2
Sedang 23 s.d. 32
23 74,20
3 Rendah
≤ 23 3
9,67 Total
31 100
Berdasarkan data Tabel 8, dapat diketahui terdapat 5 siswa 16,13 yang skornya termasuk dalam kategori tinggi, 23 siswa 74,20
termasuk dalam kategori sedang, dan 3 siswa 9,67 termasuk dalam kategori rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
skor pretes kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok kontrol berada pada kategori sedang.
b. Deskripsi Skor Pretes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapat pembelajaran memahami teks eksplanasi dengan menggunakan strategi PSRT.
Sebelum kelompok eksperimen diberi pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan pretes memahami teks eksplanasi dengan memberikan 40 soal
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Subjek pada kelompok eksperimen sebanyak 31 siswa. Adapun distribusi frekuensi skor pretes
membaca pemahaman kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9: Distribusi Frekuensi Skor Pretes Kelompok Eksperimen
No Skor
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Frekuensi
Kumulatif 1
19 - 21 5
16.1 5
16.1 4
22 - 24 2
6.5 7
22,6 5
25 - 27 5
16.1 12
38.7 7
28 - 30 7
22.6 19
61.3 10
31 - 33 11
35.5 30
96.8 13
34 - 36 1
3.2 31
100 Total
31 100
Data pretes kelompok kontrol diolah dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Tabel 9 menunjukkan skor tertinggi hasil pretes pada
kelompok eksperimen, yakni 36. Sementara itu, skor terendah adalah 19, dengan mean 27,96, median 29,0, modus 31,0, dan standar deviasi 4,75. Data
yang disajikan memperlihatkan dari 31 siswa kelompok kontrol memiliki rentang skor mulai dari 19 sampai dengan 36. Rentang skor tersebut tidak
lebih dari 15 sehingga data masih dapat disajikan ke dalam tabel distribusi tunggal, sedangkan skor kecenderungannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10: Kategori Kecenderungan Distribusi Pretes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Eksperimen
No Kategori
Mean Standar
Deviasi Skor
Frekuensi Frekueansi
1 Tinggi
27,96 4,75
≥ 33 6
19,36 2
Sedang 23 s.d. 33
20 64,51
3 Rendah
≤ 23 5
16,13 Total
31 100
Berdasarkan data Tabel 10, dapat diketahui terdapat 6 siswa 19,36 yang skornya termasuk dalam kategori tinggi, 20 siswa 64,51
termasuk dalam kategori sedang, dan 5 siswa 16,13 termasuk dalam kategori rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
skor pretes kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok eksperimen berada pada kategori sedang.
c. Deskripsi Skor Postes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi
Kelompok Kontrol
Pemberian postes pembelajaran memahami teks eksplanasi pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian kemampuan
akhir memahami teks eksplanasi yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. Postes yang diberikan berupa soal memahami
teks eksplanasi sejumlah 40 butir soal objektif dengan empat alternatif jawaban. Subjek penelitian pada postes kelompok kontrol sebanyak 31 siswa.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi skor postes kelompok kontrol.
Tabel 11: Distribusi Frekuensi Skor Postes Kelompok Kontrol
No Skor
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Frekuensi
Kumulatif 1
22 1
3.2 1
3.2 2
24 4
12.9 5
16.1 3
25 2
6.5 7
22.6 4
26 3
9.7 10
32.3 5
27 2
6.5 12
38.7 6
28 4
12.9 16
51.6 7
29 3
9.7 19
61.3 8
30 3
9.7 22
71.0 9
31 2
6.5 24
77.4 10
32 1
3.2 25
80.6 11
34 1
3.2 26
83.9 12
35 4
12.9 30
96.8 13
36 1
3.2 31
100 Total
31 100
Data postes kelompok kontrol diolah dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Tabel 11 menunjukkan skor tertinggi hasil postes pada
kelompok kontrol, yakni 36. Sementara itu, skor terendah adalah 22, dengan mean 28,8, median 28,0, modus 24,0, dan standar deviasi 3,90. Data yang
disajikan memperlihatkan dari 31 siswa kelompok kontrol memiliki rentang skor mulai dari 22 sampai dengan 36. Rentang skor tersebut tidak lebih dari
15 sehingga data masih dapat disajikan ke dalam tabel distribusi tunggal, sedangkan skor kecenderungannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12: Kategori Kecenderungan Distribusi Pretes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Kontrol
No Kategori
Mean Standar
Deviasi Skor
Frekuensi Frekueansi
1 Tinggi
28,8 3,90
≥ 33 6
19,36 2
Sedang 25 s.d. 33
20 64,51
3 Rendah
≤ 25 5
16,13 Total
31 100
Berdasarkan data Tabel 12, dapat diketahui terdapat 6 siswa 19,36 yang skornya termasuk dalam kategori tinggi, 20 siswa 64,51
termasuk dalam kategori sedang, dan 5 siswa 16,13 termasuk dalam kategori rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
skor postes kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok kontrol berada pada kategori sedang.
d. Deskripsi Skor Postes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi
Kelompok Eksperimen
Pemberian postes pembelajaran memahami teks eksplanasi pada kelompok
eksperimen dimaksudkan
untuk mengetahui
pencapaian kemampuan akhir memahami teks eksplanasi yang mengikuti pembelajaran
menggunakan strategi PSRT. Postes yang diberikan berupa soal memahami teks eksplanasi sejumlah 40 butir soal objektif dengan empat alternatif
jawaban. Subjek penelitian pada postes kelompok kontrol sebanyak 31 siswa. Berikut ini tabel distribusi frekuensi skor postes kelompok eksperimen.
Tabel 13: Distribusi Frekuensi Skor Postes Kelompok Eksperimen
No Skor
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Frekuensi
Kumulatif 1
26 1
3.2 1
3.2 2
28 3
9.7 4
12.9 3
30 2
6.5 6
19.4 4
32 6
19.4 12
38.7 5
34 1
3.2 13
41.9 6
35 2
6.5 15
48.4 7
36 4
12,9 19
61.3 8
37 1
3.2 20
64.5 9
38 2
6.5 22
71.0 10
39 8
25.8 30
96.8 11
40 1
3.2 31
100 Total
31 100
Data postes kelompok eksperimen diolah dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Tabel 13 menunjukkan skor tertinggi hasil
postes pada kelompok eksperimen, yakni 40. Sementara itu, skor terendah adalah 26, dengan mean 34,6, median 36,0, modus 39,0, dan standar deviasi
4,11. Data yang disajikan memperlihatkan dari 31 siswa kelompok eksperimen, memiliki rentang skor mulai dari 26 sampai dengan 40. Rentang
skor tersebut tidak lebih dari 15 sehingga data masih dapat disajikan ke dalam tabel distribusi tunggal, sedangkan skor kecenderungannya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 14: Kategori Kecenderungan Distribusi Postes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Eksperimen
No Kategori
Mean Standar
Deviasi Skor
Frekuensi Frekueansi
1 Tinggi
34,6 4,11
≥ 39 9
29,03 2
Sedang 31 s.d. 39
16 51,61
3 Rendah
≤ 31 6
19,36 Total
31 100
Berdasarkan data Tabel 14, dapat diketahui terdapat 9 siswa 29,03 yang skornya termasuk dalam kategori tinggi, 16 siswa 51,61
termasuk dalam kategori sedang, dan 6 siswa 19,36 termasuk dalam kategori rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
skor postes kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok eksperimen berada pada kategori sedang.
e. Perbandingan Data Skor Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel berikut dibuat untuk mempermudah dalam membandingkan skor tertinggi, skor terendah, skor rata-rata, skor tengah, dan modus dalam dua
kelompok penelitian, baik pretes maupun postes. Berikut table perbandingan statistik skor pretes dan postes kelompok kontrol dan eksperimen.
Tabel 15: Perbandingan Data Statistik Skor Pretes dan Postes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Siswa SMP Negeri
12 Magelang No
Data Pretes
Postes KK
KE KK
KE 1
N 31
31 31
31 2
Nilai Terendah 16
19 22
26 3
Nilai Tertinggi 33
36 36
40 4
Nilai Rata-rata 27,51
27,96 28,80
34,67 5
Modus 26
31 24
39 6
Nilai Tengah 28
29 28
36 7
Standar Deviasi 4,18
4,75 3,89
4,11 Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui perbandingan antara skor
pretes dan postes pembelajaran memahami teks eksplanasi yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rata-rata pretes
kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok kontrol sebesar 27,51, sedangkan skor postes sebesar 28,80. Hal tersebut menunjukkan terdapat
kenaikan skor rata-rata hitung pada kelompok kontrol sebesar 1,29. Adapun pada pretes kelompok eksperimen, skor rata-rata yang diperoleh sebesar
27,96, sedangkan skor rata-rata postes sebesar 34,67. Hal tersebut menunjukkan terdapat kenaikan skor rata-rata hitung pada kelompok
eksperimen sebesar 6,71. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selisih rata-rata hitung antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar
5,42. Hasil perbandingan skor pretes dan postes antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hal ini juga dapat
dilihat dari data skor rata-rata pretes yang menunjukkan tidak adanya perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi pembelajaran. Hal tersebut berbeda dengan skor postes yang menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi pembelajaran. Hasil penghitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis data dilakukan sebelum analisis data dilakukan. Uji prasyarat ini terdiri atas uji normalitas sebaran data dan uji
homogenitas varian. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya sebaran data penelitian. Uji homogenitas varian digunakan untuk
menguji apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
variasi homogen atau tidak. Pengujiannya menggunakan program. Berikut hasil dari uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian.
a. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
. Hasil uji normalitas sebaran diperoleh dari skor pretes dan postes kemampuan membaca pemahaman kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Pengujian normalitas sebaran menggunakan teknik uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS 16. Syarat data memiliki distribusi normal jika nilai p atau Asymp Sig. 2 tailed yang diperoleh dari penghitungan lebih besar
dari tingkat 0.05 taraf kesalahan 5. Hasil penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16: Uji Normalitas Sebaran Data
No Data
Kolmogorov- Smirnov
Keterangan 1
Pretes kelompok kontrol 0,200
p 0.05 = normal
2 Pretes kelompok eksperimen
0,200 p 0.05 = normal
3 Postes kelompok kontrol
0,200 p 0.05 = normal
4 Postes kelompok eksperimen
0,127 p 0.05 = normal
Berdasarkan data hasil uji normalitas sebaran pada Tabel 16, diketahui bahwa distribusi data skor pretes dan postes kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov adalah normal. Kesimpulan tersebut dapat ditarik dengan melihat perolehan
nilai p yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 0.05 pada skor pretes dan postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penghitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
b. Hasil Uji Homogenitas Varian
Setelah dilakukan uji normalitas sebaran, dilakukan uji homogenitas varian. Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui
bahwa sampel dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan. Uji homogenitas dilakukan pada
skor pretes dan postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Proses penghitungan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16. Suatu
data dikatakan homogen apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari derajat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5 0.05. Hasil uji homogenitas
pretes dan postes kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17: Uji Homogenitas Varian Skor Data
Levene Statistics
df1 df2
Sig. Keterangan
Pretes 1,117
1 60
0,295 Sig. 0.05 = homogen
Postes 0,501
1 60
0,482 Sig. 0.05 = homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas varian data pretes dan postes yang disajikan pada Tabel 17, dapat diketahui bahwa hasil signifikansi data
pretes dan postes lebih besar dari derajat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5 0.05. Hal tersebut berarti skor postes kedua kelompok dinyatakan
homogen. Data yang diperoleh pada uji prasyarat analisis yaitu menunjukkan hasil sebaran data berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen.
Dengan demikian dapat dilakukan analisi selanjutnya untuk menguji hipotesis menggunakan data tersebut. Hasil uji homogenitas varian
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni menguji perbedaan kemampuan memahami teks eksplanasi antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi PSRT dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. Selain itu,
penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi.
Analisis data yang digunakan adalah uji-t. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t atau t-test. Teknik ini
digunakan untuk menguji perbedaan kedua kelompok penelitian. Jika perbedaan skor rata-rata pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak berbeda secara signifikan dan kenaikan skor rata-rata skor eksperimen terhadap kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan, maka Ho
diterima. Penghitungan uji-t dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16. Syarat yang harus terpenuhi agar dapat dikatakan bersifat
signifikan apabila nilai p lebih kecil dari taraf kesalahan 0.05 5.
a. Deskripsi Hasil Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang mendapatkan pembelajaran memahami teks eksplanasi
dengan strategi PSRT dengan kelompok yang mendapatkan pembelajaran tanpa strategi PSRT. Perbedaan kemampuan memahami teks eksplanasi
dapat diketahui dengan mencari perbedaan nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Analisis data yang digunakan adalah uji-t sampel bebas. Analisis uji-t pada penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan
memahami teks eksplanasi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain itu, analisis data juga bertujuan untuk menguji keefektifan
strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi. Perhitungan uji-t dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. Syarat data dinyatakan
signifikan apabila nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 5.
1 Uji-t Skor Pretes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Uji-t pretes pembelajaran memahami teks eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk menguji perbedaan data
kedua kelompok. Uji-t dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16. Berikut ini rangkuman hasil uji-t pretes pembelajaran memahami teks
eksplanasi kedua kelompok.
Tabel 18: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Pretes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Data thitung
df p
Keterangan
Pretes 0,397
60 0,693
p 0,05 ≠ signifikan
Hasil penghitungan uji-t skor pretes tersebut menunjukkan nilai thitung sebesar 0,397 dengan df 60 dan diperoleh nilai p sebesar 0,693 pada
taraf signifikansi 5 0,05. Nilai p lebih besar dari taraf signifikansi 0,05
0,693 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum diberi pembelajaran. Dengan kata lain, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki tingkat kemampuan
membaca pemahaman yang sama. Hasil uji-t skor pretes kelompok kontrol dan eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
2 Uji-t Skor Postes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Uji-t postes pembelajaran memahami teks eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk menguji perbedaan data
kedua kelompok. Uji-t dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16. Berikut ini rangkuman hasil uji-t postes pembelajaran memahami teks
eksplanasi kedua kelompok.
Tabel 19: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Postes Kemampuan Memahami Teks Eksplanasi Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Data thitung
df p
Keterangan
Postes 5,762
60 0,000
p 0,05 = signifikan
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 5,762 dengan df 60 dan diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p lebih
kecil dari taraf signifikansi 5 0,000 0,05 yang berarti skor postes kemampuan memahami teks eksplanasi antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan setelah kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan strategi PSRT dan kelompok
kontrol diberi pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. Hasil penghitungan uji-t sampel bebas skor postes selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 19. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan hasil uji hipotesis sebagai berikut.
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan siswa memahami teks eksplanasi antara kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan
menggunakan strategi PSRT dan kelompok siswa yang mendapat
pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, ditolak.
Ha : Ada perbedaan yang signifikan kemampuan siswa memahami teks eksplanasi antara kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan
menggunakan strategi PSRT dan kelompok siswa yang mendapat
pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, diterima.
b. Deskripsi Hasil Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Magelang
dengan menggunakan strategi PSRT lebih efektif dibandingkan pembelajaran memahami teks eksplanasi tanpa menggunakan strategi PSRT. Hipotesis
tersebut adalah hipotesis alternatif Ha. Keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi dapat diketahui dengan mencari
perbedaan skor pretes dan postes kelompok eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan gain score setelah pelaksanaan uji-t.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penghitungan uji- t skor pretes dan postes kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen serta penghitungan gain score untuk menguji keefektifan strategi PSRT.
1 Uji-t Skor Pretes dan Postes Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Uji-t skor pretes dan postes memahami teks eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan sebelum dan sesudah diberi pembelajaran. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran
memahami teks eksplanasi yang diterapkan pada kelompok eksperimen. Berikut ini rangkuman hasil uji-t skor pretes dan postes kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Tabel 20: Rangkuman Uji-t Data Pretes dan Postes Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Data thitung
df p
Keterangan
Pretes-postes KK 2,924
30 0,007
p 0,05 = signifikan
Pretes-postes KE 11,577
30 0,000
p 0,05 = signifikan
Berdasarkan hasil penghitungan skor pretes dan postes kelompok kontrol, diperoleh thitung sebesar 2,924 dengan df 30 dan p sebesar 0,007
nilai pada taraf kesalahan 0,05 5. Nilai p lebih kecil dari 0,05 p = 0,000 0,05. Sedangkan, hasil uji-t pretes dan postes kelompok eksperimen
diperoleh thitung sebesar 21,614 dengan df 31, dan p 0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 p = 0,000 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan, baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen.
2 Gain Score Kemampuan Membaca Pemahaman Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Gain score adalah selisih rata-rata skor pretes dan postes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Gain score digunakan untuk
mengetahui adanya peningkatan atau penurunan skor. Selain itu, gain score juga digunakan untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran yang
digunakan pada suatu kelompok. Penghitungan gain score pretes dan postes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel
21.
Tabel 21: Penghitungan Gain Score Pretes dan Postes Kemampuan Membaca Pemahaman Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Data Rata-rata
Gain Score
Pretes kelompok kontrol 27,51
28,80-27,51=1,29 Postes kelompok kontrol
28,80 Pretes kelompok eksperimen
27,96 34,67-27,96=6,71
Postes kelompok eksperimen 34,67
Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa hasil selisih skor rata-rata pretes dan postes kemampuan membaca pemahaman kelompok
kontrol sebesar 1,29. Sedangkan, gain score kemampuan membaca pemahaman kelompok eksperimen sebesar 6,71. Penghitungan tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kenaikan nilai rata-rata pretes dan postes pembelajaran membaca pemahaman antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kenaikan rata-rata skor kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada selisih rata-rata skor kelompok kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis kedua sebagai berikut.
Ho = Hipotesis Nol nihil, strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think tidak efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks
eksplanasi, ditolak.
Ha = Hipotesis alternatif, strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi,
diterima .
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian membahas tiga aspek, yaitu deskripsi kondisi awal kemampuan memahami teks eksplanasi kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen, perbedaan kemampuan memahami teks kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan keefektifan strategi
PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi
1. Deskripsi Kondisi Awal Kemampuan Memahami Teks Ekaplanasi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .
Kondisi awal kemampuan memahami teks ekaplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini diketahui dengan
melakukan tes awal pretes kemampuan memahami teks eksplanasi pada masing-masing kelompok. Pada saat pretes, kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen mendapatkan tugas yang sama, yaitu masing- masing kelompok mengerjakan soal pretes berbentuk tes pilihan ganda
berjumlah 40 butir soal dengan empat pilihan jawaban. Setelah kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen melakukan pretes, peneliti menganalisis data pretes dengan bantuan SPSS 16. Hasil dari skor pretes antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dari skor rata- rata masing-masing kelompok.
Pada penelitian ini, hasil skor rata-rata pretes kelompok kontrol sebesar 27,51, sementara skor rata-rata pretes kelompok eksperimen
sebesar 27,96. Berdasarkan perolehan skor pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut dilakukan pengolahan data dengan rumus
uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis uji-t menunjukkan
thit sebesar 0,397 dengan df 60 dan nilai p sebesar 0.693. Nilai p lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 0.693 0.05. Dengan demikian hasil
uji-t tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan memahami teks eksplanasi antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan. Dengan kata lain, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berangkat dari
kemampuan yang sama sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan strategi PSRT.
2. Perbedaan Kemampuan Membaca Pemahaman antara Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Kondisi awal kedua kelompok dalam penelitian ini diketahui dengan melakukan pretes kemampuan membaca pemahaman. Pretes
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan
membaca pemahaman antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum keduanya mengikuti pembelajaran sesuai strategi yang telah
dirancang. Pretes dilaksanakan menggunakan instrumen penelitian berupa tes dengan empat pilihan jawaban sebanyak 40 butir soal. Skor tertinggi
yang dicapai pada kelompok kontrol sebesar 35 dan skor terendah sebesar 16. Skor rata-rata sebesar 27,52; modus sebesar 26; skor tengah sebesar
28; dan standar deviasi sebesar 4.18. Adapun skor tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 36 dan skor terendah adalah 19. Skor rata-
rata sebesar 27,96; modus sebesar 31; skor tengah sebesar 29; dan standar deviasi sebesar 4,75.
Hasil penghitungan uji-t skor pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai p sebesar 0,693 dengan t
hitung
sebesar 0,397 dan df sebesar 60. Nilai p lebih besar dari taraf signifikansi 5 0,6930,05. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan memahami teks eksplanasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Dengan kata lain, kemampuan membaca pemahaman kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada awal penelitian adalah setara.
Setelah diketahui bahwa kedua kelompok penelitian memiliki kemampuan memahami teks eksplanasi yang setara, kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen diberikan pembelajaran memahami teks eksplanasi. Kelompok kontrol diberikan pembelajaran memahami teks eksplanasi
menggunakan strategi yang biasa digunakan oleh guru pada pembelajaran
memahami teks eksplanasi. Kelompok eksperimen diberikan pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi PSRT. Pemberian pembelajaran
yang berbeda bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan memahami teks eksplanasi antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan masing-masing strategi. Pemberian pembelajaran memahami teks eksplanasi kedua
kelompok dilakukan sebanyak empat kali. PSRT Prepare-Structure-Read-Think adalah strategi membaca
pemahaman yang digunakan untuk pembelajaran memahami teks dengan menggunakan empat langkah Wiesendanger, 2001: 188. Strategi ini
didesain agar siswa melakukan kegiatan membaca melalui proses yang lengkap mulai dari tahap prabaca, membaca, sampai pascabaca dengan
proses pembelajaran yang lebih menarik yaitu dengan mengisi tabel pengetahuan awal dan pengetahuan setelah membaca. Wiesendanger
2001: 189 menyatakan, pelaksanaan strategi PSRT terdiri dari empat tahap sebagai berikut. Pertama, siswa memulai tahap awal yaitu prepare
dengan menggali pengetahuan awalnya tentang topik teks eksplanasi yang diberikan oleh guru. Kedua, siswa mendapatkan pengetahuan mengenai
struktur teks eksplanasi yang disebut dengan tahap structure. Tujuan dari tahap ini adalah agar siswa mampu menuangkan pengetahuan awal siswa
mengenai topik teks eksplanasi ke dalam tabel dengan urutan struktur yang baik. Ketiga, siswa mulai membaca teks eksplanasi yang diberikan
oleh guru sesuai dengan topik awal. Dalam tahap ini, siswa menggali
pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca. Keempat, siswa menggabungkan
pengetahuan awal
sebelum membaca
dengan pengetahuan barunya setelah membaca yang disebut dengan tahap think.
Pengetahuan baru tersebut, siswa tuangkan ke dalam tabel bagian kedua. Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan teman sekelas dan
guru untuk mengambil kesimpulan. Kemudian, beberapa siswa membacakan hasil kesimpulannya di depan kelas untuk diperhatikan oleh
siswa lain.
Setelah kelompok
eksperimen mendapatkan
pembelajaran memahami teks eksplanasi dengan menggunakan strategi PSRT dan
kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran memahami teks eksplanasi tanpa menggunakan strategi PSRT, dilakukan postes pada kedua
kelompok. Pengambilan data postes ini bertujuan untuk pengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah tahap eksperimen. Postes dilaksanakan menggunakan tes dengan empat pilihan jawaban
sebanyak 40 butir soal. Data postes yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji-t menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0.
Hasil uji-t skor postes kemampuan membaca pemahaman kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai p sebesar
0,000 dengan t
hitung
sebesar 5,762 dan df sebesar 60. Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 5 0,000 0,05. Berdasarkan hasil penghitungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran memahami teks eksplanasi dengan strategi PSRT dan kelompok kontrol yang
mendapatkan pembelajaran
memahami teks
eksplanasi tanpa
menggunakan strategi PSRT.
3. Keefektifan
Strategi PSRT
dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Magelang
Tingkat keefektifan
penggunaan strategi
PSRT dalam
pembelajaran memahami teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang dapat diketahui dari kenaikan skor rata-rata pretes dan postes
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan analisis uji-t data skor pretes dan postes kelompok eksperimen dengan bantuan
komputer program SPSS 16.0, diperoleh p sebesar 0,000 dengan t
hit
sebesar 11,577 dan df = 30 pada taraf kesalahan 0,05 5. Nilai p lebih kecil daripada taraf kesalahan sebesar 0,05 0,00 0,05.
Hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan memahami teks eksplanasi yang signifikan antara siswa yang
diberi pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang diberi pembelajaran tanpa strategi PSRT. Keefektifan strategi PSRT juga
dapat dilihat berdasarkan kenaikan skor rata-rata pretes dan postes gain score antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Skor rata-rata
pretes dan postes pada kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 6,71, sedangkan skor rata-rata pretes dan postes pada kelompok
kontrol mengalami kenaikan sebesar 1,29.
Perbedaan kenaikan skor rata-rata pretes dan postes kelompok eksperimen lebih besar dari kenaikan skor rata-rata pretes dan postes
kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi PSRT yang diterapkan pada kelompok eksperimen lebih efektif dalam pembelajaran
memahami teks eksplanasi daripada strategi yang biasa digunakan oleh guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12 Magelang. Perbedaan
tersebut juga menunjukkan bahwa strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi siswa kelas VII
SMP Negeri 12 Magelang. Kenaikan nilai postes kelompok eksperimen yang signifikan yaitu
sebesar 6,71 membuktikan bahwa siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi PSRT mengalami peningkatan dalam pemahaman terhadap isi
bacaan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan strategi PSRT yaitu strategi PSRT mengajarkan keterampilan persiapan sebelum kegiatan membaca
dan keterampilan berpikir kritis yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan bacaan Simons dan Langer via Wiesendanger,
2001: 188. Hasil penghitungan uji-t dan gain score yang menunjukkan bahwa strategi PSRT efektif diterapkan pada pembelajaran memahami
teks nonsastra siswa Kelas VII. Keefektifan strategi PSRT yang telah dibuktikan pada penelitian
ini mampu mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul “PSRT: A Reading Comprehension Strategy” oleh
Sandra McCandless Simons 1989. Strategi PSRT disebutkan mampu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi teks bacaan dan mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar membaca. Hasil
penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Romi Khusnita 2014 berjudul “The Effect Of Using Prepare, Structure, Read,
And Think Strategy On Students’ Reading Comprehension On Hortatory
Exposition Text At Islamic Senior High School Al Huda Al Ilahiyah Indragiri Hilir Regency
”. Dikaitkan dengan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi PSRT tidak hanya efektif digunakan dalam
pembelajaran memahami teks nonsastra untuk tingkat SMA tetapi juga pada kelas VII SMP.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa strategi PSRT merupakan strategi yang tepat dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi PSRT memiliki banyak manfaat dan kelebihan untuk mencapai kesuksesan pembelajaran memahami teks
nonsastra. Strategi PSRT memiliki kelebihan yaitu pada langkah prepare persiapan siswa dapat berperan aktif dalam mengungkapkan
pengetahuan awalnya tentang topik teks tertentu. Kelebihan selanjutnya, pada langkah structure struktur teks, guru memberikan tabel kosong
kepada siswa untuk menjelaskan pola organisasi teks tentang topik teks tertentu sehingga siswa lebih kreatif. Kemudian, pada langkah read
membaca siswa menjadi lebih aktif untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang topik teks tertentu. Langkah read tersebut dapat
menumbuhkan minat siswa dalam kegiatan membaca pemahaman.
Terakhir, pada langkah think berpikir siswa mampu berperan aktif dalam mencari kesimpulan dengan menggabungkan pengetahuan awal dan
pengetahuan setelah membaca pada topik teks tertentu. Langkah tersebut melibatkan interaksi yang aktif antara guru dan murid dalam bertukar
pikiran. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran membaca pemahaman diperlukan strategi yang dapat membantu siswa dalam memahami informasi bacaan. Siswa perlu
dilibatkan dalam pembelajaran yang aktif dan menarik agar proses pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga memudahkan siswa
dalam memahami isi bacaan. PSRT merupakan salah satu strategi yang terbukti efektif dalam pembelajaran memahami dengan melibatkan siswa
secara aktif. Dengan demikian, PSRT dapat digunakan sebagai salah satu strategi alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran memahami teks
eksplanasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut.
1. Penelitian ini terbatas pada pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Magelang, sedangkan di Kota
Magelang terdapat 13 sekolah negeri dan banyak sekolah swasta. 2. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini cukup singkat. Penelitian ini
hanya berlangsung 2 minggu untuk 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama
digunakan untuk pretes, pertemuan kedua sampai kelima digunakan untuk perlakuan kelas eksperimen, dan pertemuan terakhir digunakan untuk
postes. 3. Pelaksanaan penelitian tidak dapat berjalan dengan lancar dikarenakan
terjeda UN kelas IX. Setelah libur beberapa hari, konsentrasi dan semangat belajar siswa mengalami penurunan sehingga penerapan strategi
PSRT dan hasil postes tidak maksimal. 4. Dalam penerapan strategi PSRT tidak dapat berjalan secara maksimal
karena waktu yang terbatas hanya 2 jam pelajaran atau 80 menit setiap pertemuan, padahal ide-ide siswa untuk mengembangkan pengetahuan
awal dan pengetahuan baru setelah membaca sebenarnya sangat banyak.
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan memahami teks
eksplanasi antara
siswa yang
mendapat pembelajaran
dengan menggunakan strategi PSRT dan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa
menggunakan strategi PSRT pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang.
2. Strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks ekpslnasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang.
B. IMPLIKASI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran memahami teks eksplanasi dengan menggunakan strategi PSRT lebih efektif
dibandingkan pembelajaran
memahami teks
eksplanasi tanpa
menggunakan strategi PSRT. Hal tersebut berimplikasi secara teoretis dan praktis.
1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini memberi bukti tentang keefektifan strategi
PSRT pada pembelajaran memahami teks eksplanasi, yaitu bahwa strategi PSRT efektif digunakan pada pembelajaran memahami teks eksplanasi.
73
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi
PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi lebih efektif daripada pembelajaran memahami teks eksplanasi tanpa menggunakan
strategi PSRT sehingga strategi tersebut dapat digunakan pada pembelajaran memahami teks eksplanasi.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan saran sebagai berikut.
1. Guru diharapkan menggunakan strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi sebagai salah satu strategi untuk menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga memudahkan siswa dalam proses memahami teks.
2. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi dengan
populasi yang lebih luas. 3. Dalam pelaksanaan strategi PSRT selanjutnya diharapkan dapat
mempertimbangkan durasi pembelajaran dan waktu yang tepat agar berjalan dengan maksimal tanpa jeda UN Ujian Nasional, UTS Ujian
Tengah Semester, maupun UAS Ujian Akhir Semester.
DAFTAR PUSTAKA Adler, Mortimer J., dan Charles Van Doren. 2007. How To Read a Book: Cara
Jitu Mencapai Puncak Tujuan Membaca. Indonesia: PT Indonesia Publishing.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMPMTs Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Khusnita, Romi. 2014. The Effect Of Using Prepare, Structure, Read, And Think Strategy On Students‟ Reading Comprehension On Hortatory Exposition
Text At Islamic Senior High School Al Huda Al Ilahiyah Indragiri Hilir Regency.
http:repository.uin-suska.ac.id . Diunduh pada tanggal 2
September 2015. Knapp, Peter dan Watkins Megan. 2005. Genre, Text, Grammar: Technologies for
Teaching and Assessing Writing. Australia: University of New SouthWales Press.
Kusnan, Rosyid. 2014. Bahasa Indonesia kelas VII Semester II Kurikulum 2013. Yogyakarta: CV Gema Nusa.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nirmala, Stevy Ditta. 2014.Keefektifan Model Pembelajaran Erica Effective Reading In The Content Areas dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Teks EksPSRTasi Bagi Siswa Kelas VII SMP Eks-RSBI Pelaksana
Kurikulum 2013
Se-Kabupaten Magelang.
Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS,
UNY. Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nurhadi.1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: CV Sinar Baru.
Pardiyono. 2007. Pasti Bisa Teaching Genre-Based Writing. Yogyakarta: CV
Andi Offset. Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
75
Roe, Betty D., dkk. 2014. Secondary School Literacy Instruction:The Content Areas.E-book. Canada: Nelson Education.
https:books.google.co.idbooks. Diunduh pada tanggal 7 Februari 2015. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif danKualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Simons, Sandra McCandless. 1989a. PSRT: A Reading ComprehensionStrategy.
http:eric.ed.gov. Diunduh pada tanggal 7 Februari 2015. Simons, Sandra McCandless. 1989b. PSRT: A Reading Comprehension Strategy.
Journal of Reading.http:eric.ed.gov?id=EJ383670. Diunduh pada tanggal 7 Februari 2015.
Sugiyono, dkk. 2001. Bahan Penyusunan Bahasa Indonesia “Paragraf” editor:
Hasan Alwi. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Sumadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Supriadi, Dedi. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Wiesendanger, Katherine D. 2001. Strategies for Literary Education. Columbus:
Merril. Wong, Ruth Y. L. 2002. Teaching Text Types In The Singapore Primary
Classroom. Singapura: Prentice Hall. Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca
Peningkatan Komprehensi. Yogyakarta: UNY Press. . 2012. Terampil Membaca Dan Berkarakter Mulia.
Yogyakarta: CV Multi Presindo.
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP KELAS EKSPERIMEN
SatuanPendidikan : SMP Negeri 12 Magelang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
KelasSemester : VIIGenap
Materi Pokok : Teks Eksplanasi
Tema : Remaja
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit 1 Pertemuan
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah,
dan menyaji
dalam ranah
konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat
dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandangteori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah
Tuhan 1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia sebagai
sarana menyajikan informasi lisan
Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.
dan tulis. 1.2.2 Terbiasa berbahasa Indonesia
di kelas dan luar kelas dengan santun, baik, dan benar.
2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan
langkah-langkah suatu
proses berbentuk linear.
2.1.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam
memaparkan proses
terjadinya fenomena alam dan sosial
dalam jangkauan
pergaulan peserta didik. 2.1.2 Menunjukkan perilaku kreatif
dalam memaparkan
proses terjadinya fenomena alam dan
sosial dalam
jangkauan pergaulan peserta didik.
3.1 Memahami teks
hasil observasi,
tanggapan deskriptif,
eksplanasi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan.
3.1.1 Mengidentifikasi struktur isi
teks eksplanasi.
3.1.2 Memahami kata dan istilah
dalam teks eksplanasi.
3.1.3 Memahami isi teks eksplanasi
berdasarkan topik tertentu.
3.1.4 Memahami ide pokok dan iode penjelas
di dalam
teks
eksplanasi.
4.1 Menangkap makna teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif,
eksplanasi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik secara lisan maupun
tulisan.
4.1.1 Menyimpulkan pengetahuan
awal dan pengetahuan setelah membaca mengenai isi teks
eksplanasi.
C. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Sikap 1. Peserta didik dapat menggunakan Bahasa Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan
tulis..
2. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur dalam memaparkan proses terjadinya fenomena alam dalam jangkauan pergaulan peserta
didik.
3. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku perilaku kreatif dalam memaparkan proses terjadinya fenomena alam dalam jangkauan
pergaulan peserta didik.
b. Tujuan Keterampilan 1. Peserta didik dapat menarik kesimpulan tentang suatu topik dengan
menggabungkan pengetahuan awal dan pengetahuan setelah membaca.
c. Tujuan Pengetahuan
1. Peserta didik dapat memahami struktur teks eksplanasi.
2. Peserta didik dapat memahami ide pokok dan ide penjelas dalam teks
eksplanasi.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi isi teks eksplanasi berdasarkan topik tertentu sesuai dengan pengetahuan awal sebelum membaca
teks..
D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan pertama a. Pemodelan teks eksplanasi
berjudul “Abrasi”. b. Pengertian Strategi PSRT Prepare-Structure-Read-Think
PSRT Prepare-Structure-Read-Think adalah strategi membaca pemahaman yang digunakan untuk pembelajaran
memahami teks dengan menggunakan empat langkah Wiesendanger, 2001: 188. Langkah-langkah tersebut digunakan sebagai dorongan
agar siswa lebih aktif dalam memahami sebuah teks. Strategi PSRT
merupakan strategi membaca pemahaman yang efektif karena dapat mendorong siswa menjadi pembaca aktif, yaitu mendorong siswa
membuat hipotesis tentang makna teks dan kemudian membaca untuk menguji hipotesis mereka.
Langer dan Simons via Wiesendanger, 2001: 188 menyebutkan bahwa strategi ini PSRT mengajarkan keterampilan
persiapan sebelum kegiatan membaca dan keterampilan berpikir kritis yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan teks.
Adapun menurut Singer danRuddell via Simons, 1989: 420, strategi membaca yang efektif dapat mendorong siswa untuk menjadi pembaca
aktif yang membuat hipotesis tentang makna teks dan kemudian membaca untuk menguji hipotesis mereka. Langkah-langkah dalam
menerapkan strategi PSRT cukup mudah. Langkah-langkah dalam strategi PSRT menurut Wiesendanger 2001: 189 ada 4, yaitu
prepare, structure, read, dan think. c. Pengertian teks eksplanasi
Teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena. Dalam teks eksplanasi dijelaskan
tentang mengapa dan bagaimana suatu peristiwa atau fenomena dapat terjadi. Selain itu, dalam teks eksplanasi juga dijelaskan mengenai
keterkaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan yang lain dimana sebuah peristiwa atau fenomena muncul sebagai akibat
dari peristiwa atau fenomena lain yang terjadi sebelumnya. Dengan kata lain, teks eksplanasi menyajikan informasi mengenai proses
terjadinya suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia.
d. Struktur isi teks eksplanasi Struktur isi teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian di bawah
ini. 1 Pernyataan umum
Bagian ini berisi pernyataan umum tentang suatu topik, yang akan dijelaskan proses keberadaannya, proses terjadinya, proses
terbentuknya, dan lain sebagainya Pardiyono, 2007: 258. Pernyataan umum harus bersifat ringkas, menarik, dan jelas,
yang mampu membangkitkan minat pembaca untuk membaca rinciannya Wong, 2002: 133.
2 Deretan penjelasan atau urutan penjelasan Deretan penjelas berisikan tentang penjelasan proses terjadinya
suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan waktu atau sebab, atau berdasarkan keduanya Wong, 2002: 133. Bagian ini untuk
menjawab pertanyaan „bagaimana‟ dengan jawabannya berupa
pernyataan Pardiyono, 2007: 158. 3 Interpretasi
Interpretasi berisi kesimpulan dari apa yang sudah dipaparkan pada paragraf sebelumnya. Pada bagian ini juga dapat disisipi
dengan pesan atau nasihat mengenai peristiwa atau fenomena yang sudah dipaparkan sebelumnya.
e. Ciri-ciri kebahasaan teks eksplanasi Selain struktur organisasi teks, dalam teks eksplanasi juga
memperhatikan fitur gramatikal atau sering disebut juga unsur kebahasaan teks eksplanasi.Berdasarkan buku pegangan siswa oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, terdapat beberapa unsur kebahasaan teks eksplanasi.
1 Konjungsi atau kata sambung, yaitu kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan
kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan kausa Alwi, 2003: 296.