Menurut Kemendikbud 2013: 144, struktur teks eksplanasi terdiri atas tiga bagian, yaitu 1 pernyataan umum, menjelaskan topik dalam teks secara
umum, 2 deretan penjelasan eksplanasi, menjabarkan bagaimana dan mengapa topik dalam teks tersebut terjadi, dan 3 interpretasi, merupakan
penutup yang berisi kesimpulan atau pun saran dari topik dalam teks. Wong 2002: 132-133 berpendapat, struktur teks ekplanasi terdiri
dari pernyataan dalam peristiwa statement of phenomenon, rangkaian penjabaran explanation sequence, dan penutup paragraf concluding
paragraph. Pendapat lain mengatakan bahwa struktur teks eksplanasi yaitu 1 pernyataan umum tentang topik tersebut general statement about the
topic dan 2 rangkaian penjabaran yang mendeskripsikan suatu proses, susunan dan sebagainya sequence of explanations that describe the process,
the formation, etc, serta 3 penutup closing Pardiyono, 2007: 158-159. Kusnan 2014: 16 mengemukakan, struktur teks eksplanasi terdiri
atas tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan merupakan pernyataan umum yang berisi gambaran umum isi
teks. Bagian isi berupa penjelasan yang berisi tahapan atau proses yang memperlihatkan hubungan sebab akibat suatu peristiwa. Bagian penutup
berupa interpretasi. Pada bagian penutup muncul setelah pertanyaan bagaimana dan mengapa terjawab. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga rangkaian, yaitu 1 pernyataan umum, 2 penjabaran, dan 3 penutup.
Gambar 1: Struktur Teks Eksplanasi
c. Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi
Wong 2002: 133 mengatakan bahwa unsur kebahasaan teks eksplanasi yaitu 1 kata benda umum dan abstrak, misalnya gempa bumi,
banjir, hujan, dan udara, 2 kata kerja aksi, 3 konjungsi waktu dan sebab, misalnya jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan kemudian, 4 kalimat
kompleks, 5 kata-kata yang menunjukkan sebab dan akibat, misalnya kemudian, jadi, karena, dan maka. Adapun menurut Kemendikbud 2013: 41-
296, unsur kebahasaan teks eksplanasi adalah 1 kohesi, yaitu keterkaitan antarproposisi yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-kalimat yang
digunakan, 2 konjungsi atau kata sambung, yaitu kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa
dengan frasa, atau klausa dengan klausa, 3 kalimat definisi berupa kata kerja penghubung, seperti kata adalah, ialah, dan merupakan, dan 4
kalimat penjelas berupa kata kerja aksi, seperti kata yang bermakna aktivitas atau proses.
Kusnan 2014 menjelaskan unsur kebahasaan teks eksplanasi dalam bahasa Indonesia meliputi konjungsi. Konjungsi dibagi menjadi lima,
Struktur Teks Eksplanasi
Pernyataan Umum
Deretan Penjelas
Penutup Interpretasi
yaitu konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat, serta konjungsi antarparagraf. Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut.
1. Konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang setara. Contoh: dan, atau, serta, tetapi.
2. Konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan unsur- unsur yang tidak setara. Unsur yang dimaksud adalah klausa.
3. Konjungsi koordinasi meliputi sesudah, sebelum, sejenak, dan lain- lain.
4. Konjungsi korelatif menghubungkan dua kata, frasa atau klausa. Kedua unsur yang digabungkan mempunyai kedudukan yang sama.
5. Konjungsi korelatif meliputi baik…maupun…, tidak hanya…, dan
lain-lain. 6. Konjungsi antarkalimat bertugas menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat lain. Konjungsi tersebut meliputi biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun begitu, dan lain-lain.
7. Konjungsi antarkalimat bertugas menghubungkan dua paragraf. Lebih tepatnya konjungsi antar paragraf menghubungkan kalimat terakhir
dan kalimat pertama dua paragraf yang berurutan letaknya. Konjungsi tersebut meliputi adapun, akan hal, mengenai, dan lain-lain.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur kebahasaan teks eksplanasi yaitu kata kerja, kata benda, konjungsi, kohesi, kalimat kompleks
dan kata yang menunjukkan sebab-akibat.