Suhu Lingkungan Ibu Menyusui

Namun, setelah ibu menyalakan kipas angin, tidak terlihat lagi gerakan ibu mengelap keringat ketika menyusui. Dengan demikian, peningkatan suhu tempat ibu menyusui masih dapat diatasi dengan pendinginan melalui kipas angin, sehingga tak akan mempengaruhi proses ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purnomo Rizal 2000 bahwa untuk membantu menurunkan suhu lingkungan, dapat dilakukan dengan menyalakan kipas angin untuk mengganti aliran udara yang panas di sekitar tubuh manusia yang berasal dari panas tubuh dengan udara yang lebih dingin yang berasal dari bagian lain ruangan.

7. Tingkat Pencahayaan Tempat Ibu Menyusui

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pencahayaan tempat ibu menyusui adalah 90,085 lux dengan standar deviasi 96,9571 lux dan nilai tengahnya sebesar 55 lux. Sementara tingkat pencahayaan minimalnya adalah 12,5 lux dan tingkat pencahayaan maksimalnya sebesar 427,1 lux. Menurut Permenkes Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, kadar tingkat pencahayaan lingkungan tempat ibu menyusui melebihi dari batas minimal yang ditentukan, yaitu sebesar 60 lux. Artinya, tingkat pencahayaan rumah ibu menyusui sudah baik untuk melakukan aktivitasnya di rumah, termasuk menyusui. Hasil uji korelasi menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pencahayaan dengan ketidaknyamanan. Hal ini karena memang rata-rata tingkat pencahayaan di tempat saat ibu melakukan aktivitas menyusui termasuk normal dan sesuai aturan Permenkes Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut Kurniawan Cahyadi 2000, pencahayaan yang baik memungkinkan pekerja untuk dapat melihat objek kerja secara jelas tanpa ada upaya pemaksaan konsentrasi mata untuk melihat objek tersebut.

E. Gambaran Evaluasi Kursi Ergonomis

1. Masa penggunaan kursi ergonomis

a. Frekuensi penggunaan kursi ergonomis selama menyusui Hasil menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi penggunaan kursi ergonomis oleh ibu saat menyusui adalah sebanyak 6,47 kali dengan standar deviasi 3,71 kali dan nilai tengahnya 6 kali dimana frekuensi paling sedikit adalah sekali dan terbanyak adalah 13 kali. Artinya, setengah frekuensi ibu menyusui dilakukan di kursi ergonomis. Namun, pada nilai minimal penggunaan kursi yang dilakukan selama sekali menunjukkan bahwa ada kekurangan pada kursi ergonomis lihat Tabel 5.7 dalam penelitian ini yang membuat ibu enggan untuk lebih sering menggunakannya. Hal ini dapat mempengaruhi efek penggunaan kursi ergonomis terhadap timbulnya ketidaknyamanan. b. Durasi penggunaan kursi ergonomis selama menyusui Sedangkan rata-rata durasi atau lama penggunaan kursi ergonomis oleh ibu saat menyusui selama 13,76 menit dengan standar deviasi 7,595 menit dan nilai tengahnya 12 menit dimana durasi tercepat selama 3 menit dan durasi terlamanya 36 menit. Adapun pada durasi tercepat selama 3 menit yang menurut penuturan ibu karena kemauan bayi sendiri menyusui dengan waktu