Tingkat Kebisingan Lingkungan Ibu Menyusui

ketika sedang menyusui. Sejalan dengan hasil wawancara bahwa menyusui hendaknya dilakukan dengan senang dan bahagia, dalam kondisi tenang dan tidak mengkhawatirkan apapun karena baginya hal ini akan mempengaruhi bayi. Hal inilah yang membuat ibu lebih sering untuk selalu melihat bayinya ketika menyusui daripada memilih menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.

6. Suhu Lingkungan Ibu Menyusui

Hasil menunjukkan rata-rata suhu di lingkungan ibu menyusui adalah 32,750 C dengan standar deviasi sebesar 1,8515 C dan nilai tengah 32,5 C. Sedangkan suhu terendah adalah 30 C dan suhu tertingginya sebesar 36 C. Menurut Permenkes Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, kadar suhu lingkungan tempat ibu menyusui melebihi dari kadar yang ditentukan. Hal ini dikarenakan ketika pengukuran saat pengumpulan data kondisi di Indonesia khususnya di sekitar Jakarta sedang memasuki masa akhir musim kemarau. Sedangkan pada uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara suhu di tempat ibu menyusui dengan ketidaknyamanan posisi duduk. Padahal, menurut Purnomo Rizal 2000, pada lingkungan yang panas, keseimbangan panas tubuh dapat diperoleh dengan meningkatkan aliran darah menuju kulit atau melalui pengeluaran keringat. Pengeluaran keringat sendiri dapat menimbulkan ketidaknyamanan apalagi jika intensitasnya lebih sering. Dari hasil observasi ketika ibu melakukan aktivitas menyusui, terdapat ibu yang sering mengelap keringat pada dahinya dan pada dahi bayinya atau mengipaskan jari-jari tangannya. Hal ini menunjukkan adanya ketidaknyamanan. Namun, setelah ibu menyalakan kipas angin, tidak terlihat lagi gerakan ibu mengelap keringat ketika menyusui. Dengan demikian, peningkatan suhu tempat ibu menyusui masih dapat diatasi dengan pendinginan melalui kipas angin, sehingga tak akan mempengaruhi proses ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purnomo Rizal 2000 bahwa untuk membantu menurunkan suhu lingkungan, dapat dilakukan dengan menyalakan kipas angin untuk mengganti aliran udara yang panas di sekitar tubuh manusia yang berasal dari panas tubuh dengan udara yang lebih dingin yang berasal dari bagian lain ruangan.

7. Tingkat Pencahayaan Tempat Ibu Menyusui

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pencahayaan tempat ibu menyusui adalah 90,085 lux dengan standar deviasi 96,9571 lux dan nilai tengahnya sebesar 55 lux. Sementara tingkat pencahayaan minimalnya adalah 12,5 lux dan tingkat pencahayaan maksimalnya sebesar 427,1 lux. Menurut Permenkes Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, kadar tingkat pencahayaan lingkungan tempat ibu menyusui melebihi dari batas minimal yang ditentukan, yaitu sebesar 60 lux. Artinya, tingkat pencahayaan rumah ibu menyusui sudah baik untuk melakukan aktivitasnya di rumah, termasuk menyusui. Hasil uji korelasi menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pencahayaan dengan ketidaknyamanan. Hal ini karena memang rata-rata tingkat pencahayaan di tempat saat ibu melakukan aktivitas menyusui termasuk normal dan sesuai aturan Permenkes Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, seperti yang telah dijelaskan