Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

kondisi lingkungan kimia dan biologi memerlukan analisis laboratorium lebih lanjut seperti kadar debu, jumlah mikroorganisme, dan sebagainya. Faktor beban visual tidak diukur karena aktivitas menyusui tidak berkaitan dengan beban visual. Penggunaan tenaga tidak diukur karena keterbatasan peneliti. Faktor pergerakan tidak diukur karena aktivitas menyusui merupakan aktivitas yang statis. Pergerakan yang mungkin terjadi adalah perubahan posisi duduk ibu. Faktor waktu istirahat tidak diukur karena berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, jeda atau selang aktivitas menyusui tidak jauh berbeda sekitar 2-3 jam, artinya ibu menyusui bayi rata-rata 2-3 jam sekali. Waktu istirahat di sini diartikan sebagai waktu dimana ibu sedang tidak melakukan aktivitas menyusui. Adapun faktor aktivitas saat sedang tidak menyusui tidak diukur karena aktivitas tersebut cenderung homogen, yaitu termasuk aktivitas rumah tangga pada umumnya. Pada penelitian ini, variabel independennya adalah Penggunaan Kursi Ergonomis yang datanya diperoleh dari Kelompok Kontrol, yaitu kelompok tanpa menggunakan kursi ergonomis dan Kelompok Eksperimen, yaitu kelompok yang menggunakan kursi ergonomis. Pengukuran posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dilakukan 1 – 2 bulan setelah pretest. Adapun variabel dependennya adalah Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui yang selain diukur secara kuantitatif melalui lembar Body Part Discomfort, juga diukur secara kualitatif melalui wawancara mendalam untuk mendukung hasil kuantitatif. Hal ini dikarenakan Lembar Body Part Discomfort Scale mengukur keluhan fisik dari ibu menyusui yang merupakan indikasi adanya peningkatan rasa ketidaknyamanan. Dengan demikian, peneliti dapat mengukur rasa kenyamanan berdasarkan keluhan fisik ibu menyusui. Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dimana lebih dari sekadar hilangnya rasa tidak nyaman akibat dari variasi faktor fisik, fisiologi, dan psikologi manusia, merupakan penilaian respondentif individu yang sulit untuk didefinisikan secara pasti karena sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut, sehingga harus menanyakan langsung kepada orang tersebut untuk mengetahui kenyamanan yang dirasakan. Artinya, rasa nyaman yang dirasakan oleh individu yang satu belum tentu sama dirasakan oleh individu lainnya. Adapun aspek kenyamanan yang diukur adalah perasaan ibu menyusui terkait kenyamanan posisi duduk menyusui yang dapat ditunjukkan melalui keluhan fisik ibu saat menyusui pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana diharapkan terdapat hubungan sebab akibat dari keberadaan kursi ergonomis tersebut. Sehingga, pada akhirnya keberadaan kursi ergonomis dapat menjadi salah satu solusi dalam membantu kelancaran proses menyusui. Kursi dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai kursi ergonomis dikarenakan kursi tersebut telah dirancang berdasarkan ukuran tubuh antropometri penggunanya, yaitu ibu menyusui bayi usia sampai enam bulan. Adapun terkait karakteristik kursi ergonomis yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan modifikasi penggabungan data Antropometri Orang Indonesia dan Singapura menurut Tan Kay Chuan, Markus Hartono, Naresh Kumar 2010 dengan data antropometri ibu menyusui di Kelurahan Pisangan dimana deskripsinya tercantum dalam Lampiran V. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 3.1 Kerangka Konsep Variabel Dependen: Kenyamanan Posisi Duduk saat Menyusui Variabel Confounder: Faktor yang Ikut Mempengaruhi selain Kursi Ergonomis: 1. Karakteristik Individu: a. Usia b. Indeks Massa Tubuh IMT 2. Karakteristik Pekerjaan Aktivitas Menyusui a. Frekuensi dan Durasi Lama Menyusui b. Ukuran Objek Berat Badan Bayi c. Postur Menyusui 3. Karakteristik Lingkungan: a. Kebisingan b. Suhu c. Pencahayaan Variabel Independen: Penggunaan Kursi Ergonomis

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur Kursi ergonomis Suatu penerapan ergonomi dalam pembuatan kursi yang dimaksudkan untuk mendapatkan sikap tubuh yang ergonomis pada saat bekerja dan beraktivitas Meilia, 2011. Kuesioner, observasi Kuesioner, lembar observasi 1. Kelompok kontrol: Kelompok yang melakukan aktivitas menyusui seperti biasanya, tanpa kursi ergonomis. 2. Kelompok Eksperimen: Kelompok yang melakukan aktivitas menyusui menggunakan kursi ergonomis. Ordinal Kenyamanan posisi duduk Kondisi perasaan ibu dimana terbebas dari rasa tidak nyaman atau tidak adanya sensasi dari tubuh ibu yang tidak menyenangkan saat posisi duduk sedang menyusui. Kuesioner dengan didukung wawancara Lembar Body Part Discomfort Scale, Pedoman wawancara terstruktur, recorder Skor ketidaknyamanan saat menyusui: 0. Tidak 1. Ya Dengan frekuensi: 1. Kadang-kadang 2. Sering 3. Selalu Dengan intensitas: 1. Tidak nyaman 2. Sakit 3. Sangat sakit Ordinal Faktor-faktor yang akan diteliti Ikut Mempengaruhi Kenyamanan Posisi Duduk Ibu Menyusui selain kursi ergonomis: Variabel Definisi Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur Usia Lama masa hidup ibu terhitung sejak dilahirkan hingga saat pengumpulan data penelitian ini dilakukan. Kuesioner Kuesioner Usia dalam tahun Ratio Indeks Massa Tubuh IMT Ukuran status gizi ibu berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Perhitungan BB kgTB 2 m Pengukur TB, timbangan digital, dan kalkulator 1. Kurus: 18,5 2. Normal: 18,5-25,0 3. Gemuk: 25,0 Depkes, 1994 dalam Almatsier, 2004 Ordinal Frekuensi Menyusui Durasi Menyusui Banyaknya berapa kali aktivitas menyusui dalam sehari. Lama waktu yang biasa dibutuhkan ibu untuk menyusui bayinya untuk dua payudara. Kuesioner Kuesioner 1. 12 kali 2. ≥12 kali 1. 10 menit 2. 10-15 menit 3. 20-30 menit 4. 30 menit Ordinal Ukuran Objek Berat badan bayi pada saat dilakukan pengumpulan data penelitian ini. Pengukuran langsung Timbangan berat badan untuk bayi Berat badan dalam kilogram kg Rasio Sumber: Data Sekunder Variabel Definisi Cara Ukur Instrumen Hasil Ukur Skala Ukur Postur Kondisi relatif tubuh ibu pada ruangtempat tertentu. Pheasant, 2003 Analisis Postur Tubuh dengan metode Rapid Upper Limb Assessment RULA Kamera video, penggaris, busur derajat, timbangan berat badan bayi untuk mengukur beban objek Skor RULA dengan klasifikasi menurut level risiko: 1. Minimum: Skor 1-2 2. Kecil: Skor 3-4 3. Sedang: Skor 5-6 4. Tinggi: Skor 7 Ordinal Kondisi Lingkungan: 1. Kebisingan 2. Suhu 3. Pencahaya- an Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. KEPMENLH No. 48 Tahun 1996. Ukuran panas atau dinginnya suatu benda atau lingkungan. Jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. KepMenkes RI No. 1405MENKESSKXI2002 Pengukuran langsung Pengukuran langsung Pengukuran langsung Sound Level Meter Termometer Lux Meter 1. 55 dB 2. 55dB KepMenLH No.481996 1. 18-30 o C 2. 18 o C 3. 30 Permenkes10772011 1. 60 lux 2. 60 lux Permenkes No.10772011 Ordinal Ordinal Ordinal Sumber: Data Sekunder

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Hipotesis Null H 1. Ada beda rata-rata skor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pada Kelompok Eksperimen. 2. Ada beda rata-rata skor ketidaknyamanan sebelum dan setelah pada Kelompok Kontrol. 3. Ada beda rata-rata skor ketidaknyamanan antara Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen.