Cara Mengukur Kenyamanan Pengukuran Kenyamanan Posisi Duduk
Karwowski dan Marras 2003 mendeskripsikan ketidaknyamanan secara kuat dengan melihat empat aspek: intensitas, kualitas, lokasi, dan periode
waktu. Misalnya, duduk pada kursi yang keras selama beberapa jam akan mengakibatkan ketidaknyamanan yang intensitasnya tergolong rendah hingga
menengah dan terjadi setelah sekitar 15 menit duduk dan akan meningkat selama satu jam pertama kemudian berada di level konstan, ketidaknyamanan
akan mereda ke tingkat intensitas minimal setelah lima menit. a. Intensitas
Pengukuran intensitas ketidaknyamanan biasanya dilakukan dengan menanyakan kepada pekerja tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan
melalui suatu skala subjektif. Ada banyak jenis skala subjektif yang digunakan yaitu: verbal rating scales, visual analog scales, numeric
rating scales, dan graphic rating scales. Kesemuanya mempunyai angka- angka yang lebih objektif dalam mengukur intensitas ketidaknyamanan.
Intensitas ketidaknyamanan juga dapat diukur melalui perubahan perilaku menggunakan behaviour rating scales atau perubahan hubungan
biomekanikal dan fisiologikal. Penjelasan lengkap tentang cara mengukur intensitas ketidaknyamanan, yaitu sebagai berikut:
1 Biomechanical and Physiological Correlates
Jika ketidaknyamanan diduga muncul karena beban mekanik mechanical load pada sendi, maka dapat diperkirakan bahwa
analisis tersebut menggunakan position data dan biomechanical modeling. Sedangkan jika ketidaknyamanan diduga terjadi karena
adanya peningkatan aktivitas otot, maka electromyography dapat digunakan sebagai alat penialain objektif. Ukuran yang lain dapat
digunakan pula denyut jantung, tekanan darah, tingkat pernapasan, hantaran kulit, tingkat keringat, dan suhu tubuh.
Kelebihan dari metode ini adalah tidak tergantung pada laporan pekerja
atau pengakuan
pekerja tentang
ketidaknyamanan discomfort. Sedangkan kekurangannya adalah indikator biomekanik
maupun fisiologis yang diukur tersebut belum tentu menunjukkan adanya ketidaknyamanan. Artinya, ada penyebab lain yang
memunculkan hasil-hasil pengukuran secara biomekanik dan fisiologis tersebut. Kekurangan yang lain adalah adanya kemungkinan
pengaruh budaya dalam pengukuran tentang kenyamanan, seperti kebudayaan barat yaitu memahami bahwa nyaman sama dengan
keseimbangan yang dinamis, bukan karena kurangnya aktivitas otot. 2
Behaviour Rating Scales Beberapa ahli ergonomi menyarankan agar pengukuran intensitas
ketidaknyamanan dilakukan dengan melakukan obeservasi perilaku yang
diperkirakan sebagai
indikator yang
pasti adanya
ketidaknyamanan, seperti kegelisahan. Misalnya, Branton 1969 menyebutkan bahwa ketidaknyamanan dalam posisi duduk dapat
dilihat dari perubahan posisi duduknya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin sering seseorang mengubah posisi
duduknya, menunjukkan bahwa ia semakin merasa tidak nyaman.
Shackel et. al 1969 juga menyebutkan bahwa pengukuran waktu perubahan posisi duduk sebagai pengukuran objektif perlu dilakukan
untuk mengetahui adanya ketidaknyamanan. Adapun sekarang ini telah didukung oleh adanya teknologi dengan elektrogoniometri dan
digital motion untuk menganalisis perubahan posisi duduk. Keuntungan dari metode behavioral scale assessment adalah tidak
tergantung pada kemampuan pekerja dan kesediaan pekerja untuk mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya secara verbal. Sedangkan
kekurangan dari metode ini adalah adanya asumsi bahwa perubahan posisi dilakukan untuk mencari kenyamanan selama bekerja.
Misalnya semakin sering seseorang bergerak mengubah posisinya mengindikasikan sebagai kebiasaan kerja yang baik daripada posisi
statis dan diperlukan pada beberapa tindakan intervensi ergonomi. 3
Verbal Rating Scales Ada dua tipe verbal rating scale, yaitu single noun scale dimana
menggunakan kata tunggal “tidak nyaman discomfort” dan multiple noun scale yang menggunakan banyak kata yang berbeda yang
menunjukkan pada perubahan intensitas dari discomfort.
Gambar 2.13 Single Noun Scale
Gambar 2.14 Multiple Noun Scale
Baik single noun maupun multiple noun, pengumpulan datanya diisi oleh pekerja dengan melingkari salah satu kata yang sesuai dengan
yang dirasakan oleh pekerja. Analisis datanya menggunakan distribusi frekuensi dan rank order nonparametic statistics.
Kelebihan dari metode ini adalah terdiri dari tingkatan-tingkatan ketidaknyamanan yang berurutan dan mudah dipahami oleh pekerja.
Sedangkan kekurangannya, pilihan yang ditunjukkan terbatas dan intensitas ketidaknyamanan saja yang terdeteksi. Kekurangan lainnya
adalah perasaan yang hampir sama dengan rasa tidak nyaman dideskripsikan sebagai rasa tidak nyaman oleh pekerja. Multiple noun
scale mempunyai kekurangan yang lain yaitu adanya kesalahan dalam menginterpretasikan perasaan pada kata yang berbeda. Misalnya,
pekerja merasakan mati rasa yang diinterpretasikan memiliki intensitas ketidaknyamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kaku, dan pekerja lain mungkin juga menginterpretasikan sebaliknya. 4
Visual Analog Scales Visual analog scale terdiri dari satu garis. Garis yang digunakan dapat
berupa garis horizontal maupun vertikal. Panjang garis biasanya sekitar 100 mm sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.15 Visual Analog Scale
Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan, pekerja memberi tanda pada garis. Tingkat intensitas kemudian diukur berdasarkan jarak dari
ujung garis yang paling kiri ke titik pada garis yang telah ditandai oleh pekerja. Hasil ukurnya dalam satuan mm, skalanya mempunyai
sekitar 101 tingkat discomfort. Kelebihan dari metode ini adalah ketepatan dalam adminsitrasi,
sensitivitas dalam analisis statistik. Kekurangannya adalah beberapa pekerja mungkin akan mengalami kesulitan untuk mempersepsikan
intensitas atau tingkat rasa tidak nyaman pada garis. 5
Numeric Rating Scales Numeric rating scale hampir sama dengan visual analog scale.
Perbedaannya hanya pada numeric rating scale terdapat nomor dari kategori tingkatan discomfort, sebagaimana terlihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.16 Numeric Rating Scale
Cara pengisiannya adalah pekerja akan menandai nomor yang tersedia sesuai dengan tingkat “tidak nyaman” yang dirasakan.
Kelebihan dari metode ini adalah sederhana dan skala verbal dapat digunakan selama pekerjaan manual tanpa ada gangguan dari faktor
postur. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah titik 0 sampai 10 mempunyai sensitivitas yang terbatas, pekerja lebih sering
terekspos dengan skala 1 sampai 100.
6 Graphic Rating Scales
Graphic rating scale merupakan kombinasi dari visual analog scale dengan numeric atau verbal rating scale. Skalanya terdiri dari garis
vertikal atau horizontal dengan penambahan nomor atau keterangan di sepanjang garisnya, sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.17 Graphic Rating Scale
Cara pengisiannya adalah pekerja akan memberi tanda pada garis yang mewakili tingkat tidak nyaman yang dirasakannya.
Kelebihan metode ini adalah mempunyai “ekstra label” yang mungkin dapat membantu atau mempermudah pekerja yang
mengalami kesulitan dengan visual analog scale. Sedangkan kekurangan metode ini terletak pada pengelompokan keterangan
label pada garis. b. Kualitas
Kualitas ketidaknyamanan hanya dapat dinilai dengan membiarkan deskripsi yang berbeda-beda tentang ketidaknyamanan yang dirasakan
oleh pekerja. Deskripsi yang berbeda-beda tentang ketidaknyamanan tersebut antara lain: tingling, burning, searing, numbness, coldness,
stiffness, heat, cramping, prickling, stabbing, dan gnawing. Meskipun kualitas sakit secara luas digunakan pada penilaian kesehatan, kualitas
ketidaknyamanan belum digunakan secara umum oleh ahli ergonomi. Hal ini mungkin dikarenakan implikasi dari perbedaan kualitas yang belum
jelas, tetapi implikasi intensitas, lokasi, dan periode waktu telah jelas. c. Lokasi
Untuk mengetahui lokasi ketidaknyamanan biasanya digunakan peta tubuh body map atau lainnya yang menunjukkan bagian-bagian tubuh
body part. Pada saat pengukuran dengan body map, biasanya sudah sekaligus dilakukan pengumpulan data tentang intensitas, kualitas, dan
periode waktu dari ketidaknyamanan pada bagian tubuh tersebut. Dengan menunjukkan gambar bagian-bagian tubuh, pekerja akan lebih mudah
menunjukkan pada
bagian tubuh
mana saja
ia mengalami
ketidaknyamanan. Pekerja akan memberi tanda pada bagian tubuh yang dirasakan ada ketidaknyamanan.
Gambar 2.18 Body Map for reporting discomfort location
Gambar 2.19 General Comfort Scale Dari Shackel, B., Chidsey, K.D., and Shipley, P. 1969
The assessment of chair comfort
d. Periode Waktu Pengukuran periode waktu ketidaknyamanan biasanya dilakukan pada
waktu yang berbeda-beda. Tergantung pada alasan atau tujuan investigasi ketidaknyamanan. Waktu pengumpulan data dapat berbeda menurut
menit, jam, hari, atau yang lebih lama lagi. Pengumpulan data yang berulang ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan
data yang berbeda untuk menjaga agar pekerja tidak terpengaruh dengan pengumpulan data sebelumnya atau dengan lembar pengumpulan data
yang sama yang memungkinkan pekerja untuk membandingkan dengan pengumpulan data sebelumnya.
Ada hubungan waktu yang penting antara waktu pekerja mengalami ketidaknyamanan dengan waktu pengumpulan data. Branton 1969
menyarankan karena pelaporan post-experience ketidaknyamanan bergantung pada memori kinestetik, maka informasi ketidaknyamanan
sebaiknya dikumpulkan
ketika pekerja
sedang mengalami
ketidaknyamanan. Berikut ini beberapa contoh instrumen penilaian ketidaknyamanan yang
sering digunakan pada banyak penelitian, antara lain sebagai berikut:
Gambar 2.18 General Body Visual Analog Discomfort Scale Visser and Straker 1994
digunakan untuk mengukur ketidaknyamanan pada dokter gigi dalam 6 waktu berbeda saat baru dating ke tempat kerja, morning break, sebelum
istirahat makan siang, setelah istirahat makan siang, mid afternoon, dan setelah selesai bekerja
Gambar 2.21 Body part discomfort for high and low carry tasks Straker et al. 1997
Gambar 2.20 General Body Visual Analog Discomfort Scale Visser and Straker 1994 digunakan untuk
mengukur ketidaknyamanan pada dokter gigi dalam 6 waktu berbeda saat baru dating ke tempat kerja, morning break, sebelum istirahat makan siang, setelah istirahat makan
siang, mid afternoon, dan setelah selesai bekerja