Lain halnya pada aktivitas menyetir truk, work station memang dirancang statistetap pada posisinya, sehingga para supirlah yang harus menyesuaikan
posisi tubuhnya dalam mengendalikan kemudi stirnya. Dengan demikian, postur tubuh supir dapat mempengaruhi ketidaknyamanannya saat menyetir truk.
Menurut Pheasant 2003, postur kerja dipengaruhi oleh hubungan antara dimensi tubuh dan stasiun kerjanya work station. Misalnya, tempat kerja yang
terlalu tinggi untuk pekerja yang memiliki tinggi badan rendah atau tempat kerja yang terlalu rendah untuk pekerja dengan tinggi badan lebih.
3. Masa Kerja Frekuensi dan Durasi Menyusui
Hasil analisis univariat menunjukkan rata-rata frekuensi menyusui ibu adalah 9,28 kali dimana frekuensi menyusui terendah sebanyak 4 kali dan frekuensi
tertinggi ketika menyusui sebanyak 20 kali. Sedangkan rata-rata durasi menyusui adalah 27,03 menit dimana durasi tercepat menyusui selama 3 menit dan durasi
terlama ketika menyusui selama 90 menit. Sedangkan hasil uji korelasi diketahui bahwa baik frekuensi menyusui
maupun durasi menyusui menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan ketidaknyamanan posisi duduk ibu menyusui. Artinya, frekuensi dan
durasi menyusui tidak mempengaruhi kenyamanan posisi duduk saat ibu menyusui.
4. Beban Kerja Ibu Berat Badan Bayi
Hasil menunjukkan bahwa rata-rata berat badan bayi yang menjadi beban kerja ibu ketika menyusui adalah 6,2916 kg dengan standar deviasi 1,10069 kg
dan nilai tengah 6,26 kg. Adapun berat badan bayi paling rendah adalah 3,88 kg dan paling tinggi 8,10 kg.
Sedangkan pada uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara berat badan bayi dengan ketidaknyamanan posisi duduk.
Padahal, seiring dengan berjalannya masa menyusui, berat badan bayi akan cenderung bertambah. Sehingga, saat menyusui ada penekanan yang lebih
terutama pada bagian tubuh di paha ibu dan tangan yang menopang bayi. Namun, dari hasil wawancara menurut ibu hal ini menjadi salah satu proses
alamiah juga dalam proses menyusui, dan ibu sudah mengantisipasi untuk menyesuaikan perkembangan tersebut.
5. Tingkat Kebisingan Lingkungan Ibu Menyusui
Hasil menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kebisingan lingkungan ibu menyusui adalah sebesar 63,581 dB dengan standar deviasi 7,0826 dB dan nilai
tengah 65,250 dB. Adapun tingkat kebisingan terendah yaitu sebesar 47,2 dB dan tingkat kebisingan tertingginya sebesar 74 dB. Artinya, tingkat kebisingan di
lingkungan ketika ibu menyusui berada di atas ambang batas yang telah ditentukan oleh KepMen LH No.481996 tentang Baku Mutu Kebisingan.
Tingginya tingkat kebisingan didukung oleh situasi dan kondisi di sekitar rumah responden yang sebagian besar terletak dekat dengan jalanan umum
dengan lalu lalang kendaraan yang melintas setiap waktunya. Namun, dari hasil uji korelasi menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat
kebisingan di tempat ibu menyusui dengan ketidaknyamanan posisi duduk. Artinya, ibu cenderung dapat lebih fokus dan mengabaikan keadaan sekitar