Usia Ibu Faktor yang Diduga Confounder

2. Indeks Massa Tubuh IMT Ibu

Hasil status IMT menunjukkan bahwa setengah dari 34 responden penelitian ini atau paling banyak mempunyai status IMT gemuk, yaitu sebesar 50. Sedangkan persentase status IMT kurus dan normal masing-masing adalah 5,9 dan 44,1. Hal ini cukup wajar, mengingat masa menyusui merupakan masa yang sangat membutuhkan asupan makanan dan nutrisi yang lebih banyak daripada kondisi umumnya, sehingga peningkatan berat badan ibu cenderung meningkat pula yang dapat mempengaruhi status IMT-nya. Melalui uji anova, status IMT tidak berhubungan dengan ketidaknyamanan posisi duduk pada ibu menyusui. Sedangkan menurut hasil penelitian Tan et. al 2010 yang dilakukan pada supir truk di Belanda, sopir truk yang memiliki IMT lebih tinggi cenderung gemuk, lebih sering merasakan ketidaknyamanan pada betis kanan setelah satu jam bekerja. Pada proses menyusui, work station ibu terletak di atas pangkuannya, yakni posisi keberadaan bayinya yang dinamis. Artinya, baik ibu dengan status IMT kurus, normal, atau gemuk, ibu dapat menyesuaikan posisi duduknya dan posisi keberadaan bayinya saat menyusui. Misalnya, ketika ibu ingin menyusui dengan posisi duduk di atas lantai sambil selonjoran, ibu dapat mengatur ketinggian posisi bayinya agar mulut bayi dapat menjangkau payudara ibu dengan mengangkat satu kaki di atas kaki lainnya. Begitu pula saat menyusui di atas kursi, ibu dapat mengatur posisi ketinggian bayinya dengan kaki ibu berada di atas pijakan kaki. Lain halnya pada aktivitas menyetir truk, work station memang dirancang statistetap pada posisinya, sehingga para supirlah yang harus menyesuaikan posisi tubuhnya dalam mengendalikan kemudi stirnya. Dengan demikian, postur tubuh supir dapat mempengaruhi ketidaknyamanannya saat menyetir truk. Menurut Pheasant 2003, postur kerja dipengaruhi oleh hubungan antara dimensi tubuh dan stasiun kerjanya work station. Misalnya, tempat kerja yang terlalu tinggi untuk pekerja yang memiliki tinggi badan rendah atau tempat kerja yang terlalu rendah untuk pekerja dengan tinggi badan lebih.

3. Masa Kerja Frekuensi dan Durasi Menyusui

Hasil analisis univariat menunjukkan rata-rata frekuensi menyusui ibu adalah 9,28 kali dimana frekuensi menyusui terendah sebanyak 4 kali dan frekuensi tertinggi ketika menyusui sebanyak 20 kali. Sedangkan rata-rata durasi menyusui adalah 27,03 menit dimana durasi tercepat menyusui selama 3 menit dan durasi terlama ketika menyusui selama 90 menit. Sedangkan hasil uji korelasi diketahui bahwa baik frekuensi menyusui maupun durasi menyusui menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan ketidaknyamanan posisi duduk ibu menyusui. Artinya, frekuensi dan durasi menyusui tidak mempengaruhi kenyamanan posisi duduk saat ibu menyusui.

4. Beban Kerja Ibu Berat Badan Bayi

Hasil menunjukkan bahwa rata-rata berat badan bayi yang menjadi beban kerja ibu ketika menyusui adalah 6,2916 kg dengan standar deviasi 1,10069 kg