Gambaran Penggunaan Peralatan Bantu saat Menyusui Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Menurut Data Kualitatif
                                                                                a.  Kelompok Eksperimen Kenyamanan  ibu  saat  menyusui  menggunakan  kursi  ergonomis  dapat
langsung  dirasakan  perbedaannya  dibandingkan  posisi  menyusui  dengan duduk seperti biasanya. Seperti kutipan hasil wawancara berikut:
“…rasanya  enak,  nyaman.  Apalagi  udah  ada  sandaran  tangan  yang  bisa nahan tangan terus pijakan kakinya bisa ninggiin posisi bayi, dan sandaran
punggungnya juga empuk engga ka ya nyender di tembok yang keras…”
“…sandaran punggungnya nyaman Mbak, bisa sampai kepala, jadi kan bisa lebih nyantai dan rilex pas nyusui.
” “…enakan kursi ini sih dibandingin kursi biasa atau duduk di lantai, bikin
saya juga engga cepet capek pas nyusui malahan nyusuinya jadi lebih lama gitu.
” “…bagus sih ada kursi ini, membantu ibu-ibu. Karena selain anak dapat ASI
ibu  juga  bisa  jadi  nyaman.  Nah,  karena  nyaman  itu  bikin  nyusui  juga  lebih lama jadi juga bikin ibu engga males kasih ASI ke anak. Jadinya engga mau
deh kasih sufor susu formula. ”
“…sandaran  punggungnya  juga  enak  nih  sampai  kepala,  jadi  kalau  capek terus pengen nyender enak lah.
” Kenyamanan  tersebut  juga  membuat  ibu  ingin  lebih  lama  dan  sering  saat
menyusui di kursi ergonomis. Namun, terkadang mood bayi cenderung ingin berbaring  saat  disusui  atau  ibu  terpaksa  melakukan  posisi  berbaring  karena
bayinya cenderung aktif dan banyak gerak saat menyusui di kursi ergonomis, seperti kutipan:
“Sebenernya enak, cuma kadang mesti ngikutin moodnya bayi. Jadi kadang saya baru bisa nyusui di kursi itu kalau bayinya mau. Abis, dia aktif banget
dan engga mau diem kalau nyusui duduk. ”
“….bayinya gerak mulu, makanya kadang juga milih sambil baring gitu.” Meskipun  ibu  merasa  nyaman  menyusui  di  kursi  ergonomis,  tetapi  masih
terdapat  ibu  yang  menyusui  dengan  postur  janggal.  Misalnya,  leher cenderung  menunduk  atau  punggungnya  lebih  nyaman  kalau  duduk  tidak
bersandar.  Pada  postur  leher,  bukan  tanpa  alasan  ibu  melakukan kecenderungan untuk menunduk, bahkan hal ini sudah menjadi kealamiahan
ibu  saat  sedang  menyusui  lihat  Gambar  5.1.  Menurutnya,  menyusui  itu harus  sambil  melihat  bayinya  sebagai  salah  satu  bentuk  kasih  saying  ibu
terhadap  anak  dan  hal  ini  juga  dapat  menciptakan  ikatan  emosional  ibu  dan anak. Seperti kutipan berikut:
“…saya emang biasanya engga nyender Mba kalau nyusuin, udah biasa gitu. Leher juga nunduk gitu biar bisa lihat bayi.
” “…seneng aja Mba pas nyusuin sambil lihat bayi, jadi tenang dan nyaman.”
“…saya kira leher nunduk itu udah alami ibu pas nyusu. Kan ibu juga jadi bisa sambil ngobrol ke bayi, biar lebih deket kaya ikatan batin gitu.
” Simpulan dari hasil wawancara, diketahui bahwa keberadaan kursi ergonomis
sangat  membantu  ibu  saat  menyusui.  Ibu  mendapatkan  sensasi  kenyamanan yang lebih dibandingkan posisi duduk biasanya, sehingga memicu ibu untuk
terus  memberikan  ASI  dan  menghindarkan  pemberian  susu  formula  lebih dini.
b.  Kelompok Kontrol Adapun gambaran kenyamanan untuk Kelompok Kontrol cenderung berbeda
dibandingkan  Kelompok  Eksperimen.  Posisi  duduk  yang  biasa  dilakukan oleh ibu menyusui dapat menimbulkan pegal-pegal dan kesemutan di bagian
tubuh  ibu.  Selain  itu,  terkadang  posisi  duduk  yang  biasa  ibu  lakukan  saat menyusui  dapat  membuat  ibu  mengalami  kesulitan  memposisikan  bayi
dengan  tepat  agar  mulut  bayi  dapat  menjangkau  payudara  ibu.  Berikut  ini kutipannya:
“Nyusuin  di  atas  kasur  itu  engga  nyaman  Mba.  Saya  susah  ngimbangin posisi  bayinya  biar  bisa  nyampe  ke  puting.  Jadi  kadang  ya  mesti  bungkuk,
kan capek juga…” “…sebenernya enak aja sih. Cuma pegel-pegel di punggung terus juga siku
tangan yang nahan bayi kadang kesemutan, kaki juga kesemutan. ”
“…engga  nyaman  karena  punggungnya  pegel,  kepala  juga  kadang  pusing, capek juga. Malah kadang takut masuk angin juga Mba, kan duduk di lantai
itu dingin. ”
Namun,  dibandingkan  posisi  menyusui  yang  lainnya,  posisi  duduk  saat menyusui lebih santai dan nyaman. Bahkan cenderung aman untuk bayi yang
baru lahir karena terhindar dari risiko tertutupnya hidung bayi oleh payudara ibu ketika menyusui atau risiko bayi tersedak. Seperti kutipan berikut:
“…kalau sambil duduk rasanya enak, seneng, bahagia. Capek atau pegelnya mungkin  karena  beratnya  terus  nambah,  tapi  biasa  lah.  Dibawa  enak  aja,
jangan dijadiin beban. ”
“…lebih bagus sih sambil duduk biar  bayinya engga kesedak. Ibunya juga bisa lebih santai lah.
” “…saya takut Mba kalau sambil baringan. Takut hidung bayi ketutup sama
payudara. Enakan duduk, jadi bisa ngontrol. ”
Simpulan  dari  hasil  wawancara  pada  Kelompok  Kontrol,  diketahui  bahwa posisi  duduk  yang  seperti  biasa  dilakukan  ibu  cenderung  menimbulkan
sensasi  ketidaknyamanan  seperti  pegal-pegal  dan  kesemutan.  Dari  hasil wawancara tersirat bahwa meskipun ibu merasakan sensasi ketidaknyamanan
saat  menyusui  posisi  duduk,  tetapi  ibu  cenderung  menahannya  demi kesinambungan pemberian ASI kepada bayinya selama proses menyusui.
108