1 Berita lama tentang hubungan antara Jawa Tengah serta Timur dan Jawa Barat, legenda dan sejarah

VII-1 Berita lama tentang hubungan antara Jawa Tengah serta Timur dan Jawa Barat, legenda dan sejarah

Terlalu sedikit diketahui tentang sejarah Jawa Barat dari zaman sebelum Islam. Karya-karya tulisan Sunda kuno, yang mestinya dapat memberikan keterangan- keterangan, tersimpan dalam keadaan yang menyedihkan sehingga sukar diselidiki.

Sudah sejak zaman pra-Islam Jawa Barat terpengaruh oleh peradaban Jawa. Karena penyebaran agama Islam oleh orang Jawa yang telah merebut daerah sepanjang pantai utara (perebutan daerah ini akan dibicarakan dalam bagian-bagian berikutnya), bahasa Sunda sebagai bahasa tulis untuk waktu lama telah terdesak oleh bahasa Jawa. Baru pada abad ke-18 dan ke-19 menulis dalam bahasa Sunda mulai menjadi kebiasaan lagi. Balada-balada dan sajak-sajak kepahlawanan dalam bahasa Sunda, yang ditulis pada abad ke-19, memuat beberapa cerita legenda tentang zaman dahulu (prasejarah). Bagi sejarawan, legenda-legenda ini sedikit saja artinya. 127

Hanya dua legenda Jawa yang perlu diberitakan di sini, yaitu yang mengisahkan adanya hubungan antara Jawa Barat dan Jawa Timur. Satu dari dua cerita ini menganggap bahwa berdirinya kota kerajaan Majapahit itu berkat usaha seorang pangeran Sunda, yang konon terpaksa melarikan diri dari tanah asalnya. Legenda ini mempunyai beberapa versi, yang termuat dalam buku-buku cerita (Serat Kandha) dan cerita-cerita babad, baik di Jawa Tengah dan Jawa Timur maupun di Jawa Barat. Tidak diketahui apa yang menjadi dasar penyusunannya; legenda itu tidak didasarkan pada cerita sejarah yang sudah dikenal dari tulisan Jawa yang lebih dapat dipercaya. 128

Cerita lain tentang hubungan antara orang Sunda dan orang Jawa Timur terdapat dalam balada-balada Jawa atau Jawa-Bali, boleh jadi dari abad ke-15 atau ke-16, yang melukiskan suatu ekspedisi raja Sunda ke Majapahit, dan kekalahannya dalam pertempuran melawan raja Jawa. Seorang putri Sunda, yang seharusnya diperuntukkan bagi raja Majapahit, memegang peranan penting dalam legenda ini.

Juga tentang cerita ini kebenaran sejarahnya diragukan secara menyeluruh atau sebagian. 129

127 Perkembangan kesusastraan Sunda telah dibicarakan dengan singkat dalam Pigeaud, Literature, jil.I, hlm. 143 dst. 128 Sejarah yang bersifat legendaris mengenai pangeran asal Sunda, pendiri Majapahit, telah dibicarakan dengan singkat dalam

Pigeaud, Literature, jil. III di bawah "Suruh" (hlm. 401). 129 Balada-balada yang berisi sejarah yang menyedihkan tentang Putri Sunda dalam bahasa Jawa dinamakan Kidung Sunda.

Balada-balada itu sudah dipelajari oleh Prof. Berg (lihat Pigeaud, Literature, jil. I, hlm. 123 dst.).

Satu-satunya yang dapat kita simpulkan dari adanya legenda-legenda Jawa ini ialah kemungkinan adanya hubungan lama yang tidak selalu bersahabat - mungkin lewat laut di sepanjang pantai utara - antara Sunda dan Jawa Timur. Waktu penduduk Jawa Islam dari Jawa Tengah telah menguasai kota-kota pelabuhan di Jawa Barat, berakhirlah hubungan langsung antara Jawa Timur dan Jawa Barat.

Daerah-daerah yang sering disebut dalam legenda-legenda Sunda sebagai daerah kekuasaan raja-raja yang dianggap penting ialah Pajajaran dan Galuh. Keraton Pajajaran konon terletak dekat Kota Bogor sekarang. Di situ ditemukan suatu piagam batu bertulis dari zaman Pajajaran (bertahun 1333 M.).

Kota pelabuhan di pantai utara Pajajaran terletak dekat muara Ciliwung, tempat Jakarta sekarang. Sebelum zaman Islam, tempat itu bernama Sunda Kelapa; nama Kalapa ini kiranya masih lama dikenal orang Indo-Cina. Nama Jakarta, Jaya- Karta, itu diberikan oleh Jawa Islam dari Banten yang telah merebutnya (lihat Bab VIII-4).

Daerah Galuh dahulu terletak di sebelah barat dan barat daya Kota Cirebon sekarang. 130 Tidak diketahui dengan tepat tempat tinggal raja-raja Galuh dahulu. Dapat diduga, Indramayu (mungkin dahulu bernama Dermayu), dekat muara Cimanuk - sungai yang mempunyai daerah aliran yang luas - dahulu merupakan kota pelabuhan Kerajaan Galuh, kerajaan tua di Sunda. Akibat endapan-endapan lumpur, pangkalan lautnya sekarang tidak berarti lagi.