Gerak Orogenetik Berikut ini yang bukan merupakan

88 GEOGRAFI Kelas X Lipatan Kerak Bumi a. Tujuan: Memperagakan proses terjadinya lipatan lapisan kulit Bumi.

b. Alat dan Bahan:

1 Spidol permanen. 2 Selembar spons berbentuk persegi. 3 Air

c. Langkah Kerja:

1 Dengan menggunakan spidol permanen, buatlah garis di tengah- tengah spons bagian samping. 2 Basahilah spons dengan memasukkan ke dalam air jangan sampai terlalu basah. Kemudian letakkan di meja. 3 Tanpa mengangkat spons, peganglah kedua ujung spons, lalu doronglah ke arah tengah spons. Amati pergerakan dan bentuk dari spons.

d. Analisis:

Dari pengamatanmu, berilah penjelasan mengenai proses lipatan dan bentuk lipatan hingga mampu membentuk muka Bumi.

e. Kesimpulan:

Dari hasil analisismu berikanlah kesimpulannya. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.23 Sinklinorium sinklinal antiklinal sinklinal antiklinal Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.24 Antiklinorium 2 Patahan Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan kontak kemudian berpindah lokasi dislocateddisplaced. Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan compression dan gaya regangan tension. Ekspresi topografi dari adanya patahan sangat beraneka ragam, antara lain gawir sesar, triangle facet, lembah sesar, fault, rift, graben, horst, dan basin cekungan struktural. Pada perkembangannya, kenampakan ini mengalami perubahan akibat tenaga endogen. Ciri adanya patahan dapat kamu kenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok. Di Indonesia, beberapa patahan dapat kamu jumpai di Semangko Sumatra dan Piyungan Yogyakarta. 89 Litosfer dan Pedosfer

c. Dampak Tektonisme

Dinamika Bumi oleh tenaga tektonisme akan memberi dampak pada banyak hal. Dampak nyata dapat langsung dilihat pada muka Bumi yang terpengaruh secara langsung. Pergeseran kerak Bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa. Tahukah kamu bencana lain yang terjadi? Ya, gempa Bumi dan tsunami. Nah, mengenai gempa akan kamu temukan di subbab lain pada bab ini. Beberapa dampak di atas dapat digolongkan sebagai dampak negatif. Ada juga dampak positif yang ditimbulkannya, meskipun terkadang banyak orang tidak menyadari. Kantong-kantong minyak dan gas alam banyak ditemukan di lipatan-lipatan dan sesar-sesar batuan yang kondisinya memenuhi syarat. Salah satunya terdapat di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa. Nah, coba temukan manfaat yang lainnya Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.26 Hasil patahan gaya tekan. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.25 Patahan karena gaya tekan. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.28 Hasil patahan gaya regang. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.27 Patahan karena gaya regang. 90 GEOGRAFI Kelas X Apa yang Terjadi jika Benua Bertabrakan? Jenis batuan kerak benua lebih ringan daripada batuan di bawah dasar samudra, maka kalau ada lempeng semacam itu ber- tabrakan, kerak samudra tersuruk ke bawah kerak benua yang lebih mengapung. Tetapi kalau lempeng yang bertabrakan itu sama-sama lempeng benua, maka daya apung yang sama mencegah masing- masing tenggelam ke dalam se- lubung. Pada tabrakan itu, tepi kedua benua bersatu, tertekan, dan terangkat menjadi barisan pe- gunungan. Benturan dahsyat ini sering menghasilkan pemandangan yang menakjubkan seperti Pegunungan Himalaya dan Alpen. 2. Vulkanisme dan Dampaknya Aktivitas vulkanisme berkaitan dengan keberadaan magma di dalam Bumi. Isi Bumi yang berbentuk cair ini mengandung batuan dan gas dengan suhu yang sangat tinggi. Oleh karena suhu yang sangat panas membuat magma bergejolak hingga mampu meretakkan, menggeser, dan menyusup ke lapisan Bumi diatasnya. Nah, gejala vulkanisme terjadi karena penyusupan magma. Aktivitas magma tersebut mampu mengukir wajah muka Bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus memengaruhi kehidupan manusia. Salah satu akibat kegiatan vulkanisme adalah gunung api, yang mempunyai bentuk kerucut. Pada sisi lerengnya terdapat jurang-jurang yang merupakan jalan air atau lava menuju lembah. Kebanyakan gunung di Indonesia berupa gunung api. a. Aktivitas Magma Gunung api terbentuk oleh proses intrusi dan ekstrusi magma dari lapisan dalam kulit Bumi. Setelah sampai di permukaan Bumi, magma pijar yang keluar kemudi- an membeku dan membentuk timbunan. Magma keluar melalui proses letusan atau erupsi gunung api. Apabila erupsi sering terjadi, magma akan membentuk lapis- lapis timbunan yang membuat gunung api bertambah semakin tinggi. Sumber: www.dephut.go.id Gambar 6.29 Kenampakan Gunung Rinjani. Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 36 Tabrakan lempeng tektonik 91 Litosfer dan Pedosfer 1 Intrusi Magma Magma dari dalam Bumi dapat mengalir menyusup di antara lapisan batuan tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Setelah membeku, penyusupan magma ini membentuk kenampakan sebagai berikut. a Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma. b Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung. c Sills adalah sisipan magma yang membeku pada dua lapisan litosfer berbentuk tipis dan lebar. d Diatrema adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer. 2 Ekstrusi Magma Ekstrusi magma terjadi bila magma keluar ke permukaan Bumi akibat tekanan dari dalam Bumi. Aktivitas ini bisa menimbulkan letusan erupsi pada gunung api. Dilihat dari bentuk lubang keluarnya magma, terdapat tiga macam erupsi sebagai berikut. a Erupsi Linier atau Erupsi Melalui Retakan Magma dari dapur magma mengalir menyusup keluar me- lalui retakan memanjang pada kulit Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk deretan gunung api. b Erupsi Areal Magma yang keluar dan meleleh pada permukaan Bumi dapat terjadi karena letak dapur magma yang sangat dekat dengan permukaan Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk kawah gunung api yang sangat luas. c Erupsi Sentral Erupsi sentral atau biasa kita kenal sebagai letusan gunung api terjadi karena keluarnya magma melalui sebuah lubang di permukaan Bumi hingga terbentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung-gunung lainnya. Proses erupsi sentral dapat membentuk tiga macam bentuk gunung api, yaitu: Keterangan gambar: 1. Batolit yang merupakan batuan intrusi sangat besar. 2. Pipa kawah gang atau diatrema. 3. Lubang kepundan kawah. 4. Sumbat kepundan. Erupsi dapat terjadi lagi bila aliran magma terhalang sumbat kepundan. 5. Gunung api parasiter adventif atau anak gunung api, yang muncul pada lereng. 6. Lakolit berbentuk lensa cembung. 7. Sills retas berbentuk tipis, mendatar, dan sejajar dengan lapisan batuan. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.30 Bagian-bagian gunung berapi. 1 7 6 2 4 5 3 Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.32 Erupsi areal Sumber: www.swisseduc.ch Gambar 6.31 Erupsi linier Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.33 Erupsi sentral 92 GEOGRAFI Kelas X 1 Gunung Api Perisai Tameng Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang keluar sangat encer dengan tekanan yang rendah, hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai. Di Indonesia hampir tidak ada gunung yang berbentuk perisai, sehingga magma mudah mengalir ke segala arah. Sebagian besar gunung ini ada di Hawaii. 2 Gunung Api Maar Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis letusan yang terjadi adalah jenis eksplosif sehingga membentuk lubang besar pada bagian puncak kawah. Letusan gunung api seperti ini terjadi karena ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal, sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian mati. Contoh Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis. 3 Gunung Api Strato Gunung api ini terbentuk akibat terjadi- nya erupsi eksplosif dan erupsi efusif ber- selang-seling. Sebagian besar gunung api di alam ini merupakan gunung api strato. Contoh: Gunung api Merapi, Merbabu, Semeru, dan Kelud di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, Gunung Vesuvius di Italia, serta Gunung Santo Helens dan Rainier di Amerika Serikat. Supaya kamu dapat mengetahui perbeda- an dari ketiga bentuk gunung api yang disebab- kan erupsi sentral, amati gambar di samping ini. Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibagi menjadi dua, yaitu: a Erupsi Eksplosif Erupsi eksplosif adalah erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan besar akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair. Akibat erupsi eksplosif terbentuk bentukan permukaan Bumi berupa danau kawah besar eksplosif. Contoh Danau Batur di Bali. b Erupsi Efusif Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Contoh Gunung Maona Loa di Hawaii. Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: Setelah kamu amati gambar di atas, coba jelaskan apa saja perbedaan dari ketiga jenis gunung api tersebut? Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 67 Gambar 6.34 Bentuk-bentuk gunung api hasil erupsi sentral.