Erosi Berikut ini yang bukan merupakan

133 Litosfer dan Pedosfer massa tanah yang tertahan tersebut menjadi lebih berat dan meluncur membentur bukit, sehingga terjadi pengelupasan. Akibat akumulasi massa lumpur dan dengan gaya gravitasi, maka terjadilah longsoran besar hingga massa tanah terlempar dan menimbun Desa Sijeruk tersebut. Semua kejadian itu dipacu oleh hujan yang sangat lebat dengan curah hujan rata-rata 44,4 mmhari,” tutur Dr. Sunarto, MS. Ketua Pusat Studi Bencana Alam PSBA Universitas Gadjah Mada UGM. Beliau juga menyebut, ternyata berbagai bencana yang terjadi di musim penghujan ini sebagian besar terjadi di daerah gunung api, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Menyikapi perilaku masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, mau tidak mau, orang harus beradaptasi dengan lingkungannya dan responsif terhadap gejala-gejala alam. Beberapa rekayasa sosial untuk dapat mengarahkan masyarakat agar paham dan tanggap terhadap bencana longsor, dilakukan dengan sosialisasi mitigasi bencana berbasis masyarakat, sambil memperkenalkan teknologi sederhana untuk mendeteksi gejala-gejala longsor. Beberapa kegiatan mitigasi bencana longsor yang dapat disosialisasikan kepada masyarakat antara lain adalah pola perilaku hujan lokal melalui BMG setempat, perlu dibangunnya penampungan sementara ketika terjadi bencana, membangun kesadaran masyarakat agar tanggap terhadap bencana dan peka terhadap tanda-tanda alam, serta penerapan pola budi daya lahan dengan pengaturan regenerasi tanaman. Langkah penting yang dibutuhkan oleh korban banjir bandang tersebut antara lain: a. Membangun tempat pengungsian sementara untuk 6–9 bulan dengan dukungan logistik medisparamedis dan spiritual–psikologis. b. Sebagai antisipasi ke depan perlu dibentuk ”masyarakat sadar bencana” terutama masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana. Sumber: www.geografiana.com Setelah membaca artikel tersebut, jawablah pertanyaan di bawah ini a. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan bencana di Jember dan Banjarnegara b. Bagaimana menangani sumber ancaman bencana dan menangani masyarakat dalam manajemen bencana?

i. Kerusakan Karena Terkumpulnya Garam di Daerah Perakaran

Salinisasi Di daerah-daerah tertentu, proses penguapan yang tinggi setelah hujan lebat, menyebabkan kandungan garam dalam tanah meningkat. Proses selanjutnya adalah pengikat unsur-unsur kimia penting dalam tanah oleh garam. Kondisi demikian menyebabkan turunnya kesuburan tanah.

j. Kerusakan Karena Penjenuhan Tanah oleh Air Waterlogging

Pada daerah yang bertekstur tanah lempung, sebagian besar air hujan yang jatuh ke tanah akan menggenang di permukaan tanah. Hanya sedikit saja air yang lolos ke dalam tanah sebagai air tanah. Lamanya air yang menggenang menyebabkan tanah jenuh terhadap air, sehingga unsur kimia penting dalam tanah ikut tercuci atau hilang. Tanah yang mengalami kejenuhan air biasa ditemukan dengan warna keabu-abuan. 134 GEOGRAFI Kelas X Sumber: Earth Our Home, halaman 116 Gambar 6.90 Waduk sebagai pengatur aliran air. 3. Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah Demi mempertahankan kelangsungan hidup kita, sudah saatnya tindakan penyelamatan lingkungan kita lakukan. Mulai dari hal-hal kecil harus kita biasakan melakukan tindakan dengan mempedulikan lingkungan. Kita pertahankan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan, apabila sudah terjadi pun sebisa mungkin kita lakukan tindakan penanggulangannya. Berikut ini contoh tindakan dalam menang- gulangi beberapa kerusakan tanah. a. Mengendalikan Erosi Usaha untuk mencegah atau mengurangi erosi dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor penyebab erosi. Banyaknya tanah yang tererosi ditentukan oleh faktor curah hujan, erodibilitas tanah, kemiringan dan panjang lereng, tanaman penutup, pengelolaan lahan, serta praktik konservasi. Dengan mengendalikan faktor-faktor penyebab erosi tersebut, maka erosi tanah dapat dicegah atau dikurangi. Dari seluruh faktor erosi, curah hujan merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia. Sedang faktor erosi lainnya dapat dipengaruhi atau dikendali- kan oleh manusia, seperti mengurangi panjang dan kemiringan lereng, menanami lahan dengan tanaman penutup, dan melakukan pengelolaan lahan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari praktik konservasi. Meskipun tidak dapat mengatur curah hujan, manusia dapat mengendalikan aliran permukaan yang berasal dari hujan, yaitu dengan membuat bendungan atau dam. Dengan mengendalikan aliran permukaan maka banjir dapat dicegah. Faktor panjang lereng dan kemiringan berkaitan dengan keadaan topografi atau relief daerah. Praktik konservasi yang bertujuan untuk mengurangi kecuraman dan panjang lereng pada daerah yang bertopografi pegunungan relief kasar dilakukan dengan membuat terasering. Praktik konservasi ini dimaksudkan agar kecepatan aliran permukaan berkurang sehingga aliran air tidak mengikis tanah. Faktor tanah dan vegetasi berkaitan dengan pengelolaan tanah dan tanaman. Untuk mencegah erosi pada lahan gundul perlu dilakukan penghijauan kembali, yaitu dengan menanam pohon atau tanaman penutup. Pengolahan lahan dengan pembajakan dan pemberian pupuk organik dapat meningkatkan permeabilitas tanah. Tanah yang dibajak dan diberi pupuk organik bersifat lebih gembur sehingga hujan mudah meresap ke dalam tanah. Dengan demikian, aliran permukaan dapat dikurangi.

b. Mengawetkan Tanah

Tidak selamanya tanah yang subur terus-menerus bisa subur. Tanah dapat mengalami penurunan kesuburan sehingga ber- pengaruh terhadap tumbuhnya tanaman. Erosi tanah menyebab- kan tingkat kesuburan tanah menurun. Untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah maka perlu usaha pengawetan atau konservasi. Cara pengawetan tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode