122
GEOGRAFI Kelas X
3 Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi
dalam berbagai kelembapan. Konsistensi tanah dapat kamu ketahui dengan mencoba memecah
tanah tersebut, apabila sulit dipecah berarti bahwa tanah mempunyai konsistensi yang kuat. Apa yang
kamu lakukan untuk memudahkan pemecahan tanah tersebut? Cobalah untuk menyiramkan air
ke tanah tersebut, apakah konsistensi tanah berubah? Nah, tentunya kini kamu bisa meng-
identifikasikan sifat konsistensi tanah.
4 Lengas Tanah
Pada musim kemarau, musim memanen palawija antara lain bawang, kacang, ketela, dan sebagainya.
Ladang yang kelihatannya kering itu ternyata ada gumpal tanah yang melekat pada buah kacang atau
bawang dan tanah masih lembap. Kelembapan inilah yang disebut lengas tanah.
5 Udara Tanah
Petani yang menanam palawija, bila turun hujan lebat atau tertimpa bencana banjir tanamannya
mati lemas, karena tanaman tersebut kekurangan udara tanah. Hal ini terjadi karena seluruh pori-pori berisi
lengas tanah. Udara terdesak keluar sehingga akar tanaman kekurangan O
2
, kecuali tumbuh-tumbuhan air seperti padi sawah, kangkung, dan tumbuh-tumbuhan bakau yang mem-
punyai akar napas.
6 Warna Tanah
Kalau kita melihat dan mengamati warna tanah ada bermacam- macam, ada tanah di ladang atau sawah yang berwarna cokelat,
merah, dan kuning. Warna tanah pada pegunungan vulkanik berbeda dengan warna tanah pada pegunungan kapur. Amati-
lah warna tanah di sekitarmu. Bagaimana menentukan warna tanah?
Sumber: Dasar-Dasar Ilmu Tanah, halaman 56
Gambar 6.83 Tipe struktur tanah pada beberapa lapisan tanah.
Tentunya mudah bukan menentukan warna tanah? Tetapi, sering kita kesulitan membedakan warna-warna seperti ”cokelat kemerahan” dan ”merah
kecokelatan.” Apalagi bila pengamatan warna tanah dilakukan oleh dua orang atau lebih. Agar tercapai kata sepakat atau objektivitas, digunakan standar
warna yang dinyatakan dalam berbagai sistem numerik. Salah satu contoh yang terkenal dan umum digunakan yaitu ”Munsell Soil Color Charts”. Dalam
sistem pewarnaan tersebut menggunakan tiga parameter warna yaitu Hue, Value, dan Chroma.
1. Hue menggambarkan warna yang dominan atau warna dasar.
Contoh dalam Munsell yaitu: 5 R; 7,5 R; 10 R; 2,5 YR; 7,5 YR; 10 YR, dan seterusnya.
2. Value menggambarkan warna kecerahan atau kisaran berangsur-angsur
dari putih nilai 9 atau 10, ke hitam nilai 1 atau 0.
123
Litosfer dan Pedosfer
7 Suhu Tanah
Bila kita pergi ke ladang atau ke sawah pada pagi hari terasa lebih dingin dibanding pada siang hari, bila menginjak tanah
pasir pada siang hari terasa lebih panas dibanding tanah lempung. Ini semua karena tanah mempunyai suhu atau
temperatur tanah.
8 Permeabilitas Tanah
Merupakan kecepatan air merembes ke dalam tanah melalui pori-pori baik ke arah horizontal maupun vertikal. Cepat
lambatnya perembesan air sangat ditentukan oleh tekstur tanah. Menurut kamu tekstur tanah yang bagaimanakah yang
mempunyai permeabilitas yang cepat? Diskusikan dengan guru dan teman-temanmu.
9 Porositas
Tanah dikatakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air. Berarti tanah tersebut mempunyai pori-pori
besar yang dominan, misalnya tanah pasir. Dengan demikian, porositas merupakan persentase volume pori yang ada di
dalam tanah dibanding volume massa tanah.
10 Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air, baik air tanah dalam maupun
pada air permukaan. Pada tanah dengan drainase yang buruk, air akan cenderung menggenang. Penanganan sifat drainase
yang buruk sering dilakukan dengan membangun selokan- selokan.
Contoh: 1. . . = hitam
9. . . = putih 3.
Chroma menggambarkan tingkat kemurnian warna atau intensitas warna. Contoh:
. . .1 . . .2
Perhatikanlah contoh penyebutan warna tanah dengan kartu ”Munsell” di bawah ini.
7,5 YR 32
red yellow
Mengetahui Kemampuan Air Menembus Tanah
1. Ambillah tanah pasir dan tanah lempung dengan volume yang sama.
2. Letakkan kedua jenis tanah tersebut dalam saringan yang mempunyai
diameter lubang yang sama. 3.
Siramkan air pada kedua saringan yang telah berisi tanah tersebut.
124
GEOGRAFI Kelas X
4. Bandingkan alirannya. Bagaimana porositas dan permeabilitas dari kedua
jenis tanah tersebut? Bagaimana hubungan antara tekstur, permeabilitas, dan porositas tanah? Bagaimana kesimpulanmu?
b. Sifat Kimia Tanah
Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda. Tanah terdiri atas berbagai macam unsur
kimia. Penentu sifat kimia tanah antara lain kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah
suatu campuran dari material-material batuan yang telah lapuk sebagai bahan anorganik, material organik, bentuk-bentuk
kehidupan jasad hidup tanah, udara, dan air. Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah,
termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.
Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik tanah. Pada tanah dengan kandungan bahan organik
yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan
organik dapat dikenali dari warnanya. Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat dilakukan dengan
cara menetesi contoh tanah dengan hydrogen peroxyde H
2
O
2
10. Jika tanah mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H
2
O
2
akan tampak adanya percikan atau gelembung-gelembung. Nah, sekarang coba amati tanah di lingkungan sekolahmu.
Menurutmu apakah tanah tersebut mengandung bahan organik? Sifat kimia tanah yang lain, yaitu berupa derajat keasaman
atau pH tanah. pH tanah dikatakan normal antara 6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada larutan tanah
dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara lainnya. Nah, untuk mengetahui cara mengenali pH tanah,
lakukan percobaan berikut ini.
Bagaimana kita mengetahui sifat kimia tanah? Lakukanlah percobaan di bawah ini untuk mengetahui salah satu sifat kimia tanah yaitu pH tanah.
Langkah Kerja: 1.
Ambillah tanah, kemudian masukkan tanah tersebut ke dalam tabung reaksi.
Lempung Pasir
Sumber: Dokumen Penulis
125
Litosfer dan Pedosfer
2. Masukkan aquades atau air ke dalam tabung tersebut dengan perbanding-
an volume 3 kali banyaknya tanah. 3.
Kocoklah tabung tersebut agar air dengan tanah tercampur. Tunggulah sampai tanah mengendap. Setelah mengendap, ukurlah pH tanah dengan
kertas pH. Bagaimana hasilnya? Bagaimanakah pengaruh pH terhadap sifat-sifat tanah? Cobalah cari tahu tanaman bisa hidup pada pH asam,
netral, ataukah basa
c. Sifat Biologi Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya menyediakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah.
Misalnya, adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitro- gen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan meningkatkan drainase tanah, hal ini
penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan organik
yang belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu, secara tegas cacing dengan kotoran
dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.
d. Profil Tanah
Kamu telah mengetahui apa saja ciri-ciri tanah berdasarkan sifat fisika, kimia, dan sifat biologi tanah. Tanah mempunyai
persebaran secara horizontal, sehingga sifat-sifat tanah tersebut dapat berbeda-beda pada tiap tempat. Selain itu, sifat-sifat tanah
secara vertikal juga bisa berbeda. Hal ini karena tanah mempunyai perlapisan-perlapisan. Perlapisan tanah secara umum seperti
berikut ini. 1 Lapisan Tanah Atas atau Horizon A
Lapisan ini merupakan lapisan tanah teratas. Pada umum- nya mengandung bahan organik, karena merupakan tanah
yang muda baru terbentuk, sehingga masih banyak dipengaruhi oleh kondisi di atas permukaan tanah. Lapisan
ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan jasad hidup tanah.
Air
Tanah bertekstur debu. Tanah
pasir Debu
Pasir Air
Sumber: Dokumen Penulis
126
GEOGRAFI Kelas X
2 Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B
Lapisan ini juga mengandung bahan organik, tetapi kurang dibandingkan dengan lapisan tanah atas. Lapisan ini
merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horizon A.
3 Regolith
Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk, tetapi masih menunjukkan ciri-ciri struktur batuan induk.
4 Bedrock
Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih padu.
Sifat-sifat tanah tersebut bisa berbeda di setiap tempat, kedalaman bahkan di tiap lapisan itu sendiri. Begitu juga dengan
susunan perlapisannya, bisa berbeda di tiap tempat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor pembentuk tanah di suatu daerah. Untuk
itulah, jika kita mengenali sifat-sifat tanah, sebaiknya mengambil tanah dengan menggali tanah minimal satu meter. Hal ini ber-
tujuan agar tanah yang kita ambil benar-benar merupakan tanah asli di tempat tersebut, bukan tanah yang telah bercampur dengan
materi lain di atas permukaan Bumi.
3. Jenis-Jenis Tanah
Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor
pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.
Sumber: Bumi, halaman 52
Gambar 6.84 Profil tanah
Ada banyak sistem klasifikasi di dunia, tetapi ada dua sistem yang terkenal, yaitu sistem klasifikasi tanah USDA Soil Taxonomy 1975 dan sistem
klasifikasi tanah FAOUNESCO 1970. Sistem klasifikasi tanah nasional yang dikembangkan di Indonesia semula dikembangkan oleh R. Dudal dan
M. Soepraptohardjo 1957 yang secara resmi dikeluarkan oleh lembaga penelitian tanah LPT-Puspetan. Dalam perkembangannya mengalami
beberapa kali modifikasi penyempurnaan sampai yang terakhir yaitu dengan diterbitkannya Terms of Reference Tipe, Pemetaan Tanah 1980. Kategori
yang digunakan ada enam, berturut-turut dari kategori tertinggi hingga terendah, yaitu: 1 golongan, 2 kumpulan, 3 jenis, 4 macam, 5 rupa, dan
6 seri.
Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis great
soil group. Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.
a. Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu-
lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan
127
Litosfer dan Pedosfer
agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa.
Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat
keasaman tinggi.
b. Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran
sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.
c. Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api.
Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
d. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan
beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan
pegunungan di seluruh Indonesia.
e. Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mmtahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter.
Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
f. Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari
2.500 mmtahun.
g. Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm
tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.
h. Tanah Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah
Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah.
i. Tanah Andosol
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm
tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah
jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.