Tak Beraturan Langkah Kerja:

48 GEOGRAFI Kelas X Siapakah Pencetus Teori Planetesimal? Sekitar tahun 1900, seorang astronom bernama Forest Ray Moulton dan seorang ahli geologi bernama T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago mengemukakan teori baru yang mereka namakan teori Planetesimal. Planetesimal adalah suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori ini agaknya didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa bintang di langit tidak pernah berhenti bergerak. Suatu ketika bintang yang bergerak itu melintas sangat dekat dengan Matahari. Karena gaya gravitasi, terjadi gaya tarik-menarik antara Matahari dan bintang yang melintas tersebut sehingga terjadi pasang. Planet yang terbentuk akibat pasang ini boleh jadi ada yang mengikuti bintang yang lewat tersebut.

c. Teori Pasang

Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di de- katnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Menurut teori ini, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet. Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, halaman 207 Gambar 4.8 Proses terjadinya Tata Surya berdasar teori Pasang. Siapakah Pencetus Teori Pasang? Pada tahun 1918, Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys dari Inggris menyusun suatu teori yang dinamakan teori Pasang. Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Berbeda dengan Moulton dan Chamberlain, kedua ilmuwan itu tidak percaya bahwa planet berasal dari sejumlah benda alam kecil-kecil atau planetesimal. Mereka berpendapat bahwa planet itu langsung terbentuk dari massa gas asli yang ditarik dari matahari oleh bintang yang lewat. Dalam bayangan Jeans dan Jeffreys, kelahiran Tata Surya merupakan peristiwa langka. Peristiwa itu terjadi ketika Matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang. Lidah Matahari yang berbentuk cerutu, merupakan penjelasan yang masuk akal mengapa ukuran planet berbeda-beda.

d. Teori Lyttleton

Teori ini mengatakan bahwa Matahari mulanya berupa bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi. Sebuah bintang menabrak salah satu bintang kembar dan mungkin menghan- 49 Tata Surya dan Jagat Raya curkannya. Bintang yang hancur itu berubah menjadi massa gas yang berputar-putar. Karena terus berputar, gas ini menjadi dingin dan terbentuklah planet. Adapun bintang yang bertahan, menjadi Matahari kita. Karena kekuatan gravitasinya, Matahari menahan planet yang terbentuk dan beredar menurut lintasannya sekarang. Jadi, jelaslah bahwa teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, halaman 207 Gambar 4.9 Proses terjadinya Tata Surya berdasar teori Lyttleton. Siapakah Pencetus Teori Lyttleton? Teori ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, yaitu R.A. Lyttleton. Ia adalah seorang astronom. Teori ini merupakan modifikasi dari teori benturan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal, teori ini memberikan penjelasan yang lebih baik tentang asal Tata Surya berdasarkan teori benturan.

e. Teori Awan Debu

Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perpu- taran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari. Sumber: Planet Bumi, halaman 5 Gambar 4.10 Proses terjadinya Tata Surya berdasar teori Awan Debu. Siapakah Pencetus Teori Awan Debu? Teori ini diperkenalkan oleh astronom Amerika Serikat Fred L. Whippel. Jika ditinjau dari prosesnya, teori ini seperti pengembangan dari teori Nebula. Teori yang sama dikemukakan oleh astronom Inggris yaitu Fred Hoyle dan astronom Swedia Hannes Alven. Menurut mereka pada mulanya Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya. Berdasarkan penelitian sekarang Matahari berputar kira-kira satu kali dalam 27 hari. Perhitungan mutakhir menunjukkan bahwa Matahari primitif berputar lebih cepat yang memungkinkan terlemparnya bahan yang kemudian membentuk planet. Inilah bukti yang menguatkan teori ini. Teori-teori di depan hanyalah sedikit dari banyak teori yang telah diajukan para ahli tentang terjadinya Bumi. Tidak satu pun di antara teori tersebut yang dianggap benar-benar memuaskan dan dapat diterima secara luas oleh seluruh dunia. Masing-masing teori ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun demikian, kamu harus mengetahui bahwa teori-teori tersebut dikemukakan berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang matang. Kamu harus menghargai buah pikiran mereka.