Proses Terjadinya Hujan Curah Hujan

168 GEOGRAFI Kelas X

1. Keadaan Curah Hujan di Indonesia

Wilayah Indonesia sangat luas dan memiliki topografi yang berbeda-beda seperti pegunungan, dataran tinggi, dan dataran rendah. Keadaan ini menjadikan hujan yang turun sangat bervariasi. Perhatikan curah hujan beberapa kota di Indonesia yang tercatat di stasiun iklim pada tabel berikut ini. Tabel 7.2 Curah Hujan mm di Beberapa Stasiun Iklim di Indonesia No. Stasiun Iklim Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des 1. Jakarta 403 239 178 138 121 79 65 91 53 100 119 250 2. Bandung 240 209 307 231 177 77 64 57 114 176 206 283 3. Semarang 457 331 251 164 163 61 72 61 88 167 217 383 4. Padang 311 244 444 427 319 188 364 270 434 591 602 375 5. Pontianak 256 157 339 301 257 208 208 153 251 356 391 294 6. Makassar 685 526 404 218 108 53 18 7 32 62 322 606 7. Kupang 515 391 186 56 21 13 16 9 17 140 256 8. Ambon 153 118 146 168 428 597 442 457 196 113 50 115 Sumber: Klimatologi Umum Berdasarkan tabel di atas, Kota Padang memiliki curah hujan paling banyak dalam setahun, yaitu 4.569 mm. Sedang curah hujan bulanan tercatat paling tinggi terjadi di Kota Makassar, yaitu 658 mm Januari. Kota Kupang dalam setahun hanya menerima curah hujan 1.620 mm terkecil. Bagaimana persebaran curah hujan di Indonesia? Untuk mengetahuinya, coba lakukan pemetaan curah hujan seperti berikut ini. Perhatikan tabel 7.2. Mana- kah kota yang selama setahun semua bulan adalah bulan basah? Manakah kota yang memiliki bulan kering terbanyak? Bulan basah dan kering ditentukan menurut klasifikasi Schmidt–Fergu- son. Peta Curah Hujan Indonesia Tabel di bawah ini menunjukkan data curah hujan rata-rata bulanan tahun 2003 di 29 provinsi di Indonesia mencakup wilayah Provinsi Irian Jaya Barat, Sulawesi Barat, Banten, dan Kepulauan Riau. Berdasarkan data curah hujan yang tersedia, buatlah peta curah hujan. Kamu dapat menggunakan data curah hujan dengan tahun yang berbeda. No. Provinsi Curah Hujan mm No. Provinsi Curah Hujan mm 1. Nanggroe Aceh Darussalam 118 16. Sulawesi Tengah 62 2. Sumatra Utara 161 17. Sulawesi Tenggara 180 3. Sumatra Barat 293 18. Sulawesi Selatan 303 4. Riau 194 19. DKI Jakarta 172 5. Jambi 166 20. Jawa Barat 145 6. Bengkulu 237 21. Jawa Tengah 195 7. Sumatra Selatan 196 22. DI Yogyakarta 171 8. Lampung 173 23. Jawa Timur 121 9. Bangka Belitung 208 24. Bali 169 10. Kalimantan Barat 242 25. Nusa Tenggara Barat 135 11. Kalimantan Tengah 220 26. Nusa Tenggara Timur 154 12. Kalimantan Selatan 225 27. Maluku 258 13. Kalimantan Timur 227 28. Maluku Utara 168 14. Gorontalo 100 29. Papua 150 15. Sulawesi Utara 282 Sumber: Laporan Penelitian Hibah Bersaing XI1 Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2003 169 Atmosfer Langkah pembuatan peta curah hujan sebagai berikut. a. Gambarlah peta Indonesia dengan batas-batas provinsinya. Peta dapat diperoleh dengan menyalin dari peta lain atau memfotokopinya. b. Klasifikasikan data curah hujan menjadi lima kelompok. Pengelompok- an ditentukan dengan rentang nilai tertentu. Misalnya curah hujan 100 mm, 100–149 mm, 150–199 mm, 200–249 mm, dan 250 mm. c. Plotkan data curah hujan yang telah dikelompokkan sesuai wilayahnya. Beri simbol yang berbeda untuk setiap kelompok dengan warna atau arsiran. d. Di wilayah manakah curah hujan tertinggi dan terendah, Sumatra, Jawa, Kalimantan, atau yang lain? Bagaimana kondisi vegetasi di wilayah yang memiliki curah hujan tertinggi dan terendah? Coba cari peta vegetasi, peta penggunaan lahan, atau data luas tutupan vegetasi untuk mengetahuinya.

2. Pengaruh Curah Hujan terhadap Vegetasi

Alam di Indonesia Curah hujan sebagai unsur utama iklim memengaruhi vegetasi alam yang tumbuh di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terletak antara 5° LU–11° LS atau beriklim tropis memiliki curah hujan tinggi 2.000 mm dalam setahun dan suhu udara tahunan rata-rata sekitar 28° C. Keadaan ini menjadikan vegetasi alam yang tumbuh berupa hutan tropis. Jenis hutan tropis yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh hutan hujan tropis tropical rainforest. Selain itu, terdapat juga hujan monsun tropis tropical monsun forest dan hutan mangrove mangrove forest. Hutan mangrove banyak tumbuh di sepanjang pantai, delta, muara, dan sungai. Sumber: www.imperial.ac.uk Gambar 7.37 Hutan hujan tropis Sumber: Interactive Geography 3, halaman 117 Gambar 7.38 Hutan muson tropis Sumber: www.roadtrip.org Gambar 7.39 Hutan mangrove

D. Klasifikasi Iklim

Iklim perlu dipelajari dan dijadikan ilmu pengetahuan agar manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan alam. Sebagai contoh, orang-orang yang berada di daerah lintang tinggi mengenakan pakaian tebal dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Sebaliknya, orang-orang di daerah lintang rendah mengenakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat. Mereka membuat rumah dengan banyak jendela agar sirkulasi udara bisa lancar sehingga suhu udara yang panas bisa berkurang. 170 GEOGRAFI Kelas X Di Bumi, tidak ada dua tempat yang memiliki karakteristik cuaca dan iklim yang sama persis. Keduanya hanya memiliki kemiripan- kemiripan iklim, sehingga dapat dikelompokkan menjadi zona-zona iklim utama. Iklim suatu wilayah ditentukan lima faktor utama, yaitu garis lintang, angin utama, massa daratan atau benua, arus samudra, serta topografi. Berdasarkan faktor-faktor itu, para ahli iklim meng- klasifikasikan iklim di Bumi menjadi beberapa tipe, antara lain sebagai berikut.

1. Iklim Matahari

Klasifikasi iklim Matahari didasarkan pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis lintang di permukaan Bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang ditemuinya. Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah khatulistiwa lebih panas dibanding wilayah lintang tinggi kutub. Bagaimana pembagian iklim Matahari di Bumi? Coba perhatikan pada gambar 7.40 Iklim Kutub Utara 66°30LU Iklim sedang utara 40° LU Iklim subtropika utara 23°30LU 0° Iklim tropika 23°30LS Iklim subtropika selatan 40° LS 66°30LS Iklim sedang selatan Iklim Kutub Selatan Sumber: Dokumen Penulis Gambar 7.40 Iklim Matahari Iklim Matahari Berdasarkan klasifikasi iklim Matahari, iklim di Bumi dibagi menjadi beberapa tipe, seperti pada gambar 7.40. Secara kelompok coba sebutkan tipe-tipe iklim Matahari, garis lintang yang membatasi cakupan setiap contoh-contoh negara yang termasuk di dalamnya sepuluh negara untuk setiap tipe iklim. Kegiatan ini dapat menggunakan atlas atau peta dunia sebagai sumbernya. Kemudian buat tabel seperti berikut ini. Tabel Iklim Matahari No. Tipe Iklim Letak Lintang Contoh Negara 10 Negara 1. . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . 4. . . . . . . . . . . . . 5. . . . . . . . . . . . .

2. Iklim Menurut Koppen

Pada tahun 1900, Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman mengklasifikasikan iklim dunia menjadi lima kelompok. Klasifikasi iklim yang dilakukannya berdasarkan curah hujan dan suhu udara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis tanah. Sistem klasifikasinya disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok menggunakan simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu gabungan huruf besar dan kecil. Klasifikasi iklim menurut Koppen, yaitu kelima kelompok iklim tipe A, B, C, D, dan E.