Batuan Endapan Sedimen Batuan Malihan Metamorf

86 GEOGRAFI Kelas X 1 Lipatan Terjadinya lipatan disebabkan oleh gerakan dari dalam Bumi akibat tekanan yang besar dan temperatur yang tinggi, sehingga menjadikan sifat batuan menjadi cair liat atau plastis. Keplastisannya ini membuat batuan tersebut akan terlipat apabila ada dorongan tenaga tektonik. Lipatan lapisan Bumi ini akan membentuk pegunungan, yang punggungnya disebut antiklinal dan wilayah lembahnya disebut sinklinal. Perbedaan tingkat keplastisan dan kekuatan tenaga tektonik menjadikan batuan terlipat dengan berbagai bentuk. a Lipatan Tegak Dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang. b Lipatan Miring Ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka akan menghasilkan kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam. c Overfold Saat tekanan bekerja pada salah satu sisi dengan lebih kuat, sisi tersebut akan terlipat sesuai arah lipatan. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.13 Model lipatan miring. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153 Gambar 6.14 Hasil proses lipatan miring. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.15 Model lipatan overfold. Sumber: www.earth.leeds.ac.uk Gambar 6.16 Hasil proses lipatan overfold. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.11 Model lipatan tegak. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 153 Gambar 6.12 Hasil proses lipatan tegak. 87 Litosfer dan Pedosfer d Lipatan Recumbent Fold Terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu lipat hampir datar. e Lipatan Overthrust Terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuatnya hingga menyebabkan lipatan menjadi retak. f Nappe Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan. Dalam perkembangannya, wilayah sinklinal maupun antiklinal mengalami proses perombakan oleh tenaga yang berasal dari luar Bumi. Contohnya, wilayah sinklinal mengalami perombakan sampai membentuk rangkaian pegunungan dan lembah berselang-seling yang selanjutnya disebut sinklinorium. Begitu pula dengan antiklinal yang terombak hingga terbentuk rangkaian pegunungan dan lembah yang selanjutnya disebut antiklinorium. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.19 Model lipatan overthrust. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153 Gambar 6.20 Hasil lipatan overthrust. Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.21 Model lipatan Nappe. Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153 Gambar 6.22 Hasil proses lipatan Nappe Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.17 Model lipatan recumbent. Sumber: www.lahc.edu Gambar 6.18 Hasil proses lipatan recumbent. 88 GEOGRAFI Kelas X Lipatan Kerak Bumi a. Tujuan: Memperagakan proses terjadinya lipatan lapisan kulit Bumi.

b. Alat dan Bahan:

1 Spidol permanen. 2 Selembar spons berbentuk persegi. 3 Air

c. Langkah Kerja:

1 Dengan menggunakan spidol permanen, buatlah garis di tengah- tengah spons bagian samping. 2 Basahilah spons dengan memasukkan ke dalam air jangan sampai terlalu basah. Kemudian letakkan di meja. 3 Tanpa mengangkat spons, peganglah kedua ujung spons, lalu doronglah ke arah tengah spons. Amati pergerakan dan bentuk dari spons.

d. Analisis:

Dari pengamatanmu, berilah penjelasan mengenai proses lipatan dan bentuk lipatan hingga mampu membentuk muka Bumi.

e. Kesimpulan:

Dari hasil analisismu berikanlah kesimpulannya. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.23 Sinklinorium sinklinal antiklinal sinklinal antiklinal Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.24 Antiklinorium 2 Patahan Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan kontak kemudian berpindah lokasi dislocateddisplaced. Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan compression dan gaya regangan tension. Ekspresi topografi dari adanya patahan sangat beraneka ragam, antara lain gawir sesar, triangle facet, lembah sesar, fault, rift, graben, horst, dan basin cekungan struktural. Pada perkembangannya, kenampakan ini mengalami perubahan akibat tenaga endogen. Ciri adanya patahan dapat kamu kenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok. Di Indonesia, beberapa patahan dapat kamu jumpai di Semangko Sumatra dan Piyungan Yogyakarta.