commit to user Karakter siswa-siswi kelas V tidak jauh berbeda dengan siswa kelas
lain dalam kegiatan belajar mata pelajaran matematika. Kebanyakan siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan. Hal ini nampak pada prestasi belajar siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam
pelajaran matematika khususnya dalam pokok bahasan operasi hitung pecahan. Pada operasi hitung pecahan ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
belajar, hal ini menjadi penyebab rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa, maka diperlukan suatu layanan bimbingan belajar yang bertujuan membantu individu siswa dalam
mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Salah satu bentuk layanan bimbingan belajar diantaranya dengan menerapankan pembelajaran remedial guna
membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang lebih optimal. Pengajaran remedial sendiri merupakan salah satu bentuk pengajaran khusus yang berfungsi
menyembuhkan, membetulkan, atau menjadikan lebih baik. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran remedial.
Dengan penelitian ini diharapkan siswa SD Negeri Pungsari 1 lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga prestasi belajar
matematika siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian kondisi awal yang ada di lapangan antara lain :
1. Masih banyak siswa di kelas V yang mengalami kesulitan belajar matematika.
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, tepatnya pada pokok bahasan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 oleh peneliti pada tanggal 3
commit to user Februari 2011 peneliti juga sebagai guru kelas V di SD Negeri Pungsari 1,
diperoleh data bahwa dari 18 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 11 siswa yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu 60, dengan nilai rata-rata yang
hanya sebesar 48,60, selengkapnya dapat diliihat pada lampiran 7. 2.
Rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan dan kurang berminat dalam
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tahap awal pembelajaran, siswa yang aktif terlibat
dalam proses pembelajaran baru mencapai 7 siswa atau 38,89. Berdasarkan hasil penyebaran angkat tentang motivasi belajar, dapat
diketahui bahwa rata-rata skor motivasi belajar yang diperoleh siswa baru mencapai 64,59. Skor tersebut masih berada di bawah rerata ideal sebesar 90.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 dan 25 Fabruari 2011. Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke-1 a.
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1, diketahui bahwa dari 18 siswa terdapat 11 siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah pada mata pelajaran matematika tepatnnya pada kompetensi dasar menjumlah dan mengurangkan pecahan. Rendahnya prestasi belajar tersebut
menjadi petunjuk adanya kesulitan belajar atau “gagal” belajar, artinya siswa mengalami kesulitan belajar. Selain observasi, peneliti juga melakukan
wawancara dan penyebaran angket motivasi belajar untuk mengetahui kesulitan- kesulitan dan keinginan siswa dalam pembelajaran serta mengetahui besarnya
motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Sebagai hasil evaluasi dan analisis dari data tersebut, peneliti
commit to user mengidentifikasi bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1 adalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang dikarenakan siswa mengalami kesulitan kemampuan dalam
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Dimana siswa diharuskan mampu untuk mengubah bentuk pecahan dari pecahan campuran ke pecahan biasa ataupun
sebaliknya dan menyamakan penyebut dalam operasi hitung pecahan dengan penyebut berbeda. Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan konsultasi dengan
kepala sekolah dan teman sejawat mengenai alternatif peningkatan prestasi dan motivasi belajar matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri
Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yaitu dengan penerapan pengajaran remedial.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tentang operasi hitung pecahan, peneliti melakukan langkah-langkah untuk
merencanakan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial antara lain: 1
Memilih kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan dan membuat indikator serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru dalam
pengajaran remedial matematika. Alasan memilih kompetensi dasar indikator tersebut adalah :
a. Kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan harus benar-benar dikuasi
oleh siswa, karena hal tersebut mempermudah penguasaan siswa terhadap materi secara penuh atau tuntas belajar serta kemungkinan besar tidak akan
mengganggu pembelajaran di tingkat selanjutnya, khususnya di kelas VI dan di tingkat selanjutnya.
b. Kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan nantinya dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. c.
Pemilihan kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masayarakat trehadap hasil belajar
sisiwa yang maksimal. 2
Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan tujuan program pengajaran remedial. RPP disusun 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi
waktu masing-masing 2 x 35 menit.
commit to user 3
Mepersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. 4
Menyiapkan lembar kerja 5
Menyiapkan blangko wawancara 6
Menyiapkan blangko angket motivasi 7
Menyiapkan blangko observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajan
8 Menyiapkan soal evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 dengan menerapkan pengajaran remedial dengan pokok bahasan operasi penjumlahan
pecahan. Kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan merapikan meja dan kursi
siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan angket motivasi kepada para
siswa. Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini. Guru mendiskripsikan materi tentang operasi penjumlahan pada pecahan,
kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan beberapa soal yang telah disiapkan oleh guru. Kemudian guru minta perwakilan
kelompok untuk maju ke depan untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan dalam kelompok. Setelah itu guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan
pemantapan dari materi yang telah dipelajari, kemudian guru mengadakan evaluasi belajar. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para
siswa selalu rajin belajar dan memberikan pekerjaan rumah.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
commit to user pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus I dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,11.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar kurang.
b. Guru memulai pembelajaran cukup.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru kurang.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran cukup.
f. Guru menggunakan bahasa cukup.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,10.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1 Hasil tes
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial adalah sebesar 15 dan nilai tertinggi sebesar 95. Nilai
commit to user rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 50,90.
Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-1, dapat diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti pembelajaran remedial baru 4 siswa atau 36,36
yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 63,64. Hasil tes matematika pada pertemuan ke-1 ini dapat disajikan
pada tebel 1 berikut dan dapat dilihat pada lampiran 12. Tabel 1 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus I
No Interval Nilai
Frekuensi Persentase
1 15 - 28
1 9,09
2 29 - 42
6 54,55
3 43 - 56
4 57 - 70
2 18,18
5 71 - 84
1 9,09
6 85 - 100
1 9,09
Jumlah 11
100 Dari tabel data frekuensi nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1
Siklus I di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 1 berikut.
Gambar 1 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus I
1 6
2 1
1 1
2 3
4 5
6 7
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user Dari tabel 1 dan gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa setelah
dilaksanakannya pertemuan ke-1 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak 1 siswa atau 9,09, 29-42 sebanyak 6 siswa atau 54,55, 43-
56 sebanyak 0 siswa atau 0, 67-70 sebanyak 2 siswa atau 18,18, 71-84 sebanyak 1 siswa atau 9,09 dan yang memperoleh nilai antara 85-100
sebanyak 1 siswa atau 9,09.
2 Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan
ke-1, motivasi belajar siswa dapat dikatakan masih rendah, hal ini berdasarkan perolehan skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 76,18. Hasil
penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 2 berikut dan dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 2 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Pertemuan ke-1 Siklus I
No Skor Berdasarkan Kategori
Frekuensi Presentase
1 Rendah
Skor antara 52-77 5
45,46 2
Sedang Skor antara 78-102
5 45,46
3 Tinggi
Skor antar 103-130 1
9,09 Jumlah
11 100
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu
dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 5 Siswa atau 45,46. jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor
antara 78-103 sebanyak 5 siswa atau 45,46. Sedangkan jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara
104-130 sebanyak 1 siswa atau 9,09. Data skor motivasi belajar siswa tersebut selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 2 berikut ini.
commit to user Gambar 2 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I
d. Refleksi
Setelah dilakukan pembelajaran pada pertemuan ke-1 dihasilkan refleksi sebagai berikut :
1 Meskipun sudah diterapkan pembelajaran remedial namun prestasi belajar
siswa belum menunjukkan hasil yang signifikan. Diketahui bahwa nilai rata- rata hasil belajar siswa yang baru mencapai 50,90. Diakui bahwa mengajar
guru belum menggunakan media dan metode yang sesuai sehingga anak terlihat kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini
terlihat dari hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Diketahui bahwa nilai rata-rata kektifan siswa
hanya 2,10. 2
Dari hasil wawancara guru dengan siswa, diketahui bahwa guru terlalu cepat dalam menerangkan dan sebagian besar siswa masih kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan menentukan KPK pada operasi hitung penjumlahan yang berpenyebut tidak sama. Dari hasil wawancara ini
guru melihat hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran yang dilakukan, diketahui nilai untuk aktivitas guru selama proses
pembelajaran hanya…cukup.
5 5
1 1
2 3
4 5
6
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user Sedangkan dari hasil refleksi non tes dengan pengisian angket motivasi
diketahui masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang berkisar dari sedang-rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa yang baru
mencapai 64,59. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas maka perlu ada upaya
perbaikan guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1. Salah satu alternatif yang dapat diupayakan diantaranya adalah
dengan mencoba menggunakan media dan metode yang sesuai serta bervariasi dalam pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan media gambar pecahan dan
mengefektifkan metode diskusi kelompok yang dapat membuat siswa lebih aktif.
Pertemuan ke-2 a.
Perencanaan Tindakan
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2011 dengan pokok bahasan operasi pengurangan pecahan. Pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP pertemuan ke-2, guru melakukan perbaikan yaitu dengan menggunakan media gambar pecahan dan mengoptimalkan metode diskusi
kelompok. Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputi : 1 guru
mempersiapkan RPP Terlampir, 2 mempersiapkan alat peraga pecahan, 3 menyiapkan instrument angket motivasi, 4 mempersiapkan instrument observasi,
5 mempersiapkan instrument wawancara, dan 6 mempersiapkan soal evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa. Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
commit to user “Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini. Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, berhak mendapatkan
reward
dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
commit to user pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,18.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran cukup.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
f. Guru menggunakan bahasa cukup.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,71.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1 Hasil tes
Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan ke-2 Siklus I yang dilaksanakan diakhir pertemuan ke-2, diketahui bahwa nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah sebesar 30 dan nilai tertinggi sebesar 85. Nilai rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-2 siklus I adalah 48,2. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 21. Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-2 ini, ketahui bahwa dari 11
siswa yang mengikuti pembelajaran remedial baru 4 siswa atau 36,4 yang
commit to user mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya yaitu 7 siswa atau 63,6 belum
tuntas. Hasil tes matematika pada pertemuan ke-2 Siklus I ini dapat disajikan pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 Data frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 Siklus I No
Interval Nilai Frekuensi
Persentase 1
29 – 42 5
45,46 2
43 – 56 2
18,18 3
57 – 70 4
36,36 Jumlah
11 100
Dari tabel 3 data frekuensi nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke- 2 Siklus I di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 3 berikut ini.
Gambar 3 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus I
Dari tabel 3 dan gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakannya pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara
15-28 sebanyak 1 siswa atau 9,09, 29-42 sebanyak 6 siswa atau 54,55, 43- 56 sebanyak 0 siswa atau 0, 67-70 sebanyak 2 siswa atau 18,18, 71-84
sebanyak 1 siswa atau 9,09 dan yang memperoleh nilai antara 85-100
5
2 4
1 2
3 4
5 6
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user sebanyak 1 siswa atau 9,09.
2 Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan
ke-2, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 76,18. Dari skor rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Hasil
penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 4 berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 4 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Pertemuan ke-2 Siklus I
No Skor Berdasarkan Kategori
Frekuensi 1
Rendah Skor antara 42-77
5 45,5
2 Sedang
Skor antara 78-102 6
54,5 3
Tinggi Skor antar 103-130
Jumlah 11
100 Dari tabel data tingkat motivasi belajar siswa tersebut, dapat diketahui
bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 5 Siswa atau 45,5.
Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 6 siswa atau 54,5. Jumlah siswa
dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104-130 sebanyak 0 siswa atau 0. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 4 berikut ini.
commit to user Gambar 4 Grafik Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2 Siklus I, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan dan mengoptimalkan metode diskusi kelompok belum efektif. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas belajar
siswa yang hanya sebesar 2,18. Sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajara sebesar 2,71. Selain itu jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar baru sebanyak 4 siswa atau 36,4. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-2 siklus II
belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa ternyata pada pokok bahasan
pengurangan pecahan ini para siswa merasa kesulitan untuk memahami materi, karena guru masih terlalu cepat dalam menerangkan dan media yang digunakan
kurang jelas, selain itu mereka kesulitan untuk menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan apabila operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak
sama. Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus I, dapat disajikan
pada tabel 5 berikut ini.
5 6
1 2
3 4
5 6
7
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user Tabel 5 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Siswa Pertemuan
1 Pertemuan
2 Jumlah
Nilai Rata-rata
Kriteria
B 70
70 140
70 Tuntas
C 40
60 100
50 Tdk Tuntas
D 40
40 80
40 Tdk Tuntas
E 15
45 70
35 Tdk Tuntas
G 35
30 65
32,5 Tdk Tuntas
H 70
60 130
65 Tuntas
L 95
60 145
72,5 Tuntas
N 40
35 75
37,5 Tdk Tuntas
O 80
55 135
67,5 Tuntas
P 35
40 75
37,5 Tdk Tuntas
Q 40
35 75
37,5 Tdk Tuntas
Jumlah 560
530 1090
545 Rata-rata
50,90 48,18
99,1 49,54
Persentase 36,4
36,4 36,4
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus I di atas, diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial baru 4 siswa atau 36,36 yang
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 7 siswa atau 63,64 belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum menunjukkan
perubahan yang berarti, diketahui dari nilai rata-rata siswa yang baru mencapai 49,54.
Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus I dapat ditampilkan pada tabel 6 berikut ini.
commit to user Tabel 6 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus I
Siswa Pertemuan
1 Pertemuan
2 Jumlah
Nilai Rata-rata
Kriteria
B 90
88 178
89 Sedang
C 62
62 126
62 Rendah
D 87
90 177
88,5 Sedang
E 52
52 104
52 Rendah
G 59
57 116
58 Rendah
H 92
91 183
91,5 Sedang
L 103
101 204
102 Sedang
N 89
85 174
87 Sedang
O 85
82 167
83,5 Sedang
P 59
61 120
60 Rendah
Q 62
69 131
65,5 Rendah
Jumlah 840
838 1678
839 Rata-rata
76,36 76,18
152,55 76,27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Diketahui bahwa jumlah siswa
yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa atau 45,56, sedangkan siswa yang memperoleh skor berkategori sedang
sebanyak 6 siswa atau 54,54. Skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 76,27, yang dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa tergolong rendah.
Dari acuan di atas maka peneliti memutuskan untuk melakukan tindak lanjut dari Siklus I, yaitu dengan mengadakan Siklus II. Hal-hal yang dijadikan
acuan peneliti pada Siklus II nanti adalah guru akan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan media gambar pecahan yang lebih menarik,
mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat
lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan pada siswa yang memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah.
commit to user
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Fabruari 2011 untuk pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 pada tanggal 2 Maret 2011. Masing-masing
pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Pertemuan Ke-1 a.
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil hasil evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran remedial operasi hitung pecahan belum menunjukkan peningkatan prestasi dan motivasi belajar bagi siswa berkesulitan matematika yang berarti.
Oleh karena itu disusun kembali rencana pembelajaran perbaikan, dimana peneliti akan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan media gambar
pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama,
dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang memang memiliki
prestasi dan motivasi belajar yanng rendah. Pada pertemuan ke-1 materi matematika yang diajarkan adalah operasi
hitung penjumlahan pecahan. Yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari 2011.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputi : 1 guru mempersiapkan RPP Terlampir, 2 mempersiapkan alat peraga pecahan, 3
menyiapkan instrument angket motivasi, 4 mempersiapkan instrument observasi, 5 mempersiapkan instrument wawancara, dan 6 mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-1 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
commit to user merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini. Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, berhak mendapatkan
reward
dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk
The Best
”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu operasi hitung penjumlahan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan. Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
commit to user
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus II dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,44.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,86.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1 Hasil tes
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus
commit to user I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial adalah sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 85. Nilai rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 65,45. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 21. Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa dari 11 siswa yang
mengikuti pembelajaran remedial ada 7 siswa atau 63,6 yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 36,4. Hasil
tes matematika pada pertemuan ke-1 ini dapat disajikan pada tebel 7 berikut ini.
Tabel 7 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus II
No Interval Nilai
Frekuensi Persentase
1 29 - 42
1 9,09
2 43 - 56
2 18,18
3 57 - 70
4 36,36
4 71 - 84
1 9,09
5 85 - 100
3 27,27
Jumlah 11
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0, 29-42 sebanyak 1 siswa atau 9,09, 43-56 sebanyak 2 siswa atau 18,18, 57-70 sebanyak 4 siswa atau 36,36, 71-84 sebanyak 1 siswa
atau 9,09, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 3 siswa atau 27,27. Selanjutnya dari data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1
Siklus II di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 5 berikut ini.
commit to user Gambar 5 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 50,90, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi 65,45. 2
Hasil Non Tes Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan ke-2, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 91,82. Dari skor
rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sedang. Hasil penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 8
berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Tabel 8 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori
Siklus II pertemuan ke-1 No
Kategori Jumlah
1 Rendah
Skor antara 42-77 3
27,3 2
Sedang Skor antara 78-102
5 45,4
3 Tinggi
Skor antar 103-130 3
27,3 Jumlah
11 100
1 2
4
1 3
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 3 Siswa atau 27,3. jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 5 siswa atau 45,5. Sedangkan jumlah siswa dengan
skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104- 130 sebanyak 3 siswa atau 27,3. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 6 berikut ini.
Gambar 6 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 76,27, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat
menjadi 91,82.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-1 Siklus II, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, guru mencoba mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
3 5
3
1 2
3 4
5 6
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user pendekatan pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata cukup efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-1 siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus I.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang masih dihadapi siswa adalah ketika harus menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan apabila
operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak sama.
Pertemuan ke-2 a.
Perencanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 materi matematika yang diajarkan adalah operasi hitung pengurangan pecahan, yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 2 Maret 2011.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pertemuan ke-2, guru melakukan perbaikan yaitu dengan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan
media gambar pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki
kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang
memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1 guru
mempersiapkan RPP Terlampir, 2 mempersiapkan alat peraga pecahan, 3 menyiapkan instrument angket motivasi, 4 mempersiapkan instrument observasi,
5 mempersiapkan instrument wawancara, dan 6 mempersiapkan soal evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
commit to user angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini. Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, berhak mendapatkan
reward
dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk
The Best
”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan. Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
commit to user pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus II dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran baik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,47.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru amat baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,05..
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1 Hasil tes
Berdasarkan hasil tes belajar pertemuan ke-2 Siklus II, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 50 dan nilai tertinggi
sebesar 80, dengan nilai rata-rata untuk sebesar 63,2. Hasil selengkapnya dapat
commit to user dilihat pada lampiran 21. Diketahui dari 11 siswa yang mengikuti pembelajaran
remedial ada 7 siswa atau 63,6 yang mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya yaitu 4 siswa atau 36,4 belum tuntas. Hasil tes matematika pada
Siklus I pertemuan ke-2 ini dapat disajikan pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada
Pertemuan ke-2 Siklus II No
Interval Nilai Frekuensi
Persentase 1
43 – 56 4
36,36 2
57 – 70 4
36,36 3
71 – 84 3
27,27 Jumlah
11 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakannya pertemuan ke-2 siklus II, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0, 43-56 sebanyak 4 siswa atau 27,27, 57-70 sebanyak 4 siswa atau 36,36, 71-84 sebanyak 3 siswa
atau 27,27, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 0 siswa atau 0. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1 Siklus II di
atas dapat disajikan ke dalam gambar 7 berikut.
Gambar 7 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus II Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
4 4
3
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 48,18, dan pada pertemuan ke-2 Siklus II meningkat menjadi 63,18. 2
Hasil Non Tes Dari hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa yang terdiri dari 26
butir pertanyaan. Diperoleh skor rata-rata sebesar 90,90. Dari skor rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sedang. Hasil penyebaran angket
motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 10 Data Tabel Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Pertemuan ke-2 Siklus II
No Kategori
Jumlah Persentase
1 Rendah
Skor antara 42-77 3
27,27 2
Sedang Skor antara 78-102
5 45,46
3 Tinggi
Skor antar 103-130 3
27,27 Jumlah
11 100
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 3 Siswa atau 27,27. Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar
kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 5 siswa atau 45,46. Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu
dengan rentang skor antara 104-130 sebanyak 3 siswa atau 27,27. Selanjutnya Data skor motivasi belajar siswa di atas selanjutnya dapat
digambarkan ke dalam gambar 8 berikut ini.
commit to user Gambar 8 Grafik Motivasi Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I skor rata-rata motivasi
belajar siswa adalah 91,82, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi 90,90.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2 Siklus II, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, guru mencoba mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
pendekatan pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata cukup efektif. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar…dan aktivitas
guru sebesar…. Selain itu meningkat pula jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa pada pertemuan ke-2 siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus I.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang masih dihadapi siswa adalah ketika harus menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan apabila
3 5
3
1 2
3 4
5 6
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak sama.
Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus II, dapat disajikan pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Siswa
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Jumlah Nilai
Rata-rata Kriteria
B 85
80 165
82,5 Tuntas
C 65
65 130
65 Tuntas
D 60
55 115
57,5 Blm Tuntas
E 50
50 100
50 Blm Tuntas
G 40
50 90
45 Blm Tuntas
H 80
80 160
80 Tuntas
L 90
70 160
80 Tuntas
N 55
60 115
57,5 Blm Tuntas
O 85
75 160
80 Tuntas
P 50
60 110
55 Blm Tuntas
Q 60
50 110
55 Blm Tuntas
Jumlah 720
695 1415
707,5 Rata-rata
65,45 63,18
128,64 64,31
Prosentase 63,6
63,6 45,5
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus II di atas, diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial sebanyak 5 siswa atau 45,5
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 6 siswa atau 54,5 belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan
perubahan yang cukup berarti dibandingkan siklus I dengan nilai rata-rata 64,31. Sedangkan skor motivasi belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan
pada tabel 12 berikut ini.
commit to user Tabel 12 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus II
Siswa Pertemuan
1 Pertemuan
2 Jumlah
Nilai Rata-rata
Kriteria
B 103
103 103
103 Sedang
C 90
89 179
89,5 Sedang
D 100
99 199
99,5 Sedang
E 75
70 145
72,5 Rendah
G 75
75 150
75 Rendah
H 104
103 207
103,5 Tinggi
L 106
103 209
104,5 Tinggi
N 98
97 195
97,5 Sedang
O 95
94 189
94,5 Sedang
P 75
77 152
76 Rendah
Q 89
90 179
89,5 Sedang
Jumlah 1010
1000 2010
1005 Rata-rata
91,82 90,90
182,73 91,36
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan siklsu
I. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah sebanyak 3 siswa atau 27,3, sedangkan siswa yang memperoleh
skor berkategori sedang sebanyak 6 siswa atau 54,5, dan siswa yang memperoleh skor berkategori tinggi sebanyak 2 siswa atau 18,2. Skor rata-rata
motivasi belajar siswa adalah 91,36 yang dapat dikategorikan sedang. Walaupun pada Siklus II ini sudah terlihat adanya peningkatan prestasi dan
motivasi belajar para siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 pada mata pelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung pecahan, namun hasil yang diperoleh
belum sesuai dengan apa yang menjadi target dari peneliti. Maka peneliti memutuskan untuk mengadakan tindak lanjut terhadap Siklus II ini, guna
mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Langkah yang diambil oleh peneliti adalah sama dengan langkah yang ditempuh oleh peneliti pada Siklus II, dan yang
commit to user menjadi titik berat pada siklus III nantinya adalah pendekatan yang lebih intensif
lagi terhadap para siswa yang memang sangat memerlukan bimbingan lebih atau siswa yang memiliki prestasi belajar paling rendah dari tiap siklusnya.
3. Tindakan Siklus III
Sebenarnya dalam penelitian ini hanya direncanakan sampai pada siklus II, namun dikarenakan ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran di
Siklus II, maka guru sekaligus peneliti memutuskan untuk mengadakan 1 Siklus lagi, agar hasil yang dicapai dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
ditargetkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Mengenai Tindakan Siklus III ini dilaksanakan selama 2 kali, pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 7
Maret 2011 dan 9 Maret 2011 untuk pertemuan ke-2. Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke-1 a.
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil hasil evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus II diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran remedial pada operasi hitung pecahan sudah dapat dilaksanakan denagn cukup efektif, namun demikian hasil yang diperoleh belum sesuai dengan
apa yang diharapkan dan ditargetkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti menyusun kembali rencana pembelajaran perbaikan, dimana
peneliti akan tetap menerapkan langakah-langkah pada siklus II, yaitu peneliti mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan media gambar pecahan
yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama, dengan
harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang memang memiliki prestasi dan
motivasi belajar yang rendah. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan pendekatan yang lebih intensif lagi terhadap para siswa yang memang sangat memerlukan
bimbingan lebih atau siswa yang memiliki prestasi belajar paling rendah dari tiap
commit to user siklus nya.pertemuan ke-1 ini dilaksanakan pada hari Rabu, 07 Maret 2011.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1 guru mempersiapkan RPP Terlampir, 2 mempersiapkan alat peraga pecahan, 3
menyiapkan instrument angket motivasi, 4 mempersiapkan instrument observasi, 5 mempersiapkan instrument wawancara, dan 6 mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-1 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa. Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan
reward
dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk
The Best
”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan. Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
commit to user yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus I dapat dilihat pada lampiran 26 dan 27.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran baik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar baik.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok baik.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 3,04.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar amat baik.
commit to user b.
Guru memulai pembelajaran baik. c.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru amat baik. d.
Pendekatan yang dilakukan guru amat baik. e.
Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik. f.
Guru menggunakan bahasa baik. g.
Guru mengakhiri pelajaran baik. h.
Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,29. Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut : 1
Hasil tes Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus
I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti pembelajaran remedial adalah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 90. Nilai
rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 71,8. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. Diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial ada 9 siswa atau 81,8 yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 18,2. Kemudian dapat
disajikan pada tabel 13 berikut ini. Tabel 13 Data Frekensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada
Pertemuan ke-1 Siklus III No
Interval Nilai Frekuensi
Persentase 1
43 – 56 2
18,18 2
57 – 70 5
45,46 3
71 – 84 4
85 – 100 4
36,36 Jumlah
11 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0, 43-56 sebanyak 2 siswa atau 18,18, 57-70 sebanyak 5 siswa atau 45,46, 71-84 sebanyak 0 siswa
atau 0, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 4 siswa atau
commit to user 36,36. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1 Siklus
II di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 9 berikut ini.
Gambar 9 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus III Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 50,90, nilai ini pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi
65,45, dan pada Siklus III mencapai 71,82. 2
Hasil Non Tes Dari penyebaran angket motivasi belajar siswa diperoleh skor rata-rata
sebesar 103,36. Dari skor rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa tinggi. Hasil penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan
ke dalam tabel 13 berikut ini dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. Tabel 14 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori
Siklus III pertemuan ke-1 No
Kategori Jumlah
1 Rendah
Skor antara 42-77 2
Sedang Skor antara 78-102
4 36,36
3 Tinggi
Skor antar 103-130 7
63,64 Jumlah
11 100
2 5
4
1 2
3 4
5 6
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user Dari data tabel motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 0 Siswa atau 0. jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 4 siswa atau 36,36. Sedangkan jumlah siswa
dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104-130 sebanyak 7 siswa atau 63,64. Data skor motivasi belajar siswa di
atas selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 10 berikut :
Gambar 10 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus III Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 2,93, pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi
3,53, dan skor rata-rata ini mencapai 3,87 pada siklus III.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-1 Siklus III, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, guru mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
pendekatan insentif pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata sangat efektif.
4 7
1 2
3 4
5 6
7 8
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar…dan
aktifitas guru sebesar…. Selain itu meningkat pula jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa pada pertemuan ke-1 siklus III mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus II.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa sudah dapat di atasi oleh masing-masing siswa. Walaupun pada pertemuan ini
masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan pembicaraan lebih lanjut, diketahui ternyata kedua siswa tersebut memang belum bisa berhitung dengan
lancar.
Pertemuan ke-2 a.
Perencanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 materi matematika yang diajarkan adalah pengurangan pecahan yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 9 Maret 2011. Pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pertemuan ke-2, guru melakukan perbaikan yaitu dengan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan
media gambar pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki
kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang
memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1 guru
mempersiapkan RPP Terlampir, 2 mempersiapkan alat peraga pecahan, 3 menyiapkan instrument angket motivasi, 4 mempersiapkan instrument observasi,
5 mempersiapkan instrument wawancara, dan 6 mempersiapkan soal evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
commit to user merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini. Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, berhak mendapatkan
reward
dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi. Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk
The Best
”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan. Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
commit to user
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus III dapat dilihat pada lampiran 32 dan 33.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cbaik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar baik.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok baik.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 3,07.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar amat baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru amat baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru amat baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa amat baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran amat baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,52.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1 Hasil tes
Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan ke-2 Siklus III yang
commit to user dilaksanakan diakhir pertemuan ke-2, diketahui bahwa nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 90. Nilai rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-2 siklus II adalah 70,5. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 31. Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-2 ini, ketahui bahwa dari 11
siswa yang mengikuti pembelajaran remedial ada 9 siswa atau 81,8 yang mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya yaitu 2 siswa atau 18,2 belum
tuntas. Hasil tes matematika pada Siklus I pertemuan ke-2 ini dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 15 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 Siklus III
No Interval Nilai
Frekuensi Persentase
1 43 - 56
1 9,09
2 57 - 70
7 63,64
3 71 - 84
1 9,09
4 85 - 100
2 18,18
Jumlah 11
100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya
pertemuan ke-2 siklus III, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak 0 siswa atau 0, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0, 43-56 sebanyak 1 siswa
atau 9,09, 57-70 sebanyak 7 siswa atau 63,64, 71-84 sebanyak 1 siswa atau 9,09, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 2 siswa atau
18,18. siswa yang memperoleh nilai antara 20-40 sebanyak 0 siswa atau 0, 41-60. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-2 Siklus
III di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 11 berikut.
commit to user Gambar 11 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus III
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 48,18, nilai ini meningkat menjadi 63,18 pada siklus II, dan pada Siklus III mencapai 70,45.
2 Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Skor rata-rata motivasi
belajar pada pertemuan ke-2 ini adalah sebesar 103,18. Dari skor rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa tinggi. Hasil penyebaran angket
motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 16 berikut ini dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
Tabel 16 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Siklus III Pertemuan ke-2
No Kategori
Jumlah 1
Rendah Skor antara 42-77
2 Sedang
Skor antara 78-102 4
36,36 3
Tinggi Skor antar 103-130
7 63,64
Jumlah 11
100
1 7
1 2
1 2
3 4
5 6
7 8
14.5 28.5
42.5 56.5
70.5 84.5
99.5
F r
e k
u e
n s
i
Nilai
commit to user Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 0 Siswa atau 0. Jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 4 siswa atau 36,36. Jumlah siswa dengan skor
motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104-130 sebanyak 7 siswa atau 63,64. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 12 berikut.
Gambar 12 Grafik Motivasi Belajar Siswa Siklus III Pertemuan ke-2 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 2,93, pada pertemuan ke-2 Siklus II meningkat menjadi
3,50, dan skor rata-rata ini mencapai 3,88 pada siklus III.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2 Siklus III, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, guru mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
4 7
1 2
3 4
5 6
7 8
Rendah Sedang
Tinggi
commit to user pendekatan insentif pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata sangat efektif.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar …dan aktivitas guru sebesar…. Selain itu terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-2 siklus III mengalami
peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus II. Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa
sudah dapat di atasi oleh masing-masing siswa. Walaupun pada pertemuan ini masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan pembicaraan lebih lanjut,
diketahui ternyata kedua siswa tersebut memang belum bisa berhitung dengan lancar.
Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus III, dapat disajikan pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III Siswa
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Jumlah Nilai
Rata-rata Kriteria
B 85
85 170
85 Tuntas
C 70
70 140
70 Tuntas
D 70
60 130
65 Tuntas
E 55
60 115
57,5 Blm Tuntas
G 55
55 110
55 Blm Tuntas
H 85
90 175
87,5 Tuntas
L 90
70 160
80 Tuntas
N 65
70 135
67,5 Tuntas
O 85
80 165
82,5 Tuntas
P 60
65 125
62,5 Tuntas
Q 70
70 140
70 Tuntas
Jumlah 790
775 1555
782,5 Rata-rata
71,81 70,45
141,36 71,13
Persentase 81,8
90,9 81,8
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus III di atas, diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial sebanyak 9 siswa atau 81,8
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 2 siswa atau 18,2 belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus III telah menunjukkan
commit to user perubahan yang sangat berarti dibandingkan siklus II dengan nilai rata-rata 71,13.
Sedangkan skor motivasi belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan pada tabel 18 berikut ini.
Tabel 18 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus III Siswa
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Jumlah Nilai
Rata-rata Kriteria
B 109
108 217
108,5 Tinggi
C 107
106 213
106,5 Tinggi
D 108
107 215
107,5 Tinggi
E 95
93 188
94 Sedang
G 90
92 182
91 Sedang
H 110
109 219
109,5 Tinggi
L 113
112 225
112,5 Tinggi
N 106
103 209
104,5 Tinggi
O 104
104 208
104 Tinggi
P 96
99 195
97,5 Sedang
Q 99
102 201
100,5 Sedang
Jumlah 1137
1135 2272
1136 Rata-rata
103,36 103,18
206,55 103,27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus III telah menunjukkan peningkatan yang sangat berarti dibandingkan dengan
siklus II. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa atau 0, sedangkan siswa yang
memperoleh skor berkategori sedang sebanyak 4 siswa atau 36,4, dan siswa yang memperoleh skor berkategori tinggi sebanyak 7 siswa atau 63,6. Skor
rata-rata motivasi belajar siswa adalah 103,27 yang dapat dikategorikan tinggi. Dari hasil pada siklus III disimpulkan bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan belajar sesuai yang ditargetkan. Maka peneliti memutuskan untuk mencukupkan tindakan perbaikan pada penelitian ini. Namun masih ada 2 siswa
yang belum mencapai ketuntasan, maka peneliti memutuskan untuk memberikan
commit to user pengayahan dan pendalaman materi kepada kedua siswa tersebut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi, dan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran remedial pada mata pelajaran
metematika, dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran, peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Peningkatan aktifitas siswa
dalam pembelajaran, diaantaranya : a.
Siswa lebih aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. b.
Siswa lebih aktif dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan guru. c.
Rasa ingin tahu, minat dan semangat siswa untuk belajar menjadi bertambah. d.
Rasa percaya diri, kemandirian dan keberanian siswa dalam pembelajaran menjadi bertambah.
e. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V Sekolah dasar Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 20102011.
Dengan menerapkan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika ternyata dapat berfungsi untuk mengatasi kesulitan dan hambatan siswa dalam
belajar matematika. Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
Peningkatan hasil dari sebelum tindakan hingga siklus III menunjukkan grafik yang meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah
siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada setiap siklus. Sebelum tindakan tidak ada satu siswa pun yang tuntas dalam belajar matematika. Pada
siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 4 siswa atau 36,36. Jumlah ini mengalami peningkatan pada siklus II hingga
mencapai 5 siswa tau 45,46. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan lagi hingga 9 siswa atau 81,82. Sisanya sebanyak 2
siswa atau 18,18 yang belum mencapai ketuntasan pada siklus III diberi pengayaan berupa pendalaman materi. Hasil perbandingan tingkat ketuntasan
belajar siswa pada sebelum siklus hingga siklus III dapat disajikan ke dalam
commit to user gambar 13 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran ….
Gambar 13 Grafik Perbandingan Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Peningkatan
Ketuntasan belajar
siswa juga
diimbangi dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan hanya 31,15. Nilai rata-rata ini pada siklus I menjadi 49,54.
Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 64,32 dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 71,13. Perbandingan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada sitiap siklus dapat disajikan ke dalam grafik gambar 14.
Gambar 14 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Refleksi hasil tindakan berdasarkan hasil non tes menunjukkan motivasi
4 5
9 11
7 6
2 2
4 6
8 10
12
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
tuntas tidak tuntas
31.15 49.54
64.32 71.13
10 20
30 40
50 60
70 80
Pra Siklus Siklus I
Siklus I Siklus II
commit to user belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Plupuh Sragen tahun pelajaran
20102011 secara umum mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mempunyai skor belajar dengan kategori tinggi
mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan. Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori rendah,
yaitu dengan rentang skor antara 52-77, sebelum tindakan adalah 8 siswa atau 72,7. Pada siklus I jumlah ini menurun menjadi sebanyak 5 siswa atau 45,46.
Jumlah ini mengalami penurunan menjadi sebanyak 3 siswa atau 27,27 pada siklus II. Kemudian pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi
berkategori rendah menurun menjadi 0 siswa atau 0 dari seluruh siswa. Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori sedang,
yaitu dengan rentang skor antara 78-103, sebelum tindakan adalah 3 siswa atau 27,27. Pada siklus I jumlah ini menurun menjadi sebanyak 6 siswa atau 54,54.
Jumlah ini tetap menjadi sebanyak 6 siswa atau 54,54 pada siklus II. Kemudian pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi berkategori sedang
menurun menjadi 4 siswa atau 36,36 dari seluruh siswa. Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori tinggi,
yaitu dengan rentang skor antara 104-130, sebelum tindakan adalah 0 siswa atau 0. Pada siklus I jumlah ini masih sama yaitu sebanyak 0 siswa atau 0. Jumlah
ini mengalami peningkatan menjadi sebanyak 2 siswa atau 18,18 pada siklus II. Kemudian pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi
berkategori tinggi meningkat menjadi 7 siswa atau 63,6 dari seluruh siswa. Data tersebut selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel 19 berikut ini.
Tabel 19 Skor Motivasi Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I hingga Siklus III No
Kategori Sebelum
Tindakan Siklus I
Siklus II
Siklus III
1 Rendah
Skor antara 42-77 8
5 3
2 Sedang
Skor antara 78-102 3
6 6
4 3
Tinggi Skor antar 103-130
2 7
Jumlah 11
11 11
11
commit to user Data peningkatan tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Pungsari 1, Plupuh, Sragen Tahun Pelajaran 20102011 dapat digambarkan ke dalam gambar 15, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran….
Gambar 15 Grafik Perbandingan Skor Motivasi Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I hingga Siklus III
Peningkatan skor motivasi belajar siswa juga diimbangi dengan meningkatnya skor rata-rata siswa pada setiap siklus. Nilai rata-rata siswa
sebelum tindakan hanya 64,59. Skor rata-rata ini pada siklus I menjadi 76,18. Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 91,36 dan selanjutnya meningkat lagi
pada siklus III hingga mencapai 103,27. Perbandingan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap siklus dapat disajikan ke dalam grafik gambar 16.
8
3 5
6
3 6
2 4
7
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Rendah Sedang
Tinggi Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Siklus III
commit to user Gambar 16 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa
Dari keseluruhan tindakan atau Siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran remedial dapat meningkatan prestasi
dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 pada mata pelajaran matematika. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan prestasi dan
motivasi belajar siswa pada setiap Siklusnya, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel dan gambar grafik.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan pembelajaran remedail dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010211.
64.59 76.18
91.36 103.27
20 40
60 80
100 120
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
commit to user
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada pembelajaran matematika dengan menerapkan pengajaran remedial pada siswa
kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011 selama tiga siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa pada pra siklus maupun disetiap siklusnya. Pada pra siklus, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar
siswa adalah sebesar 64,59. Setelah diadakan tindakan siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa menjadi 76,18. Kemudian skor ini meningkat pada
siklus II menjadi 91,36 dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 103,27.
2. Dengan penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan yang sangat berarti pada nilai rata-rata belajar siswa pada pra siklus maupun disetiap siklusnya. Pada pra siklus, diperoleh nilai rata-rata
kelas adalah sebesar 31,15. Kemudian setelah diadakan tindakan siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 49,54. Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 64,32
dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 71,13.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika yang dilakukan selama tiga siklus
terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.