commit to user membantunya dalam melakukan pembelajaran. Dengan adanya tutor dari
teman sendiri, diharapkan siswa termotivasi untuk belajar. 6
Metode Pengajaran Individual Pengajaran individual ini adalah interaksi antara guru-guru secara
individual dalam proses belajar mengajar. Pengajaran ini bersifat terapeutik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara
belajar siswa. Hasil dari pengajaran individual adalah perubahan prestasi belajar serta perubahan dalam pemahaman diri siswa Abu Ahmadi Widodo
Supriyono, 2004: 182.
g. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut ;
1 Meneliti kasus dengan permasalahannya
Tujuan penelitian kasus ini adalah peneliti memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kasus yang sedang diteliti, serta cara dan kemungkinan
pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus ini akan dapat ditemukan murid-murid yang perlu mendapatkan pengajaran remedial remedial
teaching. Selanjutnya meneliti dalam domain apa mengalami kesulitan apakah kognitifnya seperti hafalan, pemahaman ataukah aplikasinya : efektif
seperti pengganggapan, sikap maupun penghargaan, ataukah psikomotornya : ketrampilan, kemampuan ekspresinya dan lain-lainnya.
2 Menentukan tindakan yang harus dilakukan
Langkah ini sebagai usaha untuk melakukan karakteristik kasus yang ditangani. Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahan sebagai
berikut : a
Kasus ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan pengajaran remedial.
b Kasusnya cukup dan berat, maka sebelum diberikan pengajaran remedial
harus diberi layanan konseling lebih dahulu, yaitu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya.
commit to user 3
Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling Tujuan dari layanan khusus ini adalah mengusahakan agar siswa yang
menjadi kasus itu terbebas dari hambatan mental emosional ketegangan batin, sehingga siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar.
Dalam kenyataannya, guru juga dapat menghadapi masalah sendiri, apabila :
a Kasus yang mempunyai latar belakang kurang termotivasi dan minat
belajar. b
Kasus mempunyai latar belakang sikap negative terhadap guru. c
Kasus mempunyai latar belakng kebiasaan belajar salah. d
Kasus mempunyai latar belakang ketidakcocokkan antara keadaan pribadi dengan lingkungan dan programnya.
Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan mengenai berhasil tidaknya layanan pada langkah ke-3 ini yaitu :
a Menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalahnya.
b Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang.
c Mulai menyadari masalahnya secara realistis.
d Menunjukkan sikap positif dalam memilih langkah pemecahan berikutnya.
e Menunjukkan kesediaan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungnnya.
4 Langkah pelaksanaan pengajaran remedial
Sasaran pokok langkah ini adalah peningkatan prestasi belajar matematika dan peningkatan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan
operasi hitung pecahan. 5
Melakukan pengukuran terhadap prestasi belajar Pengukuran ini untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan
dalam pengajaran remedial sesuai dengan pembelajaran. Pengukuran prestasi ini dilakukan dengan alat tes.
6 Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik
Langkah ini adalah menafsirkan dengan membandingkan kriteria pada proses belajar mengajar. Hasil penafsiran dapat terjadi 3 kemungkinan : 1
commit to user kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria
yang diharapkan, 2 kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan, dan 3 kasus belum menunjukkan
perubahan yang berarti dalam hal prestasi Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 174-179.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu penggerak atau pendorong dalam diri
seseorang yang sangat penting. Dengan adanya motivasi seseorang dapat melakukan segala sesuatu untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu, termasuk
prestasi belajar yang baik. Maka dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Motivasi
belajar dapat ditumbuhkan dengan beberapa cara, diantaranya denagn pemberian angka, hadiah, sainagnkompetisi, ego evolvement, member ulanagn, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Sedangkan bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah
sangat rentan sekali untuk mengalami kesulitan dalam belajar Matematika. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian pengajaran perbaikan atau pengajaran remedial,
dimana pengajaran remedial ini bersifat mengobati, menyembuhkan atau membetulkan pengajaran dan membuat menjadi lebih baik dalam rangka
mencapai tujaun yang maksimal.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sigit Wirawan 2009 disimpulkan bahwa penerapan pengajaran remedial bilangan bulat dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa berkesulitan belajar pada mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Wonorejo Kecamatan Jatiyoso
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 20082009. Dari penelitian Siti Rohmaning Dyah Annahiyah 2010 disimpulkan
bahwa penggunaan pembelajaran remedial dapat meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas I SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun 20092010. Pada tahap pra tindakan